Ibadah Minggu IFGF Palembang, 25 Agustus 2013
IFGF PALEMBANGMINGGU, 25 AGUSTUS 2013
By: Ps. Pendy Sofian
Minggu lalu itu kuncinya "KETAATAN"
Ketika Tuhan menuntut ketaatan dalam hidup kita, seringkali kita bisa gagal.. Harus Tuhan sendiri yang menuliskannya di hati dan batin kita sehingga kita dimampukan untuk taat, dan dijamin oleh darah Anak Domba..
COVENANT selalu melibatkan dua pihak, tapi seringkali kita ini jadi bagian yang tidak "fair" dengan Tuhan, karena masing-masing pihak ada hak dan kewajiban, dan ada bagian yang harus kita lakukan, Tuhan lakukan, dan ada bagian yang kita terima, dan yang Tuhan terima.. Banyak yang hanya menuntut Tuhan, "mana mujizatnya, mana berkatnya?" sehingga seolah-olah kita menjadi pihak yang harus dipenuhi.. Namun sebenarnya apa untungnya Tuhan mengikat perjanjian dengan kita? Seringkali yang kita pikirkan ya apa untungnya perjanjian itu untuk hidup kita, sehingga perjanjian itu berat sebelah.
Banyak juga yang menjadikan Tuhan itu "emergency call".. Padahal kita mengikat perjanjian dengan Tuhan, ada bagian yang harus kita lakukan, dan ada bagian yang Tuhan janjikan.. Namun ada juga yang menuntut dan menuntut, dan ketika janji Tuhan tidak digenapi, dia kecewa..
Ibrani 11:39-40
39: Dan mereka semua tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, sekalipun iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik.
40: Sebab Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita; tanpa kita mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan.
Mereka di sini bukan tentang orang-orang fasik, orang murtad, atau orang jahat, tapi mereka di sini mengenai orang-orang benar yang ada di Alkitab, dan mereka sebagai pahlawan iman tidak mendapat janji Tuhan dalam hidupnya sekalipun iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik. Ini sesuatu yang kontradiktif..
Ibrani 11:13
13: Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini.
Ternyata mereka dalam iman itu mati sebagai orang-orang yang tidak mendapatkan janji. Tapi mereka mengerti kalau mereka adalah "pendatang" di bumi ini..
Namun mereka tidak fokus pada janji Tuhan untuk pribadi mereka masing-masing, tapi mereka menyadari kalau mereka itu bagian dari suatu rencana Tuhan yang besar, dan ketika mereka melakukan bagian mereka, mereka tidak menuntut kalau mereka harus menikmati janji Tuhan di dunia ini. Mereka memiliki mentalitas sebagai pendatang di bumi, dan mereka tahu kalau mereka cuma "menumpang" di dunia ini, sehingga inilah yang membuat mereka berbeda. Mereka tahu ketika mereka datang ke dunia, ada suatu tugas yang harus mereka lakukan, dan apa janji Tuhan untuk mereka tidak lagi mereka pikirkan, karena mereka memandang jauh ke depan..
Ada persamaan di antara mereka, yaitu mereka memandang sesuatu yang sama
Ibrani 11:17-19
17: Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal,
18: walaupun kepadanya telah dikatakan: "Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu."
19: Karena ia berpikir, bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati. Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali.
Abraham bisa memandang jauh ke depan. Mereka memandang jauh dari mata jasmani dia, karena dia punya iman kalau sekalipun anaknya itu mati, Tuhan bisa bangkitkan lagi..
20: Karena iman maka Ishak, sambil memandang jauh ke depan, memberikan berkatnya kepada Yakub dan Esau.
21: Karena iman maka Yakub, ketika hampir waktunya akan mati, memberkati kedua anak Yusuf, lalu menyembah sambil bersandar pada kepala tongkatnya.
22: Karena iman maka Yusuf menjelang matinya memberitakan tentang keluarnya orang-orang Israel dan memberi pesan tentang tulang-belulangnya.
Mereka bisa memandang jauh dari yang ada di zaman mereka..
23: Karena iman maka Musa, setelah ia lahir, disembunyikan selama tiga bulan oleh orang tuanya, karena mereka melihat, bahwa anak itu elok rupanya dan mereka tidak takut akan perintah raja.
24: Karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun,
25: karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa.
Musa tahu kalau semuanya itu hanya sementara..
26: Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir, sebab pandangannya ia arahkan kepada upah.
Pandangan Musa itu kepada upah yang akan dia terima di Surga..
Musa punya semuanya, karena dia anak Firaun, namun dia mau melepaskan semuanya..
Kalau engkau melihat kenyataan yang ada di hidup ini, dan janji Tuhan sepertinya belum digenapi, engkau bisa kecewa, karena engkau melihat yang mata jasmanimu lihat..
Kejadian 15:1-6
1: Kemudian datanglah firman TUHAN kepada Abram dalam suatu penglihatan: "Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar."
2: Abram menjawab: "Ya Tuhan ALLAH, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak, dan yang akan mewarisi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu."
3: Lagi kata Abram: "Engkau tidak memberikan kepadaku keturunan, sehingga seorang hambaku nanti menjadi ahli warisku."
4: Tetapi datanglah firman TUHAN kepadanya, demikian: "Orang ini tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli warismu."
5: Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."
6: Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.
Abram mendapatkan janji Tuhan, dan dia dijanjikan tanah perjanjian, bapa orang beriman, keturunannya akan sangat banyak dan memberkati segala bangsa. Ketika Tuhan berkata kalau Tuhan akan beri upah yang besar, dalam bahasa lainnya kurang lebih Abram berkata: "Untuk apa upah sebesar itu? Karena yang akan jadi ahli warisnya bukan anakku". Ketika janji Tuhan belum digenapi, dia lihat kalau kenyataannya berbeda, dia sudah tua, istrinya mati haid walau dia bisa melihat penyertaan Tuhan dalam hidupnya. Lalu Tuhan membawa dia keluar dari tendanya. Kalau dia hanya di dalam tenda, ya dia bisa melihat yang terbatas oleh tenda itu, hanya bisa melihat dirinya dan mengasihani dirinya sendiri. Namun Tuhan bawa dia keluar, dan ketika dia keluar dari tenda, pandagannya yang selama itu hanya ada di tenda, pandangannya sekarang ke langit, dan Abram percaya, dan itu diperhitungkan Tuhan sebagai sebuah kebenaran. Masalahnya cuma perbedaan cara pandang.. Abram bisa melihat jauh ke depan, melihat banyak sekali langit..
Sebenarnya saat itu Tuhan memperluas pandangannya Abram..
Ketika engkau hidup dengan pandanga yang terbatas, engkau akan cenderung mengasihani dirimu sendiri. Minta Tuhan bawa kita keluar dari tenda kita agar pandangan kita bisa lebih luas dan kita tidak "stuck" dengan apa yang kita alami sekarang ini.
Pahlawan-pahlawan iman ini bisa melihat jauh ke depan.. Pandanganmu akan sangat menentukan bagaimana mentalitas dalam kehidupanmu..
Ibrani 11:35-38
35: Ibu-ibu telah menerima kembali orang-orangnya yang telah mati, sebab dibangkitkan. Tetapi orang-orang lain membiarkan dirinya disiksa dan tidak mau menerima pembebasan, supaya mereka beroleh kebangkitan yang lebih baik.
36: Ada pula yang diejek dan didera, bahkan yang dibelenggu dan dipenjarakan.
37: Mereka dilempari, digergaji, dibunuh dengan pedang; mereka mengembara dengan berpakaian kulit domba dan kulit kambing sambil menderita kekurangan, kesesakan dan siksaan.
38: Dunia ini tidak layak bagi mereka. Mereka mengembara di padang gurun dan di pegunungan, dalam gua-gua dan celah-celah gunung.
Di ayat ini, kita akan lihat bahwa mereka tidak kecewa atas kehidupan mereka, tidak mempermasalahkan apa yang harus mereka nikmati di dunia ini..
Musa memandangkan pandangannya kepada upah, dan kita tahu kalau dia tidak masuk tanah perjanjian, namun rasanya dia tidak kecewa.. Kalau kita jadi Musa, mungkin kita bisa kecewa, kita dipanggil, dipilih Tuhan, jadi pemimpin, namun akhirnya tidak bisa masuk ke tanah perjanjian..
Yang ingin engkau genapi itu janji Tuhan yang di dunia, atau yang di dunia yang nanti?
Musa ditawarkan hal yang paling enak dalam hidupnya, yaitu dia jadi putri Firaun, dan dia menikmati apa yang bangsa Israel tidak nikmati saat itu..
Minta Tuhan perluas pandanganmu.. Miliki mentalitas engkau sebagai pendatang di dunia, selesaikan misi Tuhan, sekalipun engkau tidak dapat upah di dunia, engkau tahu kalau engkau akan terima upah di surga, dan engkau tidak kecewa.. Lakukan bagianmu di dalam Tuhan..
Paulus berani berkata kalau hidup adalah Kristus, hidup menghasilkan buah, dan mati adalah keuntungan, karena dia bisa memandang jauh ke depan.. Biar kita masuk dalam penggenapan janji yang "fair" di hadapan Tuhan, Tuhan lakukan bagianNya, engkau juga lakukan bagianmu.. Sekalipun engkau tidak diberkati di dunia ini, bisakah engkau tetap lakukan bagianmu hingga garis akhir? Biar fokusmu itu jangan ditujukan pada apa yang baik yang akan engkau terima di dunia ini, tapi engkau memandang jauh ke depan, walau engkau tidak menerima janji Tuhan di dunia, yang penting engkau genapi bagianmu dalam perjanjian dengan Tuhan..
Engkau tetap boleh minta Tuhan genapi semuanya.. Tapi kalau engkau mau next level, tidak menuntut apa yang Tuhan janjikan dalam hidupmu, engkau lakukan apa yang jadi bagianmu di dunia ini..
- ALL BY HIS GRACE - TO GOD BE THE GLORY -
0 komentar: