AoC Bandung, 12 Oktober 2015
AOC BANDUNG
12 OKTOBER 2015
By: Ev. Iin Tjipto
Apakah kita siap, apakah kita lapar dan haus, apakah kita rela bayar harganya? Mulai tahun Ayin Vav, Tuhan juga akan bawa pulang beberapa orang, karena Tuhan sudah siapkan upah yang baik untuk mereka, karena mereka mencapai level yang terbaik di hidupnya. Ini masa baru untuk setiap kita, dan ada banyak hal. Selama ini kita sudah dibekali banyak hal selama 10 tahun, sekalipun tidak banyak yang praktek, tapi akan datang masanya dimana setiap orang dipaksa praktek, sehingga semua teori itu akan keluar, tapi yang bahaya adalah jebakan-jebakan iblis. Jebakan ini iblis buat agar kita tidak masuk ke titik itu, tidak masuk ke masa yang luar biasa itu, agar kita tidak masuk menikmati apa yang Tuhan janjikan.
Keseimbangan. Ada banyak anak Tuhan yang makin dipercayakan banyak hal, tanggungjawab semakin banyak, pekerjaan semakin banyak, urapan semakin banyak, uang semakin banyak, diperlukan keseimbangan agar kita bisa tetap konsentrasi pada semuanya. Jaga keseimbangan antara bekerja dan berisitirahat, pelayanan dan sekuler, iman dan perhitungan, karakter dan buah Roh. Akan ada satu masa semua kita berjalan dalam karunia, tapi ingat karunia saja tidak cukup, tapi perlu buah Roh dan karakter. Sekarang itu Bahtera seperti sudah berjalan di atas tali 2 meter, kalau jatuh ya paling "patah tulang", tapi tidak mati, tapi sebentar lagi kita akan naik di 20 meter, naik 10x lipat, dan kalau engkau tidak seimbang, tidak konsentrasi, mati. Masa baru di bahtera sudah datang, siapkan dirimu. Masa yang baru itu dibuka ketika Desember di Semarang, dan itu bertambah 10x lipat dari yang sebelumnya, dan iman kita, efektifitas kerja kita juga "ditantang" untuk naik 10x lipat. Masa yang baru sudah datang!
2 Korintus 3:14
14: Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul ....
Ada 4 hal yang engkau harus perhatikan:
1. Pikiran menjadi tumpul
Kalau pikiran kita tajam, kita bisa menangkap apa yang kita butuhkan, roh kita menyedot dengan luar biasa dari hamba Tuhan. Kalau engkau mendengar khotbah tidak mengerti, mulai mengantuk, itu mulai tumpul. Dalam kehidupan sehari-hari, kalau engkau tajam, engkau sekali melihat orang pun engkau tahu apa yang sedang terjadi, apa yang harus engkau lakukan, tapi kalau tumpul, engkau ditipu pun engkau tidak sadar. Misal dalam hubungan dengan Tuhan, sekali kita memejamkan mata saja engkau tahu Tuhan sedang sedih, senang, dll, tapi kalau tumpul, engkau mau doa bagaimanapun engkau tidak tahu. Contoh lain ketika engkau melakukan sesuatu dan engkau merasa ada yang tidak beres, engkau sadar, mungkin seperti Daud yang berdebar-debar, kalau sudah tumpul, seperti Saul yang tidak sadar lagi. Ciri kalau kita sudah tumpul, yang selalu salah adalah orang lain, sangat cepat menghakimi, dan kita tidak bisa melihat kesalahan diri sendiri. Kalau engkau tajam, engkau tidak bisa menghakimi orang lain. Yesus ketika diurapi pelacur, Yesus menghargainya, tapi Yudas mengatakan kalau itu pembuangan, dan orang yang tumpul, selalu salah mengartikan. Contoh lain ketika Hana menangis-nangis, Eli menganggapnya salah, karena dia sudah tumpul. Perempuan sunem menangis di bawah kaki Elisa, Gehazi justru mau mengusir, itu tumpul. Orang yang tumpul tidak bisa melihat keadaan orang lain, cenderung penghakiman, agamawi, dan cenderung melihat peraturan, bukan pada intinya. Tidak ada orang yang anti-tumpul sekalipun hamba Tuhan.
Gehazi itu orang yang sangat baik, pengabdiannya, dia tinggalkan semuanya, dia siapkan banyak hal untuk Elisa, tapi dia tidak sadar kalau dia menjadi tumpul, dia simpan kecewa, kemarahan, dan ujungnya dia menjadi tumpul. Kejatuhan tidak pernah dimulai dari dosa, tapi dimulai dari hati kita. Saul tidak pernah memulai dengan membunuh orang, tapi dia memulainya dengan iri, sehingga ujungnya bunuh diri. Banyak orang yang sudah jatuh dalam dosa baru sadar. Jangan sampai hatimu berubah, karena itu lebih berbahaya.
2 Korintus 3:14
14: ... , sebab sampai pada hari ini
selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, ....
2. Selubung
Banyak orang tidak sadar kalau diselubungi. Setiap orang selubungnya bisa berbeda. Belajar, kalau tidak engkau tidak akan next level. Seringkali beberapa selubung itu kelihatannya baik. Misal berkata yang berperang itu tentara, raja tidak, tapi sebenarnya kalau mau menjadi kuat, raja harus berperang. Kalau engkau melihat apapun yang baik dari saudaramu dan engkau marah, tidak suka, artinya engkau itu seperti kepiting, karena ketika kepiting melihat temannya naik, kepiting lain akan selalu berusaha menariknya dan membuatnya turun. Banyak orang yang mudah iri, mencela orang lain, dll. Tidak ada selubung yang bisa dikoyakkan kalau engkau tidak rendah hati untuk belajar.
2 Korintus 3:14-15
14: ... jika mereka membaca
perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang
dapat menyingkapkannya.
15: Bahkan sampai pada hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka.
3. Penyingkapan
Kalau engkau tidak bisa membaca Firman dan engkau mengerti, artinya belum ada yang disingkapkan, dan artinya engkau harus memiliki kerinduan yang sangat untuk bisa mendapatkan penyingkapan itu, tergantung seberapa engkau rindu, seberapa engkau ingin Tuhan. Kemuliaan Tuhan itu menyembunyikan sesuatu, dan kemuliaan raja-raja adalah menyelidiki sesuatu, dan engkau harus belajar, harus menyelidiki agar engkau bisa tuntaskan semuanya. Tidak hanya hati, tapi pikiran, pekerjaan kita juga perlu penyingkapan. Kalau engkau tidak punya kerinduan belajar, engkau tidak akan bisa.
Banyak anak Tuhan tidak tahu hukumnya Tuhan. Misal ketika engkau tidak salah dan hartamu dicuri, engkau bisa tuntut 7x lipat, tapi kalau engkau tidak tahu tentang hukumnya, ya engkau akan diam saja. Imam kalau masuk ke ruang maha kudus, kalau berkeringat itu mati. Keringat itu bukan hanya karena kerja, misal takut, tegang, menahan marah, itu juga bisa berkeringat, dan kalau levelmu sudah masuk ruang maha kudus, engkau harus tahu hukumnya. Banyak orang tidak mengerti karena tidak disingkapkan dan tidak mau belajar. Engkau harus mengerti panggilanmu. Tentara itu yang paling dilihat adalah ketaatannya, sekalipun mau marah, yang penting dia taat, karena ketika tidak taat, bisa turun levelnya, bahkan bisa masuk penjara. Mempelai harus memiliki hati yang bulat, hatinya tidak boleh bercabang. Semakin engkau naik, iblis itu sudah menunggu, dan dia mencari kelemahanmu, dimana engkau tidak mengerti hukum Tuhan, iblis akan tuntut, sehingga ketika engkau lalai, dituntut, dan Tuhan dalam keadilannya tidak bisa melakukan apapun kecuali membiarkan dia dihukum.
Uza keturunan Lewi, sehingga ketika dia menyentuh tabut, dia mati, sekalipun orang Filistin menyentuh tabut, mereka tidak mati karena mereka bukan orang Lewi. Ketika anak Harun membawa api asing, mereka mati, karena itu sudah hukumnya. Masa di depan, kita akan semakin naik, ketika kita berbuat kesalahan, itu akan terima akibatnya / hukumannya. Misal ketika engkau bukan mentri, engkau mau berkoar-koar sekalipun tidak masalah, tapi ketika engkau seorang mentri dan engkau salah berbicara di depan TV, itu akan menjai masalah. Mari miliki roh yang mau belajar dan belajar.
Seorang imam itu tidak mengindahkan anaknya. Tuntutan kepada Abraham adalah berani melepaskan Ishak. Mari belajar. Next level bukan tambah enteng, dan engkau tidak akan diperlakukan seperti anak-anak, Tuhan mengerti, Tuhan mengerti, tapi ketika engkau dewasa, semua yang engkau lakukan itu harus dipertanggungjawabkan. Misal ketika hukumnya sebelum 12 tahun, engkau tidak bisa dipenjara, ketika umur 12-20 ada hukuman remaja, tapi ketika umur 20 ke atas, itu hukuman penuh, sudah dihitung dewasa. Ketika engkau masuk dalam fase baru, engkau dianggap sudah dewasa total, dan jangan pernah berpikir Tuhan menghukum dengan tenang, karena Tuhan pun menangis, Dia Tuhan yang adil. Minta semua disingkapkan.
Pelajari Mazmur 133, berkatnya kehidupan, berkat, dan urapan. Unity is not uniform, unity bukannya keseragaman. Level unity itu membuat apapun terjadi. Unity itu seperti tubuh, setiap bagian berdiri di tempatnya, bersyukur kalau itu bagian kita, tidak meminta bagian orang lain, tahu persis dan melakukan semua bagiannya dengan sukacita. Level unity harus ditingkatkan, dan ketika itu ditingkatkan, kita akan melihat keajaiban.
2 Korintus 3:16-18
16: Tetapi apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari padanya.
17: Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.
18: Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak
berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah
Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan
yang semakin besar.
4. Hidup dalam Roh
Ada 3 level:
- Roh itu hinggap di atas kepala kita, tapi itu hanya hinggap, bisa pergi lagi.
- Dierami sampai dicengkram. Telur ketika dierami itu diduduki terus-menerus hingga keluar ayamnya dan bukan telurnya lagi, sehingga serupa dengan induknya. Bisakah kita dierami, dicengkram hingga kita tidak terlihat sama sekali? Itulah yang dikatakan Yohanes, aku semakin kecil, Tuhan semakin besar, seperti Paulus katakan aku mati, tapi Kristus yang hidup.
Hidup dalam roh. Kalau engkau mau serupa segambar dengan Tuhan, harus "mati" ribuan kali untuk dirimu sendiri dan untuk banyak hal. Biarkan dirimu semakin kecil dan Tuhan semakin besar. Kalau egomu dan emosimu yang main di depan, selalu pakai perasaan, semua akan selesai. Kalau engkau mau menjadi pemimpin, engkau yang harus "mati", harus membenahi satu per satu.
- PikiranKu, perasaanKu, hatiKu menjadi satu, engkau di dalam Aku dan FirmanKu di dalam engkau, hingga Roh Allah ada di dalammu, engkau melakukan bahkan yang lebih besar dari yang Tuhan Yesus pernah lakukan. Ada satu level dimana Tuhan serahkan semuanya di tangan kita, tapi itu tidak akan bisa diserahkan kalau kita belum bisa dipercaya.
Yohanes 2:24-25
24: Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diri-Nya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua,
25: dan karena tidak perlu seorangpun memberi kesaksian kepada-Nya tentang
manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia.
Apakah engkau bisa dipercaya atau tidak bisa dipercaya? Apakah engkau orang yang bertanggungjawab atau engkau orang yang pemarah dan tidak bertanggungjawab? Unity, kedewasaan. Ketika kuasa, otortias, karunia, pekerjaan, kesempatan, karunia, tanggungjawab, tekanan itu hanya bisa untuk yang sudah dewasa, tapi apakah engkau bisa dipercaya?
Tanpa pengabdian, penyembahan, cinta kepada Tuhan dan sesama yang ditingkatkan, kita tidak akan bisa masuk ke masa yang baru itu.
- ALL BY HIS GRACE - TO GOD BE THE GLORY -
- THE GREAT JUBILEE FOR ALL NATIONS -
0 komentar: