Ibadah Minggu IFGF Palembang, 27 Juli 2014
Ada 3 tingkatan, janji, sumpah, dan nazar.
2. Sumpah itu bukan hanya melibatkan manusia, biasanya berdasarkan kitab suci, misalnya sumpah jabatan. Pejabat negara ketika dilantik, mereka akan disumpah, dan dilandaskan pada kepercayaan masing-masing, ditumpangi alkitab / kitab suci masing-masing, tapi sumpah itu tetap untuk manusia, pengabdian, jabatan, dll.
3. Nazar itu artinya bersumpah kepada Tuhan. BERSUMPAH kepada Tuhan, ini tidak melibatkan manusia, tapi engkau bersumpah kepada Tuhan yang empunya langit dan bumi. Memang ini sepertiya mengerikan, tapi akan ada berkat yang ajaib ketika engkau bernazar. Ketika engkau bernazar, itu seperti "memaksa"/"mendorong" Tuhan melakukan sesuatu atas hidupmu. Nazar itu buat Tuhan, ketika Tuhan lakukan sesuatu, engkau harus kembalikan kepada Tuhan, bukan kepada orang lain. Misalnya ketika disembuhkan, engkau akan traktir orang lain, itu salah, itu bukan nazar, karena harusnya engkau bernazar dan kembalikan hal itu kepada Tuhan, setelah itu kalau mau traktir orang lain, itu terserah engkau. Tuhan lakukan bagianNya, engkau lakukan bagianmu pada Tuhan.
B. Harga dari sebuah nazar
Hakim-Hakim 11:34-40
34: Ketika Yefta pulang ke Mizpa ke rumahnya, tampaklah anaknya perempuan keluar menyongsong dia dengan memukul rebana serta menari-nari. Dialah anaknya yang tunggal; selain dari dia tidak ada anaknya laki-laki atau perempuan.
36: Tetapi jawabnya kepadanya: "Bapa, jika engkau telah membuka mulutmu bernazar kepada TUHAN, maka perbuatlah kepadaku sesuai dengan nazar yang kauucapkan itu, karena TUHAN telah mengadakan bagimu pembalasan terhadap musuhmu, yakni bani Amon itu."
Semua nazar ditentukan mengenai korban, dan dikatakan kalau tidak boleh mempersembahkan manusia sebagai korban, karena itu anak Yefta itu menangisi kegadisannya, dan dia diserahkan di Bait Allah sebagai Abdi Allah. Seperti Abraham yang membawa Ishak, Tuhan hanya menguji hatinya, dan di situlah ada kata Jehovah Jireh, dan akhirnya Tuhan mengubah janjiNya untuk memberkati Abraham menjadi SUMPAH, Dia bersumpah akan memberkati Abraham dan keturunannya, dll. Ketika Tuhan mengubah janjiNya menjadi sumpah, itu artinya perjanjianNya tidak akan pernah batal, karena saat itu Tuhan bersumpah kepada Abraham.
Saat itu Yefta memiliki konsep yang salah, karena dia berpikir anaknya tidak akan bahagia ketika berada di Bait Allah. Nazarnya itu tetap didasarkan pada Hukum Taurat, dan tidak boleh ada yang mempersembahkan anaknya sebagai korban, karena itu anak Yefta itu tidak mati. Dia sangat dekat dengan anaknya, dan ketika nazar itu dilakukan, itu artinya dia tidak akan bertemu dengan anaknya kecuali hanya setahun sekali, sama seperti kejadian Samuel.
1 Samuel 1:11
11: Kemudian bernazarlah ia, katanya: "TUHAN semesta alam, jika sungguh-sungguh Engkau memperhatikan sengsara hamba-Mu ini dan mengingat kepadaku dan tidak melupakan hamba-Mu ini, tetapi memberikan kepada hamba-Mu ini seorang anak laki-laki, maka aku akan memberikan dia kepada TUHAN untuk seumur hidupnya dan pisau cukur tidak akan menyentuh kepalanya."
Genapi nazarmu sekalipun itu sulit. Hana itu seseorang yang ajaib, dia akan memberikan anaknya seumur hidupnya untuk Tuhan. Ketika memang anak laki-laki yang keluar, dia benar-benar mempersembahkan dengan hati yang berbeda seperti Yefta. Hana tidak memberikan nazarnya dengan hati yangs sedih dan terpaksa seperti Yefta, tapi ada berkat Tuhan yang ajaib kepada Hana.
C. Ada berkat ajaib ketika engkau melakukan nazar
Ketika Hana melakukan nazarnya bukan dengan terpaksa dan sedih, pada akhirnya dia mendapatkan berkat yang ajaib dari Tuhan, yaitu:
20: Lalu Eli memberkati Elkana dan isterinya, katanya: "TUHAN kiranya memberikan keturunan kepadamu dari perempuan ini pengganti yang telah diserahkannya kepada TUHAN." Sesudah itu pulanglah mereka ke tempat kediamannya.
21:Dan TUHAN mengindahkan Hana, sehingga dia mengandung dan melahirkan tiga anak laki-laki dan dua anak perempuan lagi. Sementara itu makin besarlah Samuel yang muda itu di hadapan TUHAN.
Ketika dia menggenapi nazarnya kepada Tuhan, dia memberikan yang terbaik kepada Tuhan, bahkan Tuhan ganti lima kali lipat, padahal dia adalah orang yang mandul, tidak memiliki kesempatan untuk memiliki anak, tapi Tuhan lakukan hal yang ajaib, Tuhan beri tiga anak laki-laki dan dua anak perempuan. Kalau engkau berikan nazarmu itu dengan sikap hati seperti Hana, abundance grace itu yang akan dilimpahkan Tuhan dalam hidupmu. Kenapa Hana berani melakukan nazarnya? Karena memang awalnya dia tidak memiliki apa-apa, dan kalau dia diberi anak pun itu memang itu dari Tuhan, karena itu dia mau memberikan anaknya Samuel itu dengan sukacita tanpa kesedihan.
Ketika Hana membayar nazarnya, dia mendapatkan sebuah anugrah, namanya dicatat di dalam Alkitab sebagai orang membayar nazarnya dengan sempurna, dan dia menjadi sample untuk orang lain, jadi teladan untuk orang lain.
Pengkhotbah 5:4-5
(5-3) Kalau engkau bernazar kepada Allah, janganlah menunda-nunda menepatinya, karena Ia tidak senang kepada orang-orang bodoh. Tepatilah nazarmu.
(5-4) Lebih baik engkau tidak bernazar dari pada bernazar tetapi tidak menepatinya.
Orang yang menunda nazar itu disamakan seperti orang bodoh. Kalau engkau punya nazar dan tidak menggenapinya, engkau disamakan seperti orang bodoh. Yefta ketika itu takut terpisah dari anaknya, takut tidak ada yang melanjutkan keturunannya, dan dia memiliki persepsi yang salah, dia meragukan masa depan anaknya sebagai abdi Allah, karena itu Yefta sedih, tapi Hana memiliki persepsi yang berbeda, Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, Tuhan yang memperhatikan kesengsaraannya. Setelah dia melakukan nazarnya, tiba-tiba Tuhan berkata kepada imam Eli, dia mendoakan Elkana dan Hana, dan bahkan akhrinya dia mendapatkan pengganti apa yang telah diberikan kepada Tuhan, bahkan lima kali lipat. Kalau dia tidak memberikan apa yang dia nazarkan itu, dia mungkin tidak akan mendapatkan lima anaknya yang lain, tapi dia lakukan nazarnya, Tuhan beri abundance grace dalam hidupnya.
Jangan takut untuk menggenapi nazar, karena akan ada abundance grace yang Tuhan siapkan di balik nazar yang akan engkau lakukan.
0 komentar: