Ibadah Minggu IFGF Palembang, 20 Juli 2014 (Chris - AoC Bandung)

IBADAH MINGGU IFGF PALEMBANG
20 JULI 2014

By: Christianus Pramono (AoC Bandung)

Roma 9:30 - Roma 10:3

Roma 9:30
30: Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Ini: bahwa bangsa-bangsa lain yang tidak mengejar kebenaran, telah beroleh kebenaran, yaitu kebenaran karena iman.
31: Tetapi: bahwa Israel, sungguhpun mengejar hukum yang akan mendatangkan kebenaran, tidaklah sampai kepada hukum itu.
32: Mengapa tidak? Karena Israel mengejarnya bukan karena iman, tetapi karena perbuatan. Mereka tersandung pada batu sandungan,
33: seperti ada tertulis: "Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu sentuhan dan sebuah batu sandungan, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan."

Roma 10:1-3
1: Saudara-saudara, keinginan hatiku dan doaku kepada Tuhan ialah, supaya mereka diselamatkan.
2: Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa mereka sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar.
3: Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah.


Banyak orang Kristen yang seringkali berkata "jangan kembali ke hukum taurat, karena kita sudah masuk dalam zaman kasih karunia." Sebenarnya apa yang membedakan hukum taurat dan kasih karunia? Hukum taurat dan kasih karunia, lebih mudah yang mana? Hukum taurat dan hukum kasih karunia, yang lebih ketat itu hukum taurat, tapi yang lebih mudah digenapi itu yang hukum kasih karunia. Ketika Tuhan Yesus datang ke dunia dan datang untuk menyelamatkan manusia, sesungguhnya tidak ada satu iota pun hukum taurat yang dibatalkan, tapi semuanya digenapi. Ketika kita masuk dalam kasih karunia, apakah ada kemungkinan untuk kita melanggar hukum taurat? 

Kadang kita berpikir, kita sudah lepas dari hukum taurat, tapi tetaplah hukum itu ada dalam hidup kita, dan sebenarnya ketika Tuhan mau bawa kita ke kasih karunia, itu next levelnya dari hukum taurat. Kenapa bisa? Di hukum taurat, ada perkataan kalau jangan membunuh, dan kita berada di kasih karunia, ketika kita membunuh, apakah berdosa? Tetap berdosa! Lalu apa bedanya? Tidak ada yang salah dengan hukum taurat itu. Tapi kenapa orang Israel yang mencari hukum taurat segitu giatnya, mereka memang mendapat hukum tauratnya, tapi mereka kehilangan keintiman dengan Tuhannya. Ketika di dalam hukum taurat, kita seringkali terfokus dengan hukum taurat. Hukum taurat itu sebenarnya seperti garis yang memisahkan antara dosa dan tidak, yang Tuhan berkenan atau yang tidak.

Sejarah hukum taurat itu bagaimana? Ketika Musa naik ke gunung Sinai, kemuliaan Tuhan turun, dan di saat itulah terdapat suara Tekiah Gedolah yang tidak putus-putus, petir yang menyambar-nyambar, tapi bangsa Israel tidak ikut naik, dan hanya Musa yang naik. Banyak orang yang tidak mengerti hukum taurat itu apa, hukum kasih karunia itu apa, sehingga orang itu seringkali jatuh lagi dan jatuh lagi dalam dosa. Kesalahan bangsa Israel saat itu yaitu matanya tertuju pada hukum Taurat, tertuju pada mana yang boleh, mana yang tidak boleh, dan kalau seperti itu, sama saja seperti mereka mengambil titik terjauh dari Tuhan, dan berjalan tepat di antara dosa dan tidak dosa, dan karena dia berdiri di perbatasan itulah orang tersebut bisa dengan mudah jatuh ke dalam dosa, cepat atau lambat.

Kita harus mencari apa yang Tuhan mau, bukan cara yang pernah dilakukan orang lain untuk keluar dalam dosa. Engkau harus mengalami pengalaman pribadi dengan Tuhan, bukan tiru-tiruan dengan apa yang dialami orang lain. Kita harus di dalam pengcoveran / tudung rohani, karena kita juga butuh konfirmasi dari otoritas di atas kita itu. Tidak ada yang salah dalam hukum taurat, tapi kita harus lepas dari hukum taurat dan masuk dalam kasih karunia itu. Lepas dari hukum taurat itu! Jangan terpatok dengan hukumnya!

Jangan mengatur Tuhan mau berbicara bagaimana, apakah harus audible, dll, jangan mengatur! Kita hambaNya, Dia Tuhannya. Dia mau berbicara bagaimanapun, kita yang harus lemah lembut, kita harus menangkap perkataan Tuhan bahkan dalam cara apapun, kita harus bisa mengerti. Di dalam kasih karunia, cara pandang kita pada hukum taurat itu berbeda, mata kita tidak tertuju pada hukumnya, tidak tertuju pada batas antara dosa dan tidak dosanya. Seringkali kita bertanya, apa yang boleh, apa yang tidak, apa yang dosa, apa yang tidak, dan sebenarnya kalau engkau bertanya seperti itu, engkau itu seperti memilih jarak terjauh dari Tuhan dan sangat dekat dengan dosa. Dalam jarak yang terjauh dari Tuhan, keintiman dengan Tuhan itu tidak akan pernah bisa didapatkan.

Ketika kita fokus dengan sesuatu yang boleh dan tidak bolehnya, malah kita bisa jatuh. Kenapa pertanyaannya tidak diganti saja, bukan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh, tapi yang Tuhan mau seperti apa? Semakin kita bertanya apa yang Tuhan mau, di titik itulah kita semakin jauh dari garis hukum taurat itu. Engkau harus siap untuk lebih dalam lagi dengan Tuhan, cari apa yang Tuhan mau dalam hidup kita, bukan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh. Yang Tuhan mau dalam hidup kita, harus terjadi progress dalam hidup dan keintiman kita dengan Tuhan. Ketika kita sudah mulai flat dengan Tuhan, di titik itulah sebenarnya kita menjauh dari Tuhan.

Keintiman dengan Tuhan itu seperti penyelam yang ingin mencapai dasar laut, dan ketika engkau mulai berhenti, malah engkau akan mengapung. Yang ada di dalam pengikutan dengan Tuhan, hanya ada dua hal, yaitu kita mendekat dengan Tuhan, atau kita menjauh dari Tuhan. Ketika kita sudah mulai biasa-biasa saja, kita harus siap-siap untuk next level, jangan hanya puas dengan melihat orang kesaksian, melihat orang yang mengalami hal yang wow dengan Tuhan, harusnya engkau mengenal Tuhan secara pribadi, mengalami secara pribadi dengan Tuhan, dan percayalah Tuhan akan wahyukan sesuatu yang berbeda dalam hidupmu.

Ketika Yosua ditinggal Musa, dia memilih pengenalan pribadi dengan Tuhan, dan dia mengenal Tuhan sebagai pribadi yang berbeda. Musa dan Tuhan saat itu hubungannya seperti sahabat, sangat dekat satu sama lain, dan ketika Yosua bertemu dengan Tuhan, dia bertemu dengan Jendral Besar, dan dia mengalami pengalaman pribadi yang berbeda dengan yang dialami oleh Musa.

Pribadi Tuhan itu sangat besar dan kompleks, kita tidak bisa mengenal Tuhan secara utuh, apalagi dengan pikiranmu sendiri. Ketika hubungan kita dengan Tuhan, biarkan Dia perkenalkan diriNya seperti apa yang Dia mau, karena kita spesial di hadapanNya, dan kita sebenarnya ada tempat yang spesial di hatiNya, tidak ada yang sama. Semua orang spesial, seperti misalnya baju dan celana, masing-masing punya tempatnya, dan sama-sama memiliki kegunaan yang penting dan spesial, sama seperti kita dengan Tuhan. Contohnya ketika kita melihat bulan, orang secara global hanya bisa berkata bulan itu bulat, warnanya putih atau orange, dll, dan ketika engkau bertanya pada 5 orang yang pernah mendarat di bulan, jawabannya juga bisa berbeda, karena 5 orang ini mendarat di tempat yang berbeda, namun mereka tetap pernah mendarat di bulan tapi mereka melihat dari sudut pandang yang berbeda-beda, dan seperti itu juga kita semua dengan Tuhan, tidak ada yang sama.

Semakin kita intim dengan Tuhan, semakin kita tidak bisa mengerti tentang Tuhan, dan kita mengerti kalau kita HANYA mengerti sebagian kecil dari pribadi Tuhan, dan ketika itu ita tidak bisa menghakimi orang lain. Bukan karena kita bisa berbuah, tapi karena kita menempel pada Pokok Anggur, mencari apa yang Dia mau, itu yang membuat kita berbuah, bukan karena kita. Ketika kita masuk dalam kasih karunia Tuhan, Dia juga tidak memperhitungkan apa yang engkau buat untuk Tuhan bisa memberkati engkau lebih besar lagi, dan itulah kasih karunia. Namun Dia tidak hanya melihat apa yang engkau buat, tapi apa yang engkau lakukan yang keluar dari rohmu.

Tuhan akan terus uji dirimu hingga buah yang keluar dari hidupmu adalah buah yang murni. Suatu saat, Dia akan uji hatimu, engkau bukan mengejar Tuhan karena berkatNya, bukan karena surga, bukan karena ingin mengalami pengangkatan, tapi karena pribadiNya. Apakah engkau mengejar Tuhan karena itu semuaa, atau karena engkau jatuh cinta dengan Tuhan? Semakin engkau dalam dengan Tuhan, Tuhan juga akan melihat hatimu semakin dalam lagi, apakah semakin murni dengan Tuhan, apakah kita mengejar Tuhan karena berkatNya, karena surgaNya, atau karena kita jatuh cinta dengan Tuhan?

Kita harus masuk dalam kasih karunia, keluar dari hukum taurat, jalin hubungan dengan Tuhan. Yang Tuhan mau itu kita memiliki hubungan pribadi dengan Tuhan, ada touch antara Tuhan dengan kita. Yang Tuhan rindukan ada hubungan pribadi antara kita dengan Tuhan. Tuhan itu serius dengan setiap kita! Minta anugrah keintiman itu masuk dalam hidup kita, mengenal pribadi dengan Tuhan, dan kesaksian itu bisa mengubahkan orang lain. Dia rindu untuk kita mengenal secara pribadi denganNya.

- ALL BY HIS GRACE - TO GOD BE THE GLORY -
- HIS KINGDOM BE ESTABLISHED IN ALL NATIONS -

Bobby Hartanto

I pray that the eyes of your heart may be enlightened, so that you will know what is the hope of His calling, what are the riches of the glory of His inheritance in the saints, (Ephesians 1:18)

0 komentar: