AoC Bandung, 26 Oktober 2015
AOC BANDUNG
26 OKTOBER 2015
By: Ps. Roy Markara
Ada perbedaan antara malaikat yang menyembah Tuhan dan orang-orang kudus yang menyembah Tuhan. Ada tokoh kunci dalam penyembahan di Firman Tuhan yaitu serafim. Serafim dengan 6 sayapnya (2 menutupi muka, 2 menutupi kaki, 2 digunakan untuk terbang), mereka berbicara dengan serafim lainnya, "holy holy holy, the Lord God Almighty the Most Holy", mereka menyembah Tuhan dengan berbicara satu sama lain, tidak berkata kepada Tuhan secara langsung, tapi mereka menutup mukanya dan menyembah Tuhan dengan cara berkata satu sama lain, tapi kita bisa menyembah lebih dekat lagi karena kita tidak menyembah Tuhan dengan muka yang ditutupi atau berkata satu sama lain tentang Tuhan, tapi kita berbicara dan menyembah kepada Tuhan secara langsung, dan inilah perbedaan antara penyembahan kepada Tuhan antara manusia dengan malaikat dan orang kudusNya. Kita tidak perlu perantara lagi untuk menyembah Tuhan karena ada Anak Domba Allah, Yesus Kristus.
Shofar itu identik tentang kemenangan, tepuk tangan itu seperti sedang bernafaskan kemenangan. Kita tidak menyembah Tuhan yang kalah, tapi kita menyembah Tuhan yang sudah menang, bukan kepada Tuhan yang sedang berusaha untuk menang. Posisi iblis di perjanjian lama dan perjanjian itu berbeda sekalipun dia adalah sosok yang sama. Di perjanjian lama adalah malaikat yang jatuh, di perjanjian baru, dia sudah menjadi malaikat yang sudah dikalahkan, dan di kitab Wahyu dia menjadi pribadi yang sudah dihancurkan secara total.
Tuhan sudah membuat kita hidup, kemudian Tuhan membuat kita naik bersama-sama dengan Yesus, dan yang ketika Dia mendudukkan kita bersama dengan Yesus di Kerajaan Surga. Ketika Yesus bangkit dari orang mati, Dia naik ke surga, duduk di sebelah kanan Bapa, mengatasi semua kuasa dan penghulu yang ada, dan di tempat yang sama gereja itu diberikan posisi yang sama. Tidak ada apapun yang bisa menaklukkan gerejaNya.
Ibrani 4:15
15: Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat
turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita,
Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
Ke-66 kitab menyingkapkan Tuhan dengan 3 sis pewahyuan yang berbeda, yaitu keilahian Tuhan, kepribadian Tuhan, dan sifat Tuhan. Kita punya Imam Besar yang mengerti kita. Di Perjanjian Lama diceritakan mengenai imam besar yang dipilih manusia. Imam besar adalah pelayanan yang unik di hadapan Tuhan, dan di perjanjian lama hanya imam besarlah yang bisa masuk ke ruang maha kudus, lebih dekat kepada Tuhan dibandingkan dengan raja ataupun nabi. Imam besar hanya bisa masuk satu kali setahun, dan ketika imam mempersiapkan dirnya untuk masuk ruang maha kudus, itu adalah hari raya pendamaian, bangsa Israel berkumpul di sekitar Bait Allah. DI hari itu imam besar harus mempersiapkan dirinya, mempersembahkna korban untuk pentahiran bagi dirinya, lalu dia mempersembahkan korban untuk seluruh umat, dan dia harus menuliskan kata kudus bagi Tuhan di serbannya, dia membawa darah itu untuk pendamaian seluruh umat, dan dengan darah itu dia masuk dari halaman ke ruang kudus dan ke ruang maha kudus. Di ruang maha kudus dia berdoa bagi seluruh umat, darah itu dipercik ke atas tabut itu 7x, mencuci tangan yang artinya seluruh umat sudah dibersihkan dari dosa, lalu dia membakar ukupan hingga asapnya terus naik, menaikkan doa untuk seluruh umat, dan sampai dupa itu habis dia akan berdoa sungguh-sungguh untuk semua umat. Ketika imam masuk ke ruang maha kudus dan kembali, ini adalah waktu imam besar itu tidak bisa disentuh, ditemui, dijamah oleh orang lain, dan imam besar ini tidak akan mengerti masalahmu kalau engkau tidak menceritakannya. Tapi di ayat 15 itu berbeda, kita memiliki Imam Besar yang mengerti kita.
Kita tidak memiliki Imam Besar yang tidak bisa bersimpati dan berempati. Simpati itu artinya hatinya dapat tersentuh oleh perasaan orang lain, bisa merasakan apa yang engkau rasakan. Di dunia ini selama engkau tidak berkata problemmu, orang lain tidak akan tahu, jangan marah kepada pemimpinmu kalau mereka tidak mengerti apa yang menjadi problemmu kalau engkau belum menceritakannya, karena semua masih terbatas, tapi Alkitab berkata tentang Yesus yang merupakan Imam Besar Agung yang penuh dengan belas kasihan dan kasih karunia, mengerti apa yang kita rasakan dan alami bahkan sebelum kita menceritakannya. Imam besar di perjanjian lama, mereka itu tetap tidak bisa dicapai dan tidak bisa disentuh, di perjanjian Baru Imam Besar kita bisa dicapai dan bisa disentuh, Jehovah Shammah, Imanuel, Kristus yang adalah pengharapan kita yang ada di dalam kita.
Kata-kata yang ada di bahasa manusia itu tidak bisa menjabarkan kata empati ini, karena empati ini adalah karakter Tuhan sendiri. Yesus mengambil rupa seperti kita seorang manusia dan turun ke dunia untuk menjadi sama seperti kita, untuk menunjukkan kalau Dia juga ada bersama-sama dengan kita.
Filipi 2:5-8
5: Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
6: yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
7: melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
8: Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Dia mengosongkan diriNya, mengosongkan diriNya, mengambil rupa kita, dan bahkan mengambil rupa seorang hamba. Kita memiliki Imam Besar Agung yang tidak hanya bersimpati tapi juga berempati kepada kita.
Ibrani 4:16
16: Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih
karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk
mendapat pertolongan kita pada waktunya.
Di ayat 15 berkata mengenai permasalahan dan kelemahan baik secara fisik ataupun kelemahan batin. Yesus dalam pelayananNya di bumi menerima mereka, sedangkan di perjanjian lama mereka cenderung dikucilkan di bangsa Israel. Di masa Yesus juga hukumnya tetap ada kalau yang menyentuh orang kusta akan kusta juga, tapi bahkan orang kusta datang kepada Yesus, Yesus menyentuh mereka. Sakit kusta itu ada 2, ada yang sakit secara fisik, ada yang tidak, tapi yang lebih berbahaya itu yang tidak sakit secara fisik karena ada sakit yang di dalam, dikucilkan, dipisahkan dari lingkungan bahkan keluarganya. Ada orang yang memiliki penyakit secara fisik, yang bisa disentuh ataupun tidak bisa disentuh, dan Yesus menyentuh semuanya, tapi di perjanjian lama orang-orang seperti itu tidak bisa bertemu dengan imam besar. Apapun sekarang situasimu, engkau bisa menyentuh Dia, dan kondisimu tidak akan sama lagi.
Orang yang memiliki kelemahan fisik mereka bisa disentuh oleh Yesus, dan orang yang memiliki kelemahan secara emosi / jiwa, itu adalah sisi lain dari kelemahan, dan itu sangat dekat dengan dosa.
Kejadian 4:5-7
5: tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram.
6: Firman TUHAN kepada Kain: "Mengapa hatimu panas dan mukamu muram?
7: Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika
engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia
sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya."
Saat persembahan Habel diterima dan Kain tidak, dia menjadi sangat marah, pahit. Di ayat itu sebenarnya dikatakan kalau engkau ubah pikiranmu, engkau akan diterima, tapi kalau engkau tidak berubah pikiran, dosa itu sudah menunggu di ambang pintu dan ingin menerkam engkau, tapi engkau harus menaklukkan itu, kalau tidak, dosa itu yang akan menaklukkan engkau. Dosa tidak bisa dikalahkan dengan kompromi, tapi hanya bisa dengan konfrontasi. Seperti itu yang Tuhan katakan kepada Kain, dan dalam bahasa aslinya dikatakan seperti singa yang sudah sangat siap menerkamnya, dan dosa itu ingin menaklukkannya. Kalau engkau keluar dari rumahmu tanpa mengubah pikiranmu, engkau itu seperti sedang mendatangi perangkap yang sangat berbahaya. Tuhan sudah tahu kalau Kain itu mau keluar dari rumah dan bermaksud membunuh Habel, dia memang bermaksud membunuh tapi dia belum jatuh dan membunuh, tapi dia berada di garis batas, dan area ini bukan kelemahan, sebenarnya dia sedang melampaui tapal batas hidupnya, dan selama dia berada di garis batas itu, dia memang masih berada di dalam kelemahannya, tapi kalau dia keluar dari kelemahannya tanpa mengubah pikirannya, itu akan menjadi dosa. Ada 2 area yang kita lewati juga, yaitu ada dosa, dan ada juga kelemahan dimana itu adalah garis batas dalam hidupmu, dan sebelum engkau melangkah keluar dari garis batas itu, Tuhan sebenarnya mau engkau untuk mengubah pikiranmu dan itu akan menjadi sebatas kelemahanmu, belum menjadi dosa. Karena itu datang dengan penuh keberanian menghampiri tahta kasih karunia sehingga kita mendapatkan kasih karunia yang bisa menolong kita di waktu yang sangat menentukan dalam hidup kita dan dosa tidak berkuasa atas hidup kita. Roh Kudus bukan hanya Penghibur, tapi Penasehat. Yesus adalah Menara yang Kuat dan Tempat Perlindungan di masa kesesakan, seorang Teman dan Sahabat bagi orang yang tidak memiliki teman ataupun sahabat.
By: Ev. Daniel Krestianto
Hari ini ada perjalaan baru bersama dengan Tuhan.
Yang pertama, pikiran kita harus seirama dengan Tuhan, kehendak Tuhan yang jadi.
Yang kedua, jangan terikat, lepaskan semua ikatan.
Yang ketiga, rest. Rest bukan berarti diam dan hanya menunggu, tapi benar-benar ada sesuatu keintiman dengan Tuhan secara utuh. Ketika Tuhan meminta sesuatu untuk dilakukan, cepat lakukan, jangan banyak pertimbangan, dan di situlah janji jadi kenyataan, nubuatan yang pernah engkau dengar akan terjadi.
Yang keempat, jadi bendahara-bendahara Tuhan, tidak ada keterikatan apapun dengan yang Tuhan berikan.
DONE itu selesai di tanggal 31 bulan ini, tanggal 1 hari Minggu. Tuhan mau benar-benar tuntaskan apa yang Dia katakan agar setiap anakNya mengerti dan mengalami genap dan tuntas.
DONE itu selesai di tanggal 31 bulan ini, tanggal 1 hari Minggu. Tuhan mau benar-benar tuntaskan apa yang Dia katakan agar setiap anakNya mengerti dan mengalami genap dan tuntas.
- ALL BY HIS GRACE - TO GOD BE THE GLORY -
- THE GREAT JUBILEE FOR ALL NATIONS -
0 komentar: