Ibadah Minggu IFGF Palembang, 27 Juli 2014
IBADAH MINGGU IFGF PALEMBANG
27 JULI 2014
By: Ps. Robert Lie
Nazar ada hubungannya dengan menjadikan Yesus segalanya. Orang yang menjadikan Yesus segalanya, nazar itu tidak akan jadi masalah, karena itu memang harus dilakukan. Apakah nazar itu masih berlaku? Memang itu banyak terjadi di perjanjian lama, tapi Rasul Paulus pun bernazar.
Ada 3 garis besar mengenai nazar:
A. Definisi Nazar
Dibutuhkan pengertian yang benar, pewahyuan yang benar untuk kita melakukan nazar tersebut.
Bilangan 30:2
2: Apabila seorang laki-laki bernazar atau bersumpah kepada TUHAN, sehingga
ia mengikat dirinya kepada suatu janji, maka janganlah ia melanggar
perkataannya itu; haruslah ia berbuat tepat seperti yang diucapkannya.
TEPAT. Banyak yang berjanji, tapi tidak melakukan tepat seperti yang dijanjikan. Kalau kita bernazar, kita harus lakukan itu dengan TEPAT!
Ada 3 tingkatan, janji, sumpah, dan nazar.
1. Janji adalah 2 orang yang mengadakan sebuah kesepakatan, ditandakan dengan materai, notaris, dll, dan ini melibatkan 2 orang, misalnya janji bisnis, di bawah notaris, tanda tangan di atas materai.
2. Sumpah itu bukan hanya melibatkan manusia, biasanya berdasarkan kitab suci, misalnya sumpah jabatan. Pejabat negara ketika dilantik, mereka akan disumpah, dan dilandaskan pada kepercayaan masing-masing, ditumpangi alkitab / kitab suci masing-masing, tapi sumpah itu tetap untuk manusia, pengabdian, jabatan, dll.
3. Nazar itu artinya bersumpah kepada Tuhan. BERSUMPAH kepada Tuhan, ini tidak melibatkan manusia, tapi engkau bersumpah kepada Tuhan yang empunya langit dan bumi. Memang ini sepertiya mengerikan, tapi akan ada berkat yang ajaib ketika engkau bernazar. Ketika engkau bernazar, itu seperti "memaksa"/"mendorong" Tuhan melakukan sesuatu atas hidupmu. Nazar itu buat Tuhan, ketika Tuhan lakukan sesuatu, engkau harus kembalikan kepada Tuhan, bukan kepada orang lain. Misalnya ketika disembuhkan, engkau akan traktir orang lain, itu salah, itu bukan nazar, karena harusnya engkau bernazar dan kembalikan hal itu kepada Tuhan, setelah itu kalau mau traktir orang lain, itu terserah engkau. Tuhan lakukan bagianNya, engkau lakukan bagianmu pada Tuhan.
B. Harga dari sebuah nazar
Memang ada konsekuensi ketika bernazar, tapi Dia tetap Tuhan yang baik.
Hakim-Hakim 11:29-31
29: Apabila seorang laki-laki bernazar atau bersumpah kepada TUHAN, sehingga
ia mengikat dirinya kepada suatu janji, maka janganlah ia melanggar
perkataannya itu; haruslah ia berbuat tepat seperti yang diucapkannya.
30: Lalu bernazarlah Yefta kepada TUHAN, katanya: "Jika Engkau sungguh-sungguh menyerahkan bani Amon itu ke dalam tanganku,
31: maka apa yang keluar dari pintu rumahku untuk menemui aku, pada waktu
aku kembali dengan selamat dari bani Amon, itu akan menjadi kepunyaan
TUHAN, dan aku akan mempersembahkannya sebagai korban bakaran."
Di tengah perjalanan akan peperangan, Yefta bernazar. Di nazar tersebut, dia berkewajiban untuk memberikan apa yang keluar dari pintu rumahnya untuk korban bakaran kepada Tuhan, itu milik Tuhan. Dari pihak Tuhan, kalau Dia lakukan apa yang diminta Yefta, Yefta wajib untuk melakukan yang dia nazarkan, tapi kalau Tuhan tidak memberikan kemenangan kepada bani Amon, artinya nazar tersebut tidak perlu dilakukan. Misalnya ketika seseorang bernazar kalau mendapatkan anak laki-laki, dia akan ini itu, dan kalau dia mendapat anak perempuan, ya dia tidak perlu lakukan apapun, tapi kalau dia mendapatkan anak laki-laki, ya dia harus lakukan nazarnya itu kepada Tuhan, bukan kepada orang lain.
Yefta saat itu tidak menyangka kalau yang akan keluar itu adalah anak perempuan satu-satunya. Sebenarnya nazarnya Yefta itu tidak jelas, kalau misalnya tikus yang keluar, masa dia akan mempersembahkan tikus kepada Tuhan? Tapi dia memiliki integritas yang tinggi, sehingga dia tetap melakukan sekalipun dia melihat anak perempuannya yang keluar.
Banyak orang yang mengakali Tuhan, hati-hati. Nazar itu selalu ada konsekuensinya. Ada yang ketika sakit bernazar, dan ketika sudah sembuh, dia melalaikan nazarnya bahkan dia melupakan Tuhan. Ada yang bernazar ingin memberi ini itu, tapi tidak berani berkorban, dan sebenarnya orang itu rugi sendiri, karena nazar itu SUMPAH kepada Tuhan. Di bangsa Israel, orang bersumpah kepada manusia pun itu harus dilakukan sampai mati, apalagi bersumpah kepada Tuhan, kalau tidak dilakukan, bahaya. Hati-hati kalau engkau bernazar banyak tapi tidak dilakukan, berbahaya.
Yefta berkata apapun yang keluar dari rumahnya, itu yang akan diberikan kepada Tuhan, dan dia tidak menduga kalau anaknya yang akan keluar dari rumahnya. Dia saat itu diuji Tuhan, Tuhan sudah menjawab nazarnya, tapi saat itu menjadi dilema, karena anaknya itu anak tunggal, anak satu-satunya. Bagaimana kalau kondisi seperti ini terjadi dalam hidupmu? Ada hal tertentu yang tidak bisa dijebol dengan doa puasa, tapi harus bernazar. Tapi seringkali karena kejadian Yefta ini, orang takut untuk bernazar.
Hakim-Hakim 11:34-40
34: Ketika Yefta pulang ke Mizpa ke rumahnya, tampaklah anaknya perempuan keluar menyongsong dia dengan memukul rebana serta menari-nari. Dialah anaknya yang tunggal; selain dari dia tidak ada anaknya laki-laki atau perempuan.
35: Demi dilihatnya dia, dikoyakkannyalah bajunya, sambil berkata: "Ah, anakku, engkau membuat hatiku hancur luluh dan engkaulah yang mencelakakan aku; aku telah membuka mulutku bernazar kepada TUHAN, dan tidak dapat aku mundur."
36: Tetapi jawabnya kepadanya: "Bapa, jika engkau telah membuka mulutmu bernazar kepada TUHAN, maka perbuatlah kepadaku sesuai dengan nazar yang kauucapkan itu, karena TUHAN telah mengadakan bagimu pembalasan terhadap musuhmu, yakni bani Amon itu."
36: Tetapi jawabnya kepadanya: "Bapa, jika engkau telah membuka mulutmu bernazar kepada TUHAN, maka perbuatlah kepadaku sesuai dengan nazar yang kauucapkan itu, karena TUHAN telah mengadakan bagimu pembalasan terhadap musuhmu, yakni bani Amon itu."
37: Lagi katanya kepada ayahnya: "Hanya izinkanlah aku melakukan hal ini: berilah keluasan kepadaku dua bulan lamanya, supaya aku pergi mengembara ke pegunungan dan menangisi kegadisanku bersama-sama dengan teman-temanku."
38: Jawab Yefta: "Pergilah," dan ia membiarkan dia pergi dua bulan lamanya. Maka pergilah gadis itu bersama-sama dengan teman-temannya menangisi kegadisannya di pegunungan.
39: Setelah lewat kedua bulan itu, kembalilah ia kepada ayahnya, dan ayahnya melakukan kepadanya apa yang telah dinazarkannya itu; jadi gadis itu tidak pernah kenal laki-laki. Dan telah menjadi adat di Israel,
40: bahwa dari tahun ke tahun anak-anak perempuan orang Israel selama empat hari setahun meratapi anak perempuan Yefta, orang Gilead itu.
Anak Yefta ini mengerti kalau ayahnya harus melakukan nazarnya, tapi dia meminta izin 2 bulan untuk menangisi kegadisannya terlebih dahulu. Ini artinya dia tetap perawan seumur hidupnya, dia tidak menikah dengan laki-laki.
Di dalam NIV dan The Message, dikatakan kalau dia tidak akan pernah menikah seumur hidup. karena dia menangisi kegadisannya, bukan menangisi dirinya sebelum dia mati. Itu artinya dia tidak dibakar hidup-hidup, tapi dia dipersembahkan kepada Tuhan dan tidak menikah dengan siapapun. Di dalam adat Israel, dipersembahkan kepada Tuhan, itu artinya seperti Samuel, anaknya diberikan dan dimasukkan di bait Allah. Anak Yefta dikhususkan untuk tinggal di Bait Allah, dia menjadi abdi Allah, bukannya dia dibakar hidup-hidup.
Semua nazar ditentukan mengenai korban, dan dikatakan kalau tidak boleh mempersembahkan manusia sebagai korban, karena itu anak Yefta itu menangisi kegadisannya, dan dia diserahkan di Bait Allah sebagai Abdi Allah. Seperti Abraham yang membawa Ishak, Tuhan hanya menguji hatinya, dan di situlah ada kata Jehovah Jireh, dan akhirnya Tuhan mengubah janjiNya untuk memberkati Abraham menjadi SUMPAH, Dia bersumpah akan memberkati Abraham dan keturunannya, dll. Ketika Tuhan mengubah janjiNya menjadi sumpah, itu artinya perjanjianNya tidak akan pernah batal, karena saat itu Tuhan bersumpah kepada Abraham.
Saat itu Yefta memiliki konsep yang salah, karena dia berpikir anaknya tidak akan bahagia ketika berada di Bait Allah. Nazarnya itu tetap didasarkan pada Hukum Taurat, dan tidak boleh ada yang mempersembahkan anaknya sebagai korban, karena itu anak Yefta itu tidak mati. Dia sangat dekat dengan anaknya, dan ketika nazar itu dilakukan, itu artinya dia tidak akan bertemu dengan anaknya kecuali hanya setahun sekali, sama seperti kejadian Samuel.
Semua nazar ditentukan mengenai korban, dan dikatakan kalau tidak boleh mempersembahkan manusia sebagai korban, karena itu anak Yefta itu menangisi kegadisannya, dan dia diserahkan di Bait Allah sebagai Abdi Allah. Seperti Abraham yang membawa Ishak, Tuhan hanya menguji hatinya, dan di situlah ada kata Jehovah Jireh, dan akhirnya Tuhan mengubah janjiNya untuk memberkati Abraham menjadi SUMPAH, Dia bersumpah akan memberkati Abraham dan keturunannya, dll. Ketika Tuhan mengubah janjiNya menjadi sumpah, itu artinya perjanjianNya tidak akan pernah batal, karena saat itu Tuhan bersumpah kepada Abraham.
Saat itu Yefta memiliki konsep yang salah, karena dia berpikir anaknya tidak akan bahagia ketika berada di Bait Allah. Nazarnya itu tetap didasarkan pada Hukum Taurat, dan tidak boleh ada yang mempersembahkan anaknya sebagai korban, karena itu anak Yefta itu tidak mati. Dia sangat dekat dengan anaknya, dan ketika nazar itu dilakukan, itu artinya dia tidak akan bertemu dengan anaknya kecuali hanya setahun sekali, sama seperti kejadian Samuel.
Yefta ketika mempersembahkan anaknya, dia melakukan nazarnya, tapi dia terpaksa, karena itu dia sedih. Tapi Hana memiliki sifat hati yang berbeda.
1 Samuel 1:11
11: Kemudian bernazarlah ia, katanya: "TUHAN semesta alam, jika sungguh-sungguh Engkau memperhatikan sengsara hamba-Mu ini dan mengingat kepadaku dan tidak melupakan hamba-Mu ini, tetapi memberikan kepada hamba-Mu ini seorang anak laki-laki, maka aku akan memberikan dia kepada TUHAN untuk seumur hidupnya dan pisau cukur tidak akan menyentuh kepalanya."
1 Samuel 1:11
11: Kemudian bernazarlah ia, katanya: "TUHAN semesta alam, jika sungguh-sungguh Engkau memperhatikan sengsara hamba-Mu ini dan mengingat kepadaku dan tidak melupakan hamba-Mu ini, tetapi memberikan kepada hamba-Mu ini seorang anak laki-laki, maka aku akan memberikan dia kepada TUHAN untuk seumur hidupnya dan pisau cukur tidak akan menyentuh kepalanya."
Ini nazar yang paling perfect, karena dia bernazar secara spesifik, dia meminta anak laki-laki. Kadang-kadang orang bernazar itu seperti Yefta, tidak jelas, tapi nazarnya Hana itu spesifik, dia akan serahkan anaknya itu kepada Tuhan, pisau cukur tidak akan menyentuh kepalanya jika anak itu anak laki-laki. Ketika ngomong itu gampang, ketika bernazar itu sangat mudah, tapi ketika Tuhan lakukan nazarnya, itu yang tidak mudah. Yefta bernazar itu seperti dalam keadaan yang emosi dan kepepet, sehingga ketika itu terjadi, dia sedih, tapi Hana ini bernazar dengan kondisi yang terbaik, bahkan dia datang ke Bait Allah untuk bernazar, dan dia bernazar dalam kondisi yang sesadar-sadarnya.
Kalau hidupmu melenceng dari Tuhan, hati-hati. Tapi kalau engkau masuk lebih dalam lagi dengan Tuhan, Dia itu Master of Breakthrough, bahkan apa yang tidak engkau pikirkan itu yang akan disediakan Tuhan. Kalau engkau melakukan nazarmu, Tuhan akan jauh lebih lagi memberkati hidupmu, Tuhan akan lakukan janjiNya dan apa yang jadi bagianNya.
Genapi nazarmu sekalipun itu sulit. Hana itu seseorang yang ajaib, dia akan memberikan anaknya seumur hidupnya untuk Tuhan. Ketika memang anak laki-laki yang keluar, dia benar-benar mempersembahkan dengan hati yang berbeda seperti Yefta. Hana tidak memberikan nazarnya dengan hati yangs sedih dan terpaksa seperti Yefta, tapi ada berkat Tuhan yang ajaib kepada Hana.
C. Ada berkat ajaib ketika engkau melakukan nazar
Ketika Hana melakukan nazarnya bukan dengan terpaksa dan sedih, pada akhirnya dia mendapatkan berkat yang ajaib dari Tuhan, yaitu:
1 Samuel 2:20-21
20: Lalu Eli memberkati Elkana dan isterinya, katanya: "TUHAN kiranya memberikan keturunan kepadamu dari perempuan ini pengganti yang telah diserahkannya kepada TUHAN." Sesudah itu pulanglah mereka ke tempat kediamannya.
21:Dan TUHAN mengindahkan Hana, sehingga dia mengandung dan melahirkan tiga anak laki-laki dan dua anak perempuan lagi. Sementara itu makin besarlah Samuel yang muda itu di hadapan TUHAN.
Ketika dia menggenapi nazarnya kepada Tuhan, dia memberikan yang terbaik kepada Tuhan, bahkan Tuhan ganti lima kali lipat, padahal dia adalah orang yang mandul, tidak memiliki kesempatan untuk memiliki anak, tapi Tuhan lakukan hal yang ajaib, Tuhan beri tiga anak laki-laki dan dua anak perempuan. Kalau engkau berikan nazarmu itu dengan sikap hati seperti Hana, abundance grace itu yang akan dilimpahkan Tuhan dalam hidupmu. Kenapa Hana berani melakukan nazarnya? Karena memang awalnya dia tidak memiliki apa-apa, dan kalau dia diberi anak pun itu memang itu dari Tuhan, karena itu dia mau memberikan anaknya Samuel itu dengan sukacita tanpa kesedihan.
20: Lalu Eli memberkati Elkana dan isterinya, katanya: "TUHAN kiranya memberikan keturunan kepadamu dari perempuan ini pengganti yang telah diserahkannya kepada TUHAN." Sesudah itu pulanglah mereka ke tempat kediamannya.
21:Dan TUHAN mengindahkan Hana, sehingga dia mengandung dan melahirkan tiga anak laki-laki dan dua anak perempuan lagi. Sementara itu makin besarlah Samuel yang muda itu di hadapan TUHAN.
Ketika dia menggenapi nazarnya kepada Tuhan, dia memberikan yang terbaik kepada Tuhan, bahkan Tuhan ganti lima kali lipat, padahal dia adalah orang yang mandul, tidak memiliki kesempatan untuk memiliki anak, tapi Tuhan lakukan hal yang ajaib, Tuhan beri tiga anak laki-laki dan dua anak perempuan. Kalau engkau berikan nazarmu itu dengan sikap hati seperti Hana, abundance grace itu yang akan dilimpahkan Tuhan dalam hidupmu. Kenapa Hana berani melakukan nazarnya? Karena memang awalnya dia tidak memiliki apa-apa, dan kalau dia diberi anak pun itu memang itu dari Tuhan, karena itu dia mau memberikan anaknya Samuel itu dengan sukacita tanpa kesedihan.
Ketika Hana membayar nazarnya, dia mendapatkan sebuah anugrah, namanya dicatat di dalam Alkitab sebagai orang membayar nazarnya dengan sempurna, dan dia menjadi sample untuk orang lain, jadi teladan untuk orang lain.
Pengkhotbah 5:4-5
(5-3) Kalau engkau bernazar kepada Allah, janganlah menunda-nunda menepatinya, karena Ia tidak senang kepada orang-orang bodoh. Tepatilah nazarmu.
(5-4) Lebih baik engkau tidak bernazar dari pada bernazar tetapi tidak menepatinya.
Orang yang menunda nazar itu disamakan seperti orang bodoh. Kalau engkau punya nazar dan tidak menggenapinya, engkau disamakan seperti orang bodoh. Yefta ketika itu takut terpisah dari anaknya, takut tidak ada yang melanjutkan keturunannya, dan dia memiliki persepsi yang salah, dia meragukan masa depan anaknya sebagai abdi Allah, karena itu Yefta sedih, tapi Hana memiliki persepsi yang berbeda, Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, Tuhan yang memperhatikan kesengsaraannya. Setelah dia melakukan nazarnya, tiba-tiba Tuhan berkata kepada imam Eli, dia mendoakan Elkana dan Hana, dan bahkan akhrinya dia mendapatkan pengganti apa yang telah diberikan kepada Tuhan, bahkan lima kali lipat. Kalau dia tidak memberikan apa yang dia nazarkan itu, dia mungkin tidak akan mendapatkan lima anaknya yang lain, tapi dia lakukan nazarnya, Tuhan beri abundance grace dalam hidupnya.
Jangan takut untuk menggenapi nazar, karena akan ada abundance grace yang Tuhan siapkan di balik nazar yang akan engkau lakukan.
- ALL BY HIS GRACE - TO GOD BE THE GLORY -
- HIS KINGDOM BE ESTABLISHED IN ALL NATIONS -
0 komentar: