Penghalang Sepakat (Part 3)

21:51:00 0 Comments

Disalin dari buku: 
I'm with You Heart and Soul - SEPAKAT!!!
by: Joshua Christian


Part 1: http://bezaleel-uri-hur.blogspot.com/2012/07/penghalang-sepakat-part-1.html
Part 2: http://bezaleel-uri-hur.blogspot.com/2012/07/penghalang-sepakat-part-2.html

...


Kebekuan

            Sebenarnya, apakah kebekuan? Kebekuan dalah saat kita mematikan semua rasa yang ada di jiwa dan hati kita dan berlaku seolah kita kuat dan kita tahan disakiti, merasa kita tidak membutuhkan siapapun dan menjadi sangat apatis dan sangat mati. Saat dilukai kita hanya diam dan seolah-olah tidak ada yang terjadi. Kebekuan yang sangat bisa menyebabkan hati kita jadi penuh kepahitan dan bahkan dendam, semua kita tidak sadari dan kita merasa tidak ada yang terjadi dan tidak ada yang berubah, semuanya baik-baik saja dan tidak kenapa-kenapa, yang padahal kita sudah dalam pengaruh si jahat yang menyebabkan hati kita jadi beku.

            Saya pernah mengalami hal ini, kebekuan. Setiap orang hidup dalam gesekan, saling menyakiti, saling menjatuhkan, yang menjadi masalah adalah bagaimana kita mau merespon dan bagaimana kita bereaksi.

            Saya punya seorang cici, sahabat, teman, partner, saudara yang dekat dengan saya. Kita sering berdoa bersama, peperangan rohani bersama, doling, nari, menduduki, arak-arakan, dan sebagainya. Dia juga tempat dimana aku kadang bisa curhat. Kebekuan dimulai saat kita dilukai dan kita memiliki respon yang salah, yaitu kita memilih untuk diam dan menyimapn luka itu jauh di dalam hati kita yang terdalam.

            Hingga suatu hari, saya tahu bahwa sebenarnya apa yang saya curhatkan, apa yang suka saya share-kan, apa yang suka kita bicarakan, semua bocor dan diberitahukan pada orang lain. Hal tersebut membuat saya berpikir, buat apa saya cerita lagi, kalau semua itu pasti bocor? Jadi saya memutuskan “silent treatment”. Semuanya berjalan seperti biasa, bahkan dia tidak tahu bahwa saya sudah menjaga jarak dengan dia, tapi Tuhan tahu.

            Gap, jarak dan tembok besar yang mulai memisahkan, tanpa sadar saya sudah menjadi manusia salju yang besar dan sangat dingin. Mungkin kita berfikir kalau kebekuan kita terhadap seseorang tidak akan berdampak pada kehidupan kita semuanya. Faktanya, begitu kita mulai beku, iblis akan terus meniupkan hawa-hawa beku dan dingin yang akhirnya membuat kita menjadi sangat dingin, sangat apatis dan sangat tidak bersemangat.

            Saya mulai menari dengan tidak ada passion, menari seadanya, males berhubungan dengan semua orang, karena saya berpikir toh nanti luka lagi, toh annti dia nyakitin aku lagi, toh nanti kita saling melukai dan kesimpulannya, buat apa kita punya teman? Hal tersebut membuatku ada dalam satu posisi dimana saya tidak bisa mencari pintu keluar. Semuanya tertutup, saya tidak bisa mencari pintu keluar. Semuanya tertutup, saya tidak punya teman, saya tidak punya sahabat, saya kehilangan segalanya. Saya menari dengan kebekuan, saya menjalankan kehidupan saya semua dengan berpikir, buat apa saya melakukan ini, toh nanti begini. Buat apa saya begini, tuh liatkan si itu aja akhirnya begitu. Semua membuat saya hidup dengan apatis. Ga tau mau ngapain, ga au lagi melakukan apa. Tetapi selalu ada suara kecil yang berkata, aku harus melewati tembok kebekuan ini.

            Di saat-saat kita membeku, kita malah bisa melihat bahwa semuanya semakin baik, karena kita tidak dilukai, tidak ada yang bisa mengganggu kita, tidak ada yang terlalu dekat, dan bisa melukai kita. Tetapi sesungguhnya, kita sudah ada di dalam jerat iblis.
            Hingga suatu hari, sedang ada tugas dan kita berdoa bersama. Semua saling diem-dieman karena saya sudah memutuskan untuk membeku dan tidak banyak berbicara dengan dia. Doa dimulai, semua mulai sharing dan di hati mulai bingung, mau tetap beku atau keluar dari kebekuan. Bergumul lama, dan akhirnya saya memutuskan untuk keluar dari kebekuan. Dari suasana hening, berubah jadi tengang. Dan akhirnya saya keluar dari kebekuan dan Tuhan memulihkan banyak hal dan passionku pun balik.

            Satu-satunya cara untuk keluar dari kebekuan adalah pengakuan. Saat kita mengaku, maka kita sudah keluar dari kebekuan. Dan sisanya biarkan Tuhan yang bekerja. Tapi, kalau dia ngelukain lagi gimana? Tidak ada hidup yang sempurna, kita semua hidup dengan penuh gesekan dan tekanan dan saling melukai. Tapi apakah kita mau merespon dengan baik? Yaitu selalu mengampuni dan memberi kesempatan lagi? Itu adalah suatu pilihan. Pilihan untuk mengampuni atau membeku, pilihan untuk memberi kesempatan kedua atau tidak memberi kesempatan lagi dan menjadi apatis.

            Kebekuan juga menjadi penghalang untuk kita sepakat. Saat kita memutuskan untuk membeku, ada tembok besar yang memisahkan kita sehingga membuat adanya jarak yang sangat besar.

            Kebekuan dimulai saat kita dilukai dan kita memilih untuk menyimpan luka itu. Jangan biarkan luka itu membusuk di hati kita, tetapi biarkan Tuhan yang membebat hati kita.

            Kebekuan dan apatis tidak pernah membuat kita menjadi sosok yang semakin baik, kebekuan dan apatis adalah senjata iblis untuk menarik hati dan jiwa kita jauh dari Tuhan.

Bobby Hartanto

I pray that the eyes of your heart may be enlightened, so that you will know what is the hope of His calling, what are the riches of the glory of His inheritance in the saints, (Ephesians 1:18)

0 komentar: