AoC Bandung, 10 Maret 2014 (Pdt. Petrus Hadi)
AoC Bandung
10 MARET 2014
By: Pdt. Petrus Hadi
Ayub 1:1-12
1: Ada seorang
laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan jujur; ia takut akan
Allah dan menjauhi kejahatan.
2: Ia mendapat
tujuh anak laki-laki dan tiga anak perempuan.
3: Ia memiliki
tujuh ribu ekor kambing domba, tiga ribu ekor unta, lima ratus pasang lembu,
lima ratus keledai betina dan budak-budak dalam jumlah yang sangat besar,
sehingga orang itu adalah yang terkaya dari semua orang di sebelah timur.
4: Anak-anaknya yang
lelaki biasa mengadakan pesta di rumah mereka masing-masing menurut giliran dan
ketiga saudara perempuan mereka diundang untuk makan dan minum bersama-sama
mereka.
5: Setiap kali,
apabila hari-hari pesta telah berlalu, Ayub memanggil mereka, dan menguduskan
mereka; keesokan harinya, pagi-pagi, bangunlah Ayub, lalu mempersembahkan
korban bakaran sebanyak jumlah mereka sekalian, sebab pikirnya: "Mungkin
anak-anakku sudah berbuat dosa dan telah mengutuki Allah di dalam hati."
Demikianlah dilakukan Ayub senantiasa.
6: Pada suatu hari
datanglah anak-anak Allah menghadap TUHAN dan di antara mereka datanglah juga
Iblis.
7: Maka bertanyalah
TUHAN kepada Iblis: "Dari mana engkau?" Lalu jawab Iblis kepada
TUHAN: "Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi."
8: Lalu bertanyalah
TUHAN kepada Iblis: "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab
tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut
akan Allah dan menjauhi kejahatan."
9: Lalu jawab Iblis
kepada TUHAN: "Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah?
10: Bukankah Engkau
yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya?
Apa yang dikerjakannya telah Kauberkati dan apa yang dimilikinya makin
bertambah di negeri itu.
11: Tetapi ulurkanlah
tangan-Mu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau di
hadapan-Mu."
12: Maka firman
TUHAN kepada Iblis: "Nah, segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu; hanya
janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya." Kemudian pergilah
Iblis dari hadapan TUHAN.
Kalau orang Kristen sedang mengalami persoalan, masalah, atau mengalami sesuatu yang membuat dirinya susah, selalu orang itu melihat dan belajar dari kehidupan Ayub.
Begitu banyak peristiwa yang terjadi di sekitar
kita, baik yang diberitakan di TV atau media lain, banyak yang sedang terjadi..
Menurut Alkitab, semakin hari keadaan dunia bukan semakin baik, tapi bencana
akan bertambah, segala sesuatu yang menimpa bumi itu sudah tertulis di
Alkitab.. Tugas kita itu berdoa, minta ampun, dan menahan segala sesuatu sampai
kepada batas yang memang Tuhan izinkan untuk hal itu terjadi..
Ayub 1:1-5
1: Ada seorang
laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan jujur; ia takut akan
Allah dan menjauhi kejahatan.
2: Ia mendapat tujuh
anak laki-laki dan tiga anak perempuan.
3: Ia memiliki
tujuh ribu ekor kambing domba, tiga ribu ekor unta, lima ratus pasang lembu,
lima ratus keledai betina dan budak-budak dalam jumlah yang sangat besar,
sehingga orang itu adalah yang terkaya dari semua orang di sebelah timur.
4: Anak-anaknya
yang lelaki biasa mengadakan pesta di rumah mereka masing-masing menurut
giliran dan ketiga saudara perempuan mereka diundang untuk makan dan minum
bersama-sama mereka.
5: Setiap kali,
apabila hari-hari pesta telah berlalu, Ayub memanggil mereka, dan menguduskan
mereka; keesokan harinya, pagi-pagi, bangunlah Ayub, lalu mempersembahkan
korban bakaran sebanyak jumlah mereka sekalian, sebab pikirnya: "Mungkin
anak-anakku sudah berbuat dosa dan telah mengutuki Allah di dalam hati."
Demikianlah dilakukan Ayub senantiasa.
Dari ayat 1-5 ini, rasanya tidak ada sesuatu yang keliru, tidak ada sesuatu yang salah, bahkan tidak ada yang kurang.. Kenapa? Pertama, Tuhan sudah berkata bahwa Ayub itu orang yang saleh, jujur, takut Tuhan, menjauhi kejahatan.. Hari-hari ini, sudah langka orang-orang yang seperti ini.. Saleh itu sudah lebih dari baik.. Jujur, sulitu untuk kita bisa jujur seperti kriteria yang Tuhan miliki..
Dari 4 kriteria yang Tuhan beri ke Ayub ini,
artinya dia punya yang lebih dari rata-rata orang pada umumnya, dan Alkitab
berkata bahwa dia punya keluarga yang cukup happy, karena mereka tidak
kekurangan suatu apapun, bahkan Alkitab mengatakan Ayub sangat kaya, di belahan
timur tidak ada yang lebih kaya dari Ayub.. Ini orang yang bisa jadi contoh,
panutan, sehingga orang bisa lihat, "Ini loh orang yang takut akan
Allah"..
Dari ayat 4 dikatakan bahwa anak laki-lakinya sering membuat pesta.. Ayub mungkin tidak mengerti apa yang mereka buat, tapi Ayub sebagai orang tua pun tidak pernah dipanggil di pesta anak-anaknya, sehingga Ayub selalu bawa korban persembahan ke Tuhan dengan sebuah perkiraan, bukan dengan sebuah kepastian atau ketepatan. Apakah mereka (Ayub dan anak-anaknya) tidak harmonis? Tidak mungkin juga, karena anak-anaknya ketika mau dibawa Ayub untuk dikuduskan, mereka mau datang..
Ayub melakukan hal itu senantiasa, dia terus menerus melakukan hal yang sama, dan di sinilah kuncinya.. Kalau kita lihat yang dilakukan Ayub, dia mengerjakan pekerjaan keimaman terus menerus, apa salahnya? Tapi dari kalimat ini, ada sesuatu yang Tuhan mau ikut ambil bagian dalam hidup Ayub..
Aub 1:6-12
6: Pada suatu hari
datanglah anak-anak Allah menghadap TUHAN dan di antara mereka datanglah juga
Iblis.
7: Maka bertanyalah
TUHAN kepada Iblis: "Dari mana engkau?" Lalu jawab Iblis kepada
TUHAN: "Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi."
8: Lalu bertanyalah
TUHAN kepada Iblis: "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab
tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut
akan Allah dan menjauhi kejahatan."
9: Lalu jawab Iblis
kepada TUHAN: "Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah?
10: Bukankah Engkau
yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya?
Apa yang dikerjakannya telah Kauberkati dan apa yang dimilikinya makin
bertambah di negeri itu.
11: Tetapi ulurkanlah
tangan-Mu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau di
hadapan-Mu."
12: Maka firman
TUHAN kepada Iblis: "Nah, segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu; hanya
janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya." Kemudian pergilah
Iblis dari hadapan TUHAN.
Dari kalimat terakhir di ayat ini, ternyata benar bahwa pekerjaan iblis itu seperti di kitab Wahyu, pekerjaannya iblis adalah mendakwa anak-anak Tuhan di hadapanNya, jika ada yang salah, langsung didakwa di hadapan Tuhan, dan dari situ bisa ada berkat yang terhambat kalau ada dosa yang belum dibereskan. Posisi kita harus didapati benar di hadapan Tuhan..
Dari ayat-ayat ini kita juga bisa lihat, kenapa Ayub
akhirnya mengalami banyak masalah (bencana).. Siapa yang membuat itu? Kalau
Tuhan, alasan apa buat seperti itu? Kalau setan, dari unsur apa? Celahnya
dimana? Ini penting untuk kita, jadi kita tahu kenapa Tuhan izinkan Ayub mengalami
hal ini..
Setan tidak akan bisa sentuh kehidupan anak-anak
Tuhan kalau Tuhan tidak izinkan, karena ada pagar sekeliling anak Tuhan tersebut..
Ayub 1:6
6: Pada suatu hari
datanglah anak-anak Allah menghadap TUHAN dan di antara mereka datanglah juga
Iblis.
Di sini dikatakan bahwa anak-anak Allah menghadap Tuhan, apakah ini baik atau tidak? Di zaman seperti ini banyak orang sibuk masing-masing, disibukkan dengan kesibukan masing-masing.. Tuhan itu suka dengan pertemuan dengan anak-anak Allah, itu sangat baik.. Tapi perhatikan di ayat itu, di antara mereka datanglah juga iblis.. Ketika itu iblis ingin menuntut, apakah legal anak-anak Tuhan itu dapat semuanya? Di alam roh itu benar-benar ada perhitungan, betul-betul semua ada hitungannya antara Tuhan dan setan.. Di satu sisi, Tuhan itu Maha Kasih, tapi di pihak lain, Tuhan juga Maha Adil, ketika Tuhan menghukum setan, kalau kita melakukan yang tidak sepatutnya, tetap kita akan dituntut setan..
Kenapa Tuhan izinkan iblis pindah ke babi ketika akan diusir
di zaman Yesus waktu itu? Orang Gadara yang di situ adalah orang yang cinta uang, di satu sisi Tuhan mau
tolong mereka untuk lepas dari cinta uang, tapi Tuhan juga harus menghukum setan, sehingga dengan cara
mengusir dan membiarkan 2000 babi
itu jatuh dan mati itulah Tuhan memutuskan rantai cinta uang mereka.. Tapi mereka salah tangkap apa yang Tuhan lakukan, ketika mereka sembuh, mereka bukan berpikir tentang
jiwanya, tapi tentang jalur bisnis, tentang keuangan, lalu ketika mereka dengar
berita yang kedua mengenai 2000 babi mereka mati, mereka akhirnya tidak mengizinkan
Yesus masuk ke daerahnya..
Iblis itu istilahnya lawannya Ayub, tapi ketika itu Tuhan sedang pertemuan dengan anak-anak Tuhan, tapi ketika iblis datang, Tuhan langsung ajak berbicara, bahkan dalam berkali-kali prtemuan, satu kali pun Tuhan tidak berkomunikasi dengan anak-anakNya.. Ayub memang tetapi memuji Tuhan, tapi pujian seperti apa? Bahkan ketika setan datang, Tuhan langsung ajak ngobrol, langsung tanya darimana dia.. Ini hal yang aneh.. Jadi pembicaraan Tuhan ke iblis itu tujuannya ke Ayub.. Tapi Tuhan itu sebenarnya sedang menyindir dengan melihat di ayat 8..
Ayub 1:8
8: Lalu bertanyalah
TUHAN kepada Iblis: "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab
tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut
akan Allah dan menjauhi kejahatan."
Kenapa Tuhan tidak tanya kepada anak
Tuhan? Karena Ayub pun pasti berkata yang sama, "Setiap anak-anakku pesta,
aku melakukan pengudusan", dan seterusnya, dan ketika anak-anaknya melakukan pesta,
pasti Ayub melakukan hal yang sama, melakukan pengudusan lagi, tapi hidupnya
begitu terus, tidak ada kemajuan.. Harusnya Ayub itu "seperti iblis", yang
melakukan destinynya, yaitu berkeliling, mengaum-ngaum dan mencari orang yang bisa
ditelannya.. Iblis tidak di rumah terus, dia menguntungkan kerajaannya, dan
seringkali Tuhan menyindir anak-anakNya dengan ini..
Misalnya mengenai anak-anak terang yang tidak cerdik seperti anak-anak dunia, tapi bukan berarti kita harus seperti anak-anak dunia,
tapi kita harus ambil ESENSI yang Tuhan ingin katakan, ambil pesan apa yang Tuhan mau untuk kita lakukan.. Kalau engkau terjebak dengan rutinitas, itu akan membosankan Tuhan.. Memang
engkau doa, memang engkau baca alkitab, tapi kalau begitu-begitu saja, ya Tuhan juga bisa bosan.. Pemulihan segala sesuatu harus terjadi, tapi kita
harus evaluasi diri.
Lukas 15:28-29
28: Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia.
29: Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya: Telah bertahun-tahun
aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi
kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk
bersukacita dengan sahabat-sahabatku.
Ayat 29 dikatakan kalau anak sulung selalu di rumah bapanya, tapi dia tidak menghasilkan apa-apa.. Predikatnya hampir sama seperti Ayub, tidak melakukan pelanggaran selama bertahun-tahun, dan takut akan Tuhan.. Yang dilakukan Ayub itu memintakan ampun.. Tapi apa salahnya? Yang salah itu kalau hal itu jadi rutinitas, kalau tidak menguntungkan, kalau tidak ada progres, akan seperti anak sulung.. Pada akhirnya Ayub pun marah dengan Tuhan, sama seperti anak sulung.. Kalau dilihat, anak sulung dan Ayub juga sama-sama tidak melakukan kesalahan..
Lukas 15:31
31: Kata ayahnya kepadanya: Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu.
Tuhan itu menyindir, "Engkau selalu bersama dengan Aku, tapi engkau tidak mengerti hatiKu, tapi hatiKu tidak ada di hatimu"..
Si bungsu melakukan sesuatu yang menyentuh hati, yaitu di ayat 17 dan 18..
Lukas 15:17-18
17: Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan.
17: Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan.
18: Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa,
Ada progress dari hidup anak bungsu.. Banyak yang cuma doa, "Terima kasih untuk hari ini, pimpin kami, ..." dll, kalau mau tidur doanya "Terima kasih Tuhan, tolong jagain ini itu ini itu, .." dan ini monoton.. Hidup anak bungsu itu tidak monoton, tapi bukan berarti kita harus jadi seperti anak bungsu.. Ada sesuatu yang menggetarkan hati Tuhan dari yang dilakukan si bungsu..
Ayub 1:12
12: Maka firman
TUHAN kepada Iblis: "Nah, segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu; hanya
janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya." Kemudian pergilah
Iblis dari hadapan TUHAN.
Tidak pernah sekalipun Tuhan berkata pada anak-anakNya di ayat ini, bahkan Tuhan berfirman kepada iblis, bukan kepada anak-anakNya.. Di sini ada sesuatu yang salah.. Tapi akhirnya yang jadi sutradaranya tetap Tuhan, kalau Tuhan tidak berkata seperti di ayat 8, tidak mungkin iblis bisa berkata seperti yang di ayat 9.. Iblis melakukan apa yang jadi destinynya.. Imam tugasnya itu bersentuhan dengan jiwa-jiwa.. Jadi Tuhan itu sebenarnya ingin Ayub itu "seperti" iblis, melakukan destinya, tidak cuma diam, apalagi dia sudah menjadi pelita yang besar, Tuhan ingin dia pergi agar orang lain itu bisa lihat pelita yang besar ini..
Jangan sampai hidupmu membosankan Tuhan.. Kalau hidupmu terkena yang namanya rutinitas, itu akan membosankan Tuhan.. memang sempat perkataannya menyakitkan Tuhan, tapi akhirnya ada progres dan kehidupan Ayub akhirnya brubah..
- ALL BY HIS GRACE - TO GOD BE THE GLORY -
- HIS KINGDOM BE ESTABLISHED IN ALL NATIONS -
0 komentar: