Ibadah Minggu IFGF Palembang, 23 Maret 2014
IBADAH MINGGU IFGF PALEMBANG
23 MARET 2014
By: Ps. Pendy Sofian
Di masa-masa kita berkata mengenai penggenapan janji Tuhan, akan ada fase dimana janji Tuhan digenapi, dan ada fase di antara janji diberikan dengan janji itu digenapi, dan ini merupakan masa yang panjang. Di fase ini ada yang jatuh, ada yang tidak sabar menunggu janji Tuhan tersebut, dan sebenarnya wajar, karena menunggu dan menanti-nantikan janji itu memang tidak enak.. Akan timbul dimana ada masa kita menantikan dan mempertanyakan janji Tuhan.. Seringkali di masa ini banyak mempertanyakan janji Tuhan dan akhirnya orang tersebut jadi orang yang apatis .
Ada yang namanya Saul, dia dipilih oleh bangsa Israel, namun pada akhirnya ada titik fatal ketika pengurapan Saul dipindahkan kepada Daud.. Samuel sempat berkata kepada Saul untuk menunggunya 7 hari, lalu Tuhan yang akan memimpin peperangan tersebut. Namun ketika itu Saul sudah menunggu hingga hari ke-7, Samuel belum juga datang, dan Samuel telah berkata kepada Saul untuk menunggu Samuel untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan, namun ketika Saul melihat rakyat mulai meninggalkan dia, dia akhirnya membakar korban sendiri, dan setelah korban bakaran itu selesai, Samuel datang, sehingga pada saat itu Samuel berkata kepada Saul bahwa ketaatan lebih baik daripada korban bakaran.
Jangan sampai kita tidak sabar menunggu janji Tuhan, jangan sampai kita melakukan apa yang kita pikirkan sendiri, karena akhirnya akan jadi fatal. Setiap Daud mengalami fase-fase penting, dia selalu menunggu Tuhan, menunggu jawaban Tuhan, walau kenyataannya dia juga pernah mengalami posisi yang sangat terdesak sekalipun. Di saat itu, ketika istri-istri mereka diculik, rakyatnya mulai meninggalkan Daud, Daud memilih keputusan untuk bertanya kepada Tuhan. Dia punya hati yang sabar dan tidak gegabah sekalipun dia melihat hal yang tidak enak terjadi dalam kehidupannya. Daud itu bukan seorang nabi, dia bukan orang pelihat ataupun orang yang bisa mendengar suara Tuhan secara audibel, karena pesan-pesan penting dalam hidupnya sebagian besar disampaikan melalui nabi-nabi.
Daud membuktikan sekalipun dia tidak punya karunia setajam Samuel ataupun nabi-nabi lain, tapi dia bisa menjadi the man after His own heart. Daud bisa jadi orang yang paling intim, melebihi nabi-nabi yang pernah melihat dan mendengar Tuhan. Jangan batasi karunia itu sebagai batasan untuk engkau intim dengan Tuhan.
Seringkali pola pikir kita kepada Tuhan akan mempengaruhi bagaimana kita bertindak dengan Tuhan. Perjanjian Tuhan dengan umatnya bukan perjanjian yang selevel, bukan perjanjian bisnis, tapi perjanjianNya itu dengan tingkat yang berbeda. Kalau perjanjian bisnis, kita lakukan bagian kita, Tuhan beri bagianNya untuk kita. Memang ada harga yang harus kita bayar, tapi lebih dari itu, perjanjian Tuhan dengan kita itu seperti perjanjian Bapa dengan anakNya. Misalnya ketika seorang bapak berjanji kepada anaknya, jika ia ranking, dia akan diajak bapaknya ke HongKong. Ketika seorang bapak berjanji seperti itu kepada anaknya, bapak tersebut akan selalu berharap bahwa anaknya akan berhasil dan meraih janji itu. Bapak tersebut pasti akan mendukung anaknya habis-habisan agar anaknya bisa meraih janji tersebut, bapak tersebut tidak mungkin senang ketika anaknya belum bisa mendapatkan janji dari bapak itu. Ketika Tuhan berjanji dalam kehidupan kita, Dia itu Tuhan juga yang selalumendukung kita, bahkan akan melakukan intervensi agar janjiNya tetap jadi dalam hidup kita. Dia Tuhan yang sangat senang jika kita bisa meraih janjiNya.
Tuhan itu bukan seperti penjaga tiket yang di timezone, yang hanya memberi sesuai dengan apa yang engkau bisa, tapi Dia datang sebagai Bapa pada anakNya, Dia akan bertanya, misalnya anaknya ingin suatu hadiah yang memerlukan 1000 tiket, Dia akan membantu kita dalam meraih 1000 tiket tersebut, hingga kita bisa meraih semuanya, baik memberi anak tersebut bermain sangat banyak ataupun bahkan bapak tersebut ikut bermain bersama anaknya untuk mendapatkan tiket dengan jumlah tersebut. Ketika Dia janji sesuatu dalam hidupmu, Dia juga Allah yang akan mendukung engkau hingga engkau bisa mendapatkan semuanya.
Tuhan memproteksi Abraham sedemikian rupa hingga janjiNya tetap jadi atas Abraham.
Kejadian 15:1-6
1: Kemudian datanglah firman TUHAN kepada Abram dalam suatu penglihatan: "Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar ."
2: Abram menjawab: "Ya Tuhan ALLAH, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak, dan yang akan mewarisi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu."
3: Lagi kata Abram: "Engkau tidak memberikan kepadaku keturunan, sehingga seorang hambaku nanti menjadi ahli warisku."
4: Tetapi datanglah firman TUHAN kepadanya, demikian: "Orang ini tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli warismu."
5: Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."
6: Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.
Di Kejadian 15:4 itu dikatakan bahwa bukan hambamu (Eliezer) yang akan menjadi ahli waris, tapi anak kandungnya Abraham yang akan menjadi ahli waris. Ini pertama kalinya Tuhan berjanji tentang keturunan kepada Abraham. Ketika Abraham menerima janji ini, inilah keadaannya.
Kejadian 16:1-6
1: Adapun Sarai, isteri Abram itu, tidak beranak. Ia mempunyai seorang hamba perempuan, orang Mesir, Hagar namanya.
2: Berkatalah Sarai kepada Abram: "Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak." Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai.
3: Jadi Sarai, isteri Abram itu, mengambil Hagar, hambanya, orang Mesir itu, --yakni ketika Abram telah sepuluh tahun tinggal di tanah Kanaan--,lalu memberikannya kepada Abram, suaminya, untuk menjadi isterinya.
4: Abram menghampiri Hagar, lalu mengandunglah perempuan itu. Ketika Hagar tahu, bahwa ia mengandung, maka ia memandang rendah akan nyonyanya itu.
5: Lalu berkatalah Sarai kepada Abram: "Penghinaan yang kuderita ini adalah tanggung jawabmu; akulah yang memberikan hambaku ke pangkuanmu, tetapi baru saja ia tahu, bahwa ia mengandung, ia memandang rendah akan aku; TUHAN kiranya yang menjadi Hakim antara aku dan engkau."
6: Kata Abram kepada Sarai: "Hambamu itu di bawah kekuasaanmu; perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik." Lalu Sarai menindas Hagar, sehingga ia lari meninggalkannya.
Tuhan berfirman juga kepada Sara, namun dia punya satu fakta bahwa ia tidak beranak. Lalu ketka Hagar mengandung, Hagar mulai bertindak congkak kepada Sara, karena ketika itu kalau seorang budak bisa melahirkan anak untuk tuannya, budak itu akan naik tingkat, setara dengan nyonyanya, dan tidak bisa dijual lagi. Ketika 86 tahun, Abraham mendapatkan Ismail, dan ia mendapatkan anak kandungnya dia sendiri. Ketika Ismail lahir, dia bangga, karena dia berpikir kalau Ismail itulah yang akan mewariskan semuanya. Dari umur 86-99, Abraham berpikir kalau Ismail lah yang akan jadi keturunannya yang mewariskan janji Tuhan itu, tapi di umur 99 itu Tuhan berfirman berikut.
Kejadian 17:1-14
1: Ketika Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman kepadanya: "Akulah Allah Yang Mahakuasa, hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela.
Ada yang namanya Saul, dia dipilih oleh bangsa Israel, namun pada akhirnya ada titik fatal ketika pengurapan Saul dipindahkan kepada Daud.. Samuel sempat berkata kepada Saul untuk menunggunya 7 hari, lalu Tuhan yang akan memimpin peperangan tersebut. Namun ketika itu Saul sudah menunggu hingga hari ke-7, Samuel belum juga datang, dan Samuel telah berkata kepada Saul untuk menunggu Samuel untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan, namun ketika Saul melihat rakyat mulai meninggalkan dia, dia akhirnya membakar korban sendiri, dan setelah korban bakaran itu selesai, Samuel datang, sehingga pada saat itu Samuel berkata kepada Saul bahwa ketaatan lebih baik daripada korban bakaran.
Jangan sampai kita tidak sabar menunggu janji Tuhan, jangan sampai kita melakukan apa yang kita pikirkan sendiri, karena akhirnya akan jadi fatal. Setiap Daud mengalami fase-fase penting, dia selalu menunggu Tuhan, menunggu jawaban Tuhan, walau kenyataannya dia juga pernah mengalami posisi yang sangat terdesak sekalipun. Di saat itu, ketika istri-istri mereka diculik, rakyatnya mulai meninggalkan Daud, Daud memilih keputusan untuk bertanya kepada Tuhan. Dia punya hati yang sabar dan tidak gegabah sekalipun dia melihat hal yang tidak enak terjadi dalam kehidupannya. Daud itu bukan seorang nabi, dia bukan orang pelihat ataupun orang yang bisa mendengar suara Tuhan secara audibel, karena pesan-pesan penting dalam hidupnya sebagian besar disampaikan melalui nabi-nabi.
Daud membuktikan sekalipun dia tidak punya karunia setajam Samuel ataupun nabi-nabi lain, tapi dia bisa menjadi the man after His own heart. Daud bisa jadi orang yang paling intim, melebihi nabi-nabi yang pernah melihat dan mendengar Tuhan. Jangan batasi karunia itu sebagai batasan untuk engkau intim dengan Tuhan.
Seringkali pola pikir kita kepada Tuhan akan mempengaruhi bagaimana kita bertindak dengan Tuhan. Perjanjian Tuhan dengan umatnya bukan perjanjian yang selevel, bukan perjanjian bisnis, tapi perjanjianNya itu dengan tingkat yang berbeda. Kalau perjanjian bisnis, kita lakukan bagian kita, Tuhan beri bagianNya untuk kita. Memang ada harga yang harus kita bayar, tapi lebih dari itu, perjanjian Tuhan dengan kita itu seperti perjanjian Bapa dengan anakNya. Misalnya ketika seorang bapak berjanji kepada anaknya, jika ia ranking, dia akan diajak bapaknya ke HongKong. Ketika seorang bapak berjanji seperti itu kepada anaknya, bapak tersebut akan selalu berharap bahwa anaknya akan berhasil dan meraih janji itu. Bapak tersebut pasti akan mendukung anaknya habis-habisan agar anaknya bisa meraih janji tersebut, bapak tersebut tidak mungkin senang ketika anaknya belum bisa mendapatkan janji dari bapak itu. Ketika Tuhan berjanji dalam kehidupan kita, Dia itu Tuhan juga yang selalumendukung kita, bahkan akan melakukan intervensi agar janjiNya tetap jadi dalam hidup kita. Dia Tuhan yang sangat senang jika kita bisa meraih janjiNya.
Tuhan itu bukan seperti penjaga tiket yang di timezone, yang hanya memberi sesuai dengan apa yang engkau bisa, tapi Dia datang sebagai Bapa pada anakNya, Dia akan bertanya, misalnya anaknya ingin suatu hadiah yang memerlukan 1000 tiket, Dia akan membantu kita dalam meraih 1000 tiket tersebut, hingga kita bisa meraih semuanya, baik memberi anak tersebut bermain sangat banyak ataupun bahkan bapak tersebut ikut bermain bersama anaknya untuk mendapatkan tiket dengan jumlah tersebut. Ketika Dia janji sesuatu dalam hidupmu, Dia juga Allah yang akan mendukung engkau hingga engkau bisa mendapatkan semuanya.
Tuhan memproteksi Abraham sedemikian rupa hingga janjiNya tetap jadi atas Abraham.
Kejadian 15:1-6
1: Kemudian datanglah firman TUHAN kepada Abram dalam suatu penglihatan: "Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar ."
2: Abram menjawab: "Ya Tuhan ALLAH, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak, dan yang akan mewarisi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu."
3: Lagi kata Abram: "Engkau tidak memberikan kepadaku keturunan, sehingga seorang hambaku nanti menjadi ahli warisku."
4: Tetapi datanglah firman TUHAN kepadanya, demikian: "Orang ini tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli warismu."
5: Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."
6: Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.
Di Kejadian 15:4 itu dikatakan bahwa bukan hambamu (Eliezer) yang akan menjadi ahli waris, tapi anak kandungnya Abraham yang akan menjadi ahli waris. Ini pertama kalinya Tuhan berjanji tentang keturunan kepada Abraham. Ketika Abraham menerima janji ini, inilah keadaannya.
Kejadian 16:1-6
1: Adapun Sarai, isteri Abram itu, tidak beranak. Ia mempunyai seorang hamba perempuan, orang Mesir, Hagar namanya.
2: Berkatalah Sarai kepada Abram: "Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak." Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai.
3: Jadi Sarai, isteri Abram itu, mengambil Hagar, hambanya, orang Mesir itu, --yakni ketika Abram telah sepuluh tahun tinggal di tanah Kanaan--,lalu memberikannya kepada Abram, suaminya, untuk menjadi isterinya.
4: Abram menghampiri Hagar, lalu mengandunglah perempuan itu. Ketika Hagar tahu, bahwa ia mengandung, maka ia memandang rendah akan nyonyanya itu.
5: Lalu berkatalah Sarai kepada Abram: "Penghinaan yang kuderita ini adalah tanggung jawabmu; akulah yang memberikan hambaku ke pangkuanmu, tetapi baru saja ia tahu, bahwa ia mengandung, ia memandang rendah akan aku; TUHAN kiranya yang menjadi Hakim antara aku dan engkau."
6: Kata Abram kepada Sarai: "Hambamu itu di bawah kekuasaanmu; perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik." Lalu Sarai menindas Hagar, sehingga ia lari meninggalkannya.
Tuhan berfirman juga kepada Sara, namun dia punya satu fakta bahwa ia tidak beranak. Lalu ketka Hagar mengandung, Hagar mulai bertindak congkak kepada Sara, karena ketika itu kalau seorang budak bisa melahirkan anak untuk tuannya, budak itu akan naik tingkat, setara dengan nyonyanya, dan tidak bisa dijual lagi. Ketika 86 tahun, Abraham mendapatkan Ismail, dan ia mendapatkan anak kandungnya dia sendiri. Ketika Ismail lahir, dia bangga, karena dia berpikir kalau Ismail itulah yang akan mewariskan semuanya. Dari umur 86-99, Abraham berpikir kalau Ismail lah yang akan jadi keturunannya yang mewariskan janji Tuhan itu, tapi di umur 99 itu Tuhan berfirman berikut.
Kejadian 17:1-14
1: Ketika Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman kepadanya: "Akulah Allah Yang Mahakuasa, hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela.
2: Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau, dan Aku akan membuat engkau sangat banyak."
3: Lalu sujudlah Abram, dan Allah berfirman kepadanya:
4: "Dari pihak-Ku, inilah perjanjian-Ku dengan engkau: Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa.
3: Lalu sujudlah Abram, dan Allah berfirman kepadanya:
4: "Dari pihak-Ku, inilah perjanjian-Ku dengan engkau: Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa.
5: Karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham, karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa.
6: Aku akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak; engkau akan Kubuat menjadi bangsa-bangsa, dan dari padamu akan berasal raja-raja.
7: Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu.
8: Kepadamu dan kepada keturunanmu akan Kuberikan negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing, yakni seluruh tanah Kanaan akan Kuberikan menjadi milikmu untuk selama-lamanya; dan Aku akan menjadi Allah mereka."
9: Lagi firman Allah kepada Abraham: "Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu turun-temurun.
10: Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat;
11: haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu.
12: Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu.
13: Orang yang lahir di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan uang harus disunat; maka dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu menjadi perjanjian yang kekal.
14: Dan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya: ia telah mengingkari perjanjian-Ku."
Ketika itu Tuhan datang kepada Abraham, dan Tuhan mengganti nama Abram menjadi Abraham. Dia tidak menyangkal setiap Firman yang diberikan kepadanya, dia mengaminkan semua Firman tersebut sampai di ayat 14, tapi di ayat 15 terjadi yang demikian:
Kejadian 17:15-17
7: Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu.
8: Kepadamu dan kepada keturunanmu akan Kuberikan negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing, yakni seluruh tanah Kanaan akan Kuberikan menjadi milikmu untuk selama-lamanya; dan Aku akan menjadi Allah mereka."
9: Lagi firman Allah kepada Abraham: "Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu turun-temurun.
10: Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat;
11: haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu.
12: Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu.
13: Orang yang lahir di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan uang harus disunat; maka dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu menjadi perjanjian yang kekal.
14: Dan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya: ia telah mengingkari perjanjian-Ku."
Ketika itu Tuhan datang kepada Abraham, dan Tuhan mengganti nama Abram menjadi Abraham. Dia tidak menyangkal setiap Firman yang diberikan kepadanya, dia mengaminkan semua Firman tersebut sampai di ayat 14, tapi di ayat 15 terjadi yang demikian:
Kejadian 17:15-17
15: Selanjutnya Allah berfirman kepada Abraham: "Tentang isterimu Sarai, janganlah engkau menyebut dia lagi Sarai, tetapi Sara, itulah namanya.
16: Aku akan memberkatinya, dan dari padanya juga Aku akan memberikan kepadamu seorang anak laki-laki, bahkan Aku akan memberkatinya, sehingga ia menjadi ibu bangsa-bangsa; raja-raja bangsa-bangsa akan lahir dari padanya."
17: Lalu tertunduklah Abraham dan tertawa serta berkata dalam hatinya: "Mungkinkah bagi seorang yang berumur seratus tahun dilahirkan seorang anak dan mungkinkah Sara, yang telah berumur sembilan puluh tahun itu melahirkan seorang anak?"
Abraham tertunduk ketika mendengar tentang Sara, karena dari saat itu dia selalu berpikir kalau anak perjanjiannya itu adalah Ismail. Ketika Abraham ada di posisi ini, dia tidak berada di posisi yang enak, karena dia berpikir Ismail yang akan menjadi keturunannya, namun tiba-tiba dikatakan kalau keturunan yang dijanjikan adalah keturunan yang berasal dari Sara.
Arti nama Sarai dalam bahasa Inggrisnya itu orang yang cerewet, suka berdebat. Makanya ketika itu, dalam perjalanan Abraham, Sarai seringkali cerewet dst. Kenapa Abraham bisa melepas Sara kepada Abimelekh saat itu? Karena dia sudah tidak mengharapkan Sara lagi.
16: Aku akan memberkatinya, dan dari padanya juga Aku akan memberikan kepadamu seorang anak laki-laki, bahkan Aku akan memberkatinya, sehingga ia menjadi ibu bangsa-bangsa; raja-raja bangsa-bangsa akan lahir dari padanya."
17: Lalu tertunduklah Abraham dan tertawa serta berkata dalam hatinya: "Mungkinkah bagi seorang yang berumur seratus tahun dilahirkan seorang anak dan mungkinkah Sara, yang telah berumur sembilan puluh tahun itu melahirkan seorang anak?"
Abraham tertunduk ketika mendengar tentang Sara, karena dari saat itu dia selalu berpikir kalau anak perjanjiannya itu adalah Ismail. Ketika Abraham ada di posisi ini, dia tidak berada di posisi yang enak, karena dia berpikir Ismail yang akan menjadi keturunannya, namun tiba-tiba dikatakan kalau keturunan yang dijanjikan adalah keturunan yang berasal dari Sara.
Arti nama Sarai dalam bahasa Inggrisnya itu orang yang cerewet, suka berdebat. Makanya ketika itu, dalam perjalanan Abraham, Sarai seringkali cerewet dst. Kenapa Abraham bisa melepas Sara kepada Abimelekh saat itu? Karena dia sudah tidak mengharapkan Sara lagi.
Kejadian 17:18-19
18: Dan Abraham berkata kepada Allah: "Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu!"
19: Tetapi Allah berfirman: "Tidak, melainkan isterimu Saralah yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya.
Abraham itu sangat sayang kepada Ismail, bahkan ketika Sara menyuruh Abraham mengusir Hagar, dia sebenarnya tidak mau, dia marah, namun mau tidak mau dia harus mengusirnya.
Ketika engkau mendapatkan janji Tuhan, mungkin engkau bisa seperti Abraham. Mungkin Tuhan janji kemakmuran, kesembuhan, dll. Di tengah janji, mungkin kita mulai berusaha dengan kekuatan kita, dengan pemikiran kita, dan bahkan mungkin ketika engkau melakukan sesuatu dengan caramu sendiri dan itu seperti membuahkan hasil, contohnya seperti Abraham menghasilkan Ismail. Tapi ketika engkau mulai menggunakan pikiranmu sendiri, bergantung dengan orang lain, mulai bergantung dengan hamba Tuhan sekalipun, belum tentu itu cara Tuhan dalam hidupmu. Biarkan Tuhan yang meneguhkan hatimu.
Sebagaimana Tuhan menetapkan kembali perjanjianNya kepada Abraham, begitu juga hari ini, Tuhan mau meneguhkan kembali perjanjianNya kepada kita. Kalau selama ini engkau sudah capek dan engkau sudah lakukan berbagai macam cara, ketika Tuhan datang meneguhkan perjanjianNya, setahun kemudian Abraham mendapatkan janji tersebut jadi nyata dalam hidupnya. Kuatkan dan teguhkan hatimu.. Bertobat kalau engkau melakukan semuanya dengan caramu sendiri.
18: Dan Abraham berkata kepada Allah: "Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu!"
19: Tetapi Allah berfirman: "Tidak, melainkan isterimu Saralah yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya.
Abraham itu sangat sayang kepada Ismail, bahkan ketika Sara menyuruh Abraham mengusir Hagar, dia sebenarnya tidak mau, dia marah, namun mau tidak mau dia harus mengusirnya.
Ketika engkau mendapatkan janji Tuhan, mungkin engkau bisa seperti Abraham. Mungkin Tuhan janji kemakmuran, kesembuhan, dll. Di tengah janji, mungkin kita mulai berusaha dengan kekuatan kita, dengan pemikiran kita, dan bahkan mungkin ketika engkau melakukan sesuatu dengan caramu sendiri dan itu seperti membuahkan hasil, contohnya seperti Abraham menghasilkan Ismail. Tapi ketika engkau mulai menggunakan pikiranmu sendiri, bergantung dengan orang lain, mulai bergantung dengan hamba Tuhan sekalipun, belum tentu itu cara Tuhan dalam hidupmu. Biarkan Tuhan yang meneguhkan hatimu.
Sebagaimana Tuhan menetapkan kembali perjanjianNya kepada Abraham, begitu juga hari ini, Tuhan mau meneguhkan kembali perjanjianNya kepada kita. Kalau selama ini engkau sudah capek dan engkau sudah lakukan berbagai macam cara, ketika Tuhan datang meneguhkan perjanjianNya, setahun kemudian Abraham mendapatkan janji tersebut jadi nyata dalam hidupnya. Kuatkan dan teguhkan hatimu.. Bertobat kalau engkau melakukan semuanya dengan caramu sendiri.
- ALL BY HIS GRACE - TO GOD BE THE GLORY -
- HIS KINGDOM BE ESTABLISHED IN ALL NATIONS -
0 komentar: