Penghalang Sepakat (Part 3)
Disalin dari buku:
I'm with You Heart and Soul - SEPAKAT!!!by: Joshua Christian
Part 1: http://bezaleel-uri-hur.blogspot.com/2012/07/penghalang-sepakat-part-1.html
Part 2: http://bezaleel-uri-hur.blogspot.com/2012/07/penghalang-sepakat-part-2.html
...
Kebekuan
Sebenarnya, apakah kebekuan?
Kebekuan dalah saat kita mematikan semua rasa yang ada di jiwa dan hati kita
dan berlaku seolah kita kuat dan kita tahan disakiti, merasa kita tidak
membutuhkan siapapun dan menjadi sangat apatis dan sangat mati. Saat dilukai
kita hanya diam dan seolah-olah tidak ada yang terjadi. Kebekuan yang sangat
bisa menyebabkan hati kita jadi penuh kepahitan dan bahkan dendam, semua kita
tidak sadari dan kita merasa tidak ada yang terjadi dan tidak ada yang berubah,
semuanya baik-baik saja dan tidak kenapa-kenapa, yang padahal kita sudah dalam
pengaruh si jahat yang menyebabkan hati kita jadi beku.
Saya pernah mengalami hal ini,
kebekuan. Setiap orang hidup dalam gesekan, saling menyakiti, saling
menjatuhkan, yang menjadi masalah adalah bagaimana kita mau merespon dan
bagaimana kita bereaksi.
Saya punya seorang cici, sahabat,
teman, partner, saudara yang dekat dengan saya. Kita sering berdoa bersama,
peperangan rohani bersama, doling, nari, menduduki, arak-arakan, dan
sebagainya. Dia juga tempat dimana aku kadang bisa curhat. Kebekuan dimulai
saat kita dilukai dan kita memiliki respon yang salah, yaitu kita memilih untuk
diam dan menyimapn luka itu jauh di dalam hati kita yang terdalam.
Hingga suatu hari, saya tahu bahwa
sebenarnya apa yang saya curhatkan, apa yang suka saya share-kan, apa yang suka
kita bicarakan, semua bocor dan diberitahukan pada orang lain. Hal tersebut membuat
saya berpikir, buat apa saya cerita lagi, kalau semua itu pasti bocor? Jadi
saya memutuskan “silent treatment”. Semuanya berjalan seperti biasa, bahkan dia
tidak tahu bahwa saya sudah menjaga jarak dengan dia, tapi Tuhan tahu.
Gap, jarak dan tembok besar yang
mulai memisahkan, tanpa sadar saya sudah menjadi manusia salju yang besar dan
sangat dingin. Mungkin kita berfikir kalau kebekuan kita terhadap seseorang
tidak akan berdampak pada kehidupan kita semuanya. Faktanya, begitu kita mulai
beku, iblis akan terus meniupkan hawa-hawa beku dan dingin yang akhirnya
membuat kita menjadi sangat dingin, sangat apatis dan sangat tidak bersemangat.
Saya mulai menari dengan tidak ada
passion, menari seadanya, males berhubungan dengan semua orang, karena saya berpikir
toh nanti luka lagi, toh annti dia nyakitin aku lagi, toh nanti kita saling
melukai dan kesimpulannya, buat apa kita punya teman? Hal tersebut membuatku
ada dalam satu posisi dimana saya tidak bisa mencari pintu keluar. Semuanya
tertutup, saya tidak bisa mencari pintu keluar. Semuanya tertutup, saya tidak
punya teman, saya tidak punya sahabat, saya kehilangan segalanya. Saya menari
dengan kebekuan, saya menjalankan kehidupan saya semua dengan berpikir, buat
apa saya melakukan ini, toh nanti begini. Buat apa saya begini, tuh liatkan si
itu aja akhirnya begitu. Semua membuat saya hidup dengan apatis. Ga tau mau
ngapain, ga au lagi melakukan apa. Tetapi selalu ada suara kecil yang berkata,
aku harus melewati tembok kebekuan ini.
Di saat-saat kita membeku, kita
malah bisa melihat bahwa semuanya semakin baik, karena kita tidak dilukai,
tidak ada yang bisa mengganggu kita, tidak ada yang terlalu dekat, dan bisa
melukai kita. Tetapi sesungguhnya, kita sudah ada di dalam jerat iblis.
Hingga suatu hari, sedang ada tugas
dan kita berdoa bersama. Semua saling diem-dieman karena saya sudah memutuskan
untuk membeku dan tidak banyak berbicara dengan dia. Doa dimulai, semua mulai
sharing dan di hati mulai bingung, mau tetap beku atau keluar dari kebekuan. Bergumul
lama, dan akhirnya saya memutuskan untuk keluar dari kebekuan. Dari suasana
hening, berubah jadi tengang. Dan akhirnya saya keluar dari kebekuan dan Tuhan
memulihkan banyak hal dan passionku pun balik.
Satu-satunya cara untuk keluar dari
kebekuan adalah pengakuan. Saat kita mengaku, maka kita sudah keluar dari
kebekuan. Dan sisanya biarkan Tuhan yang bekerja. Tapi, kalau dia ngelukain
lagi gimana? Tidak ada hidup yang sempurna, kita semua hidup dengan penuh
gesekan dan tekanan dan saling melukai. Tapi apakah kita mau merespon dengan
baik? Yaitu selalu mengampuni dan memberi kesempatan lagi? Itu adalah suatu
pilihan. Pilihan untuk mengampuni atau membeku, pilihan untuk memberi
kesempatan kedua atau tidak memberi kesempatan lagi dan menjadi apatis.
Kebekuan juga menjadi penghalang
untuk kita sepakat. Saat kita memutuskan untuk membeku, ada tembok besar yang
memisahkan kita sehingga membuat adanya jarak yang sangat besar.
Kebekuan dimulai saat kita dilukai
dan kita memilih untuk menyimpan luka itu. Jangan biarkan luka itu membusuk di
hati kita, tetapi biarkan Tuhan yang membebat hati kita.
0 komentar: