KKR 6HT - 28 Mei 2014 (Glorious Era)

21:15:00 0 Comments

By: Ev. Yusak Tjipto
Biar ada jaminan dari Tuhan agar hambaMu ini bisa menyelesaikan semuanya sampai akhir!


By: Pdt. Petrus Agung Purnomo
Zakharia 6:11-13
11: pungutlah perak dan emas, buatlah mahkota dan kenakanlah itu pada kepala imam besar Yosua bin Yozadak;
12: katakanlah kepadanya: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Inilah orang yang bernama Tunas. Ia akan bertunas dari tempatnya dan ia akan mendirikan bait TUHAN.
13: Dialah yang akan mendirikan bait TUHAN, dan dialah yang akan mendapat keagungan dan akan duduk memerintah di atas takhtanya. Di sebelah kanannya akan ada seorang imam dan permufakatan tentang damai akan ada di antara mereka berdua.

Kalau kita membaca ayat ini, tidak ada keraguan, yang namanya Tunas, yang mendirikan Bait Tuhan, memerintah di atas tahtaNya, adalah Yesus. Di sebelah kananNya, akan ada seorang imam, dan permufakatan atau kesepakatan atau ikhtiar atau upaya tentang damai, akan ada di antara mereka berdua. Sejak sekitar 9 tahun lalu, di acara Bahtera pertama, ada momen ketika disuruh menurunkan mahkota yang sangat besar, tapi sebenarnya itu momen besar sedang terjadi, dan salah satu ciri dari apa yang Tuhan kerjakan di tengah kita selalu ada simbol/gambar mahkota. Dengan apa yang terjadi di tengah-tengah kita itu, Tuhan berkata, "inilah sebuah/suatu umat yang Aku dirikan dan bangkitkan dengan tujuan yang jelas, yaitu permufakatan damai." Di Kitab Daniel, bangsa yang didampingi malaikat Mikhael, bangsa ini akan diluputkan, dan kita seperti mendampingi bangsa ini, dan membuat permufakatan damai terutama untuk Indonesia.

Panggilan imam punya tugas yang sangat berat untuk 1-2 bulan ke depan, karena pemimpin yang naik akan tergantung doa-doa kita. Kalau engkau mengerti barang-barang profetik, engkau tidak akan dengan mudah akan memberikan itu kepada orang lain, namun kalau sampai seperti itu, dibutuhkan ketaatan, ketepatan, kesetiaan, kerendahan hati, dll.

Engkau yang punya panggilan imam, engkau berada di sebelah kanan tahta Allah Bapa, dan engkau harus juga mengadakan permufakatan damai.
Tahun depan 70 tahun Indonesia. Rencana Tuhan, semua "babel" di Indonesia akan dilepaskan, dan Indonesia akan diberkati secara luar biasa. Tahun 1965 adalah tahun pertumpahan darah terbesar di Indonesia karena saling membunuh, minimal 3 juta orang mati. 1 Habel dibunuh saja darahnya teriak, apalagi 3 juta orang dibunuh. Tapi tahun depan, 50 tahun dari 1965, harusnya Yobel besar terjadi dari semua hutang darah. Engkau buat pendamaian, semua selesai, tidak ada hutang darah, dan Indonesia dibebaskan. Sriwijaya menguasai Nusantara, kemudian Majapahit menguasai Nusantara, tapi dua-duanya, hanya bertahan 70 tahun, lalu pecah. Tahun depan, NKRI 70 tahun, dan Iluminati ingin agar Indonesia pecah-pecah agar mudah dikuasai, karena dahulu ada akar perpecahan yang sangat banyak. Bahtera dimulai di tahun 2005, tahun depan 10 tahun, angka 10 ini selalu merupakan angka kesempatan pertobatan. Bangsa Mesir saat itu dihajar dengan 10 tulah, bangsa Israel juga mereka sudah melihat kemuliaan Tuhan, namun bersungut-sungut hingga 10x, dan mereka tidak masuk. Selama 9 tahun ini kita teriak kepada Tuhan, penuhi cawan kebaikan, layani jiwa-jiwa, karena ini masa penentuan, sejak mahkota itu turun, Sang Tunas duduk di atas Tahta, dan hars ada imam yang di seblahnya, dan harus ada permufakatan damai. Sang Imam harus menghadap Raja, dan memintakan damai untuk bangsa ini. Berdiri dengan kuat, sembahyang, minta hal itu, agar kita menjadi umat yang mengerti apa yang harus kita kerjakan.

Ayo berdiri buat bangsamu, berdoa bagi bangsamu. Kalau engkau lihat yang jelek, kelemahan apapun, jangan ditunjukki, sebab tugasmu, dan tempatmu terhormat, di sebelah kanan Tahta, membuat permufakatan damai, dan tidak membuat kita sombong karena ini hal yang besar. Kerjakan apa yang jadi bagianmu, dan biar kita bisa menangkap hal ini dengan rohmu.


By: Ev. Iin Tjipto Purnomo

Kita memasuki tahun ke-10 tahun depan, dan itu tahun pertobatan. Ayo bertobat. Kita bisa kehilangan Tuhan di tengah pelayanan, terjebak dalam rutinitas, semua sudah seperti biasa. Kita bisa saja tidak tanya Tuhan apa yang harus ditarikan, apa yang harus diperangi, semua sudah rutinitas. Kekuatanmu bukan sendiri-sendiri, tapi pada unity. Setiap panggilan dan setiap kita saling mengcover, saling mendoakan, saling menutupi kelemahan dan kekurangan yang lain, tidak ada yang bisa menembusnya, dan kita semua akan masuk dalam glorious time, waktu yang luar biasa. Biar semuanya yang kita lakukan, pelayanan kita, tepat seperti yang Tuhan mau. Biar tahun ini hati kita kembali melekat kepada Tuhan, seirama dengan Dia.

Ada 2 hal yang Tuhan mau supaya kita ingat, ketika kita memiliki sebuah panggilan menjadi seorang imam.

Keluaran 19:5-6
5: Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi.
6: Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel."

Bagian setiap kita, khususnya untuk AoC, engkau bukan sekedar imam, tapi kerajaan imam, bangsa yang kudus. Tapi untuk itu dibutuhkan beberapa hal, sungguh-sungguh mendengar akan FirmanKu. Ketika kita mendengar Firman, kita mungkin hanya menangkap 10%, 20%, namun berapa persen lagi yang kita lakukan? Kata sungguh-sungguh itu membuat kita terus merenungkan Firman, hingga tidak cuma 20%, tapi 70% ke atas, dan yang kita lakukan tidak hanya 50%, tapi 70% ke atas. Memang tidak mudah untuk 100%, tapi kata sungguh-sungguh itu adalah usaha dari kita, gali dan gali, merenungkan dan merenungkan, usaha, walalu kekuatan itu dari Tuhan juga sumbernya. Hati kita seringkali berlapis-lapis, dan ketika suatu Firman diberikan, kita bisa hanya menangkap baru satu lapis, belum sampai semua yang Tuhan mau.

Berpegang pada perjanjianKu dengan sungguh-sungguh. Berapa perjanjian Tuhan yang kita pegang dengan sungguh-sungguh? Banyak yang hanya amin, amin, tapi tidak sungguh-sungguh percaya, tidak sungguh-sungguh menghargai, dan itu yang membuat kita kehilangan sangat banyak dair perjanjian yang Tuhan beri dalam hidup kita.

Harta kesayangan atau dalam bahasa lainnya, perhiasan kesayangan. Kalau itu kesayangan, biasanya dibuar dari emas dan perak, dilebur, lebih dari 3000 derajat celcius, dan kalau itu permata, dan permata yang sempurna, harus memiliki 3000 potongan. Kalau kita mau dianggap sebagai perhiasan kesayangan, relakah kita dibentuk, dipotong, dilebur, diproses, dan kita tetap bersyukur? Bisakah kita tetap berkata, "Tuhan, lebih dari berkat aku mencintai didikan, aku mencintai hajaran dan proses yang Engkau buat dalam hidupku", atau kita mencintai berkat, kemudahan, lebih daripada proses? Maukah engau menjadi perhiasan kesayangan Tuhan? Harganya, Tuhan harus melukaimu berkali-kali, meremukanmu, memotongmu, mendidikmu, mungkin hingga ribuan sampai jutaan kali, mungkin Tuhan harus menanan, mencabut, menghidupkan banyak hal, juga mematikan banyak hal dalam hidup kita hingga kita menjadi kesayangan. Pelajari sungguh-sungguh, hingga itu tertanam dalam hidupmu, menjadi sebuah ukiran keindahan, menjadi sebuah perhiasan.

Seorang imam, harus memiliki yang namanya belas kasihan. Maukah engkau mengerti hati imamKu mengenai belas kasihan? Ini tidak bisa diberikan, ini harus ditanam, hingga keluar buahnya. Tidak bisa segampang itu tinggal ditanam dan tumbuh. Contoh ketika Bu Iin hamil yang janinnaya terkena virus, dan kalau anak ini lahir, akan menjadi penghabisan uang, pengorbanan yang sangat panjang, dan di sinilah, seorang imam harus tahu artinya penderitaan, kesakitan, kehilangan, dan inilah jalan imam yang sedang Bu Iin pelajari saat itu. Saat itu Tuhan ingatkan tentang imam Harun, ketika anaknya mati, bahkan dia tidak boleh berduka, menangis pun tidak, dan di dalam hatimu tidak boleh ada kemarahan, kecewa dengan Tuhan, dan dalam hatimu akan selalu memberi yang terbaik untuk Tuhan. Dengan mudah kita bisa menghakimi, tidak ada iman, dll. Tiap detik, ada jiwa yang sedang menuju kebinasaan, ada orang-orang yang sedang teriak membutuhkan pertolongan, tiap detik ada orang yang menentukan hidup dan mati, masuk neraka atau masuk surga, tiap detik ada anak-anak Tuhan yang sedang ditentukan dan berada di lembah penentuan, iblis sedang menampi dan Tuhan sedang menangisi mereka, apakah mereka akan naik atau dihabisi. Banyak orang yang imannya tidak pernah peduli tentang itu, karena tidak pernah mengerti, tidak pernah tahu, bahwa setiap orang butuh didampingi, disyafaati, dibayar harganya, butuh ditolong, butuh dihembusi dengan nafas Tuhan, dan itu semua tugas imam!

Bayangkan pada saat orang berada di lembah penentuan, ada orang yang tidak tahu bagaimana bisa lepas dari perzinahan, ada orang yang tidak bisa membedakan yang mana tangan kanan yang mana yang kiri. Tugas imam itu mengangkat, menolong, membebat, berdiri di antara Tuhan dan iblis! Seberapa banyak kita mengerti bahwa panggilan imam bukan panggilan yang sekedar membawa dupa, bukan sekedar mengangkat tallit? Pendamaian bukan berarti membakar dupa dan selesai. Pendamaian itu berapa engkau berani bayar harganya, berani dampingi orang-orang yang jatuh bangun dalam dosa, berapa kali engkau mau mengajar walau engkau tidak dipedulikan, engkau mengorek kesalahan orang agar ia bertobat walau engkau akan dikatakan cerewet, tidak tahu diri, dan engkau akan dibenci. Terlalu banyak orang yang masih ditutupi, tidak bisa mendengar, masih kanak-kanak rohani. Tapi sekali lagi, ada harga untuk segala sesuatu, dan semua ada perhitungannya. Pendamaian itu juga ada hitungannya.

Untuk para imam, kalau pendamaian hanya cukup dengan bulu domba, Yesus tidak perlu naik ke atas kayu Salib. Kalau pendamaian itu cukup dengan sekali berdoa, Yesus tidak perlu naik ke gunung setiap kali, tidak perlu kelilingi Yerusalem, Israel, karena semua tempat yang diinjakNya baru layak untuk diberikan kepada Anak Allah. Memasuki 7 tahun ke depan, semua harus next level, kita harus mengerti, biarkan kita jadi harta kesayangan Tuhan, yang akan melekat di hati Tuhan. Biarkan dirimu dibentuk, biarkan dirimu dibentuk. Seseorang yang tidak pernah kehilangan, tidak akan pernah tahu harganya. Ketika Bu Iin kehilangan anaknya, dan merasakan sakitnya, dan itu pun hanya sebagian keciiiiiil dari hati Tuhan yang melihat anak-anakNya di neraka. 2 tahun yang lalu Bu Iin sudah berkhotbah, iblis sedang menyeret turun bintang-bintang, bahkan kalau bisa menghabisi orang-orang pilihan. Sangat mudah kita diseret turun kalau kita tidak terus belajar, tidak terus dibongkar, tidak terus dididik, tidak terus dikorek. Setiap peristiwa, engkau renungkan, dan engkau akan menjadi berbeda. Biar setiap kita menjadi harta kesayanganNya.

Mari menyanyi dengan cara yang berbeda, dengan pengertian yang berbeda. Kalau bukan Tuhan yang melekatkan hati kami, sesungguhnya kami tidak bisa melekat. Kalau Engkau tidak memaksa dan menetapkan langkah kami, betapa susahnya kami ini dibentuk. Buat setiap yang kami buat, bukan seperti yang kami mau, tapi yang seperti Bapa mau. Ajari kami next level, bentuk, didik, dan ukir setiap kami, Tuhan. Potong yang harus dipotong, cabut yang harus dicabut, ambil yang harus diambil dari hidup kami Tuhan. Kami mau angkat 6 panggilan, terutama imam-imam, biar menjadi harta kesayangan, buat punya kemampuan mendengar sungguh-sungguh, memegang semua perjanjian dan menginginkannya lebih dari segala sesuatu, menghargai perjanjian itu, dan buat para imam menjadi kerajaan imam. Bawa imam-imamMu kepada next level, mengerti dengan sungguh menjadi imam, dan berdiri membawa pendamaian. Biar hari ini, ada sebuah perjanjian baru dengan para imam.


By: Ev. Nany Susanty

Tadi ada penglihatan untuk Pak Daniel, ada sesuatu, Tuhan berikan sebuah gitar, dan gitar itu benar-benar kecil sekali. Ketika gitar itu ada di tangan Pak Daniel, gitar itu mulai dipetik, dari senar-senar itu, bisa keluar suatu asap.
Yang dinamakan imam adalah orang yang benar-benar dipakai Tuhan, mengerti keadaan orang lain, persoalanmu persoalanku, beratmu adalah beratku, dan aku ditugaskan untuk membawa ini dan membawanya di hadapan Tuhan. Hal ini bukan tugas yang ringan sebagai seorang imam. Kalau engkau tidak punya hati yang benar-benar penuh belas kasihan, itu tidak akan bisa. Hati ini tidak bisa dipelajari, tapi ini berasal dari dalam, dan kalau kita bisa lakukan ini, itu imam.

Lukas 1:5-6
5: Pada zaman Herodes, raja Yudea, adalah seorang imam yang bernama Zakharia dari rombongan Abia. Isterinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet.
6: Keduanya adalah benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat.

Seorang imam hidup menurut ketetapan dan perintah, dan tidak bercacat.

Ayat 7
7: Tetapi mereka tidak mempunyai anak, sebab Elisabet mandul dan keduanya telah lanjut umurnya.

Kenapa Tuhan izinkan semua terjadi? Karena Tuhan punya rencana.

Ayat 8-9
8: Pada suatu kali, waktu tiba giliran rombongannya, Zakharia melakukan tugas keimaman di hadapan Tuhan.
9: Sebab ketika diundi, sebagaimana lazimnya, untuk menentukan imam yang bertugas, dialah yang ditunjuk untuk masuk ke dalam Bait Suci dan membakar ukupan di situ.

Dikatakan ada tugas keimaman. Tugas keimmaman harus punya hati yang benar-benar punya roh belas kasihan. Tugas keimaman ini apa? Membawa doa semua umat-umat yang ada di depan, karena semua orang menunggu Zakharia, mengharapkan sesuatu dari seorang imam. Tugas imam itu membawa syafaat, membawa kebutuhan dari semua umat. Yang Tuhan mau, kita semua 6 panggilan, punya Roh belas kasihan, bisa mendampingi anak bangsa. Indonesia butuh imam-imam yang bisa membawa pendamaian di hadapan Tuhan, hingga 2015 bukan tahun perpecahan, tapi terjadi penuaian besar-besaran!

Ayat 18
18: Lalu kata Zakharia kepada malaikat itu: "Bagaimanakah aku tahu, bahwa hal ini akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan isteriku sudah lanjut umurnya."

Ketika Zakharia membawa ukupan, ada malaikat di dekat ukupan itu, jawaban itu sebenarnya sudah berada di dekat ukupan itu, tapi Zakharia tidak percaya. Belajar jadi pensyafaat, belajar jadi imam, agar benar-benar mendampingi anak bangsa, dan kita harus PERCAYA! Zakharia ini meragukan Firman Tuhan. Katakan kalau tahun 2015 tidak akan terjadi perpecahan, tapi terjadi tahun Yobel, tahun penuaian besar-besaran sekalipun kita belum bisa melihat, tapi kita percaya, dan belajar untuk menjaga mulut kita. Zakharia tidak bisa menjaga mulutnya. Jangan berkata yang tidak benar! Selamatkan bangsa kami, lepaskan dari roh perpecahan ya Tuhan.


By: Pdt. Petrus Hadi Santoso

Kita merindukan 2015 itu yang dari Tuhan yang terjadi. Jangan ada satupun dari antara kita sampai cuma menonton, tapi lakukan bagian kita masing-masing dengan sungguh-sungguh. Minta kekuatan, minta anugrah, karena tanpa Tuhan kita tidak akan pernah bisa melakukan apa-apa. Unity dengan Tuhan, unity dengan pemimpin, unity dengan sesama. Indonesia memuliakan Tuhan, untuk 250 juta jiwa, Yesus adalah penebusmu, Yesus adalah Tuhanmu, Yesus adalah Rajamu! Mulai malam ini, setiap provinsi, kota, desa, melihat kemuliaan Tuhan, Yesus yang sudah menderita dan mati atas Tuhan, yang jadi presiden adalah yang dikehendaki Tuhan Yesus. Semua yang bukan dari Tuhan, menyingkir! Hanya kehendak Yesus yang terjadi untuk seluruh Indonesia, tidak ada kerusuhan, huru-hara, bencana, tapi yang ada hanyalah Shalom, Shalom atas 34 provinsi, atas pulau-pulau, atas desa, kota, atas semuanya!


By: Ev. Daniel Tjipto 

Biar setiap perjanjian demi perjanjianMu terjadi dalam hidup kami!


Doa:
Ev. Iin Tjipto: Dengan anugrahMu kami disatukan, bersatu hingga haris akhir, unity yang tidak bisa dipisahkan.
Pdt. Petrus Agung: Kami menjadi satu kesatuan yang tidak bisa diterobos oleh musuh, semua dalam proteksi yang sama
Pdt. Petrus Hadi: Bahtera ini adalah bahtera Tuhan sendiri, untuk menyelesaikan pekerjaan Tuhan, semua jadi
Ev. Nany Susanty: Biar Engkau sendiri yang membuat dan memberi hati hineni untuk menghadapMu Tuhan, melakukan semua sesuatu dalam ketaatan untuk menyenangkan Tuhan
Ev. Daniel Tjipto:  Ini adalah rencanaMu, bukan kebetulan, dan dengan unity, kami akan menyelesaikan apa yang Tuhan sudah tetapkan, dan semuanya terjadi, tuntas dan genap, didapati setia hingga garis akhir! Semua sudah dalam rencanaMu, terjadilah sesuai dengan isi hatiMu Tuhan, semuanya untuk Engkau
Ev. Yusak Tjipto: Terima kasih akan janjiMu, kalau engkau akan menjamin kami sampai garis akhir. Terima kasih untuk anugrahMu Tuhan, dalam nama Yesus kami mengucap syukur.


- ALL BY HIS GRACE - TO GOD BE THE GLORY -
- HIS KINGDOM BE ESTABLISHED IN ALL NATIONS -

Bobby Hartanto

I pray that the eyes of your heart may be enlightened, so that you will know what is the hope of His calling, what are the riches of the glory of His inheritance in the saints, (Ephesians 1:18)

0 komentar: