Ibadah Minggu IFGF Palembang, 2 Agustus 2015
IBADAH MINGGU IFGF PALEMBANG
2 AGUSTUS 2015
By: Ps. Pendy Sofian
7 breakthrough miracles and double blessings.
Matius 5:48
48: Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."
Haruslah kamu sempurna. Harus! Kita harus jadi sempurna, bukan sebaiknya, baiknya, sebisanya, tapi ditegaskan HARUS sempurna! Bukan kesempurnaan secara fisik, tapi kita coba lihat di terjemahan Ampified Bible.
Matthew 5:48 (Amplified Bible)
48: You, therefore, must be perfect [growing into complete maturity of godliness in mind and character, having reached the proper height of virtue and integrity], as your heavenly Father is perfect.
Bukan berarti kita harus memiliki postur fisik yang sempurna, tapi di sini dikatakan bahwa kesempurnaan dalam pola pikir, karaktermu dengan Tuhan. Bagaimana karakter Kristus, pikiran seperti Kristus itu yang harus kita kejar, dan inilah yang dikatakan kesempurnaan. Kesempurnaan karakter Kristus dan pola pikir Kristus.
Sempurna ini dari asal katanya Telios, artinya sempurna, dewasa, keutuhan, komplit, tapi bukan berarti dalam sekejab bisa langsung sempurna, tapi kita itu disempurnakan. Dalam bahasa asli sebenarnya dikatakan kalau hendaklah kita disempurnakan hingga akhirnya kita menjadi seperti Kristus dalam pemikiran, karakter, integritas, dan nilai-nilai lainnya seperti Kristus.
1 Korintus 14:20
20: Saudara-saudara, janganlah sama seperti anak-anak dalam pemikiranmu. Jadilah anak-anak dalam kejahatan, tetapi orang dewasa dalam pemikiranmu!
Kata dewasa di sini, sebenarnya kata aslinya adalah teleios. Kita menjadi dewasa dengan pilihan kita setiap harinya. Dewasa, berpikir seperti orang dewasa. Apa yang membedakan seseorang dewasa atau tidak? Kedewasaan berbicara tentang pola pikir dan karakternya, dan kita bisa lihat seseorang dewasa atau tidak dari hal ini. Ada yang ditegur langsung marqh, ngambek, itu artinya belum dewasa.
Anak kecil yang selalu dipikirkannya yaitu minta ini, minta itu, dll, tapi ketika bertumbuh dewasa, dia mulai menjadikan hidupnya tidak hanya meminta, tapi untuk memberi kepada anaknya, orang lain. Apakah di hidup kita, kita lebih banyak memberi, atau meminta? Ketika engkau berdoa, mengucap syukur, lalu engkau meminta banyak hal, atau engkau berdoa untuk bisa memberi? Kalau selama ini di kehidupanmu lebih banyak minta, ayo perbaiki diri, kita harus lebih banyak memberi.
Yakobus 1:2-4
2: Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan,
3: sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.
4: Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.
3: sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.
4: Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.
Pencobaan di sini bukan masalah dosa, dalam bahasa lainnya itu ketika engkau diuji dalam imanmu. Ada satu unsur yang penting dalam kesetiaan, yaitu ketekunan.
Filipi 3:15
15: Karena itu marilah kita, yang sempurna, berpikir demikian. Dan jikalau lain pikiranmu tentang salah satu hal, hal itu akan dinyatakan Allah juga kepadamu.
Dikatakan kalau marilah kita yang sempurna, BERPIKIR demikian. Berpikir seperti apa?
Filipi 3:13-14
13: Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku,
14: dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.
13: Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku,
14: dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.
Melupakan apa yang di belakagnnya, mengarah pada yang di depan. Kalau engkau mau masuk dalam kesempurnaan, engkau harus melihat ke depan, dan harus melupakan apa yang di belakangmu, baik kegagalan ataupun kesuksesan. Jangan biarkan kegagalan apapun menghambatmu untuk maju dan tidak bisa sukses di depan, karena itu bukan sebuah ukuran untuk keberhasilanmu di depan, bukan berarti selamanya engkau akan gagal. Semua orang kaya / konglomerat rata-rata pernah miskin dan mereka melewati kegagalan mereka hingga akhirnya mereka berhasil. Banyak orang tidak pernah naik ke titik tertingginya karena dia tidak pernah lupa dengan keberhasilannya di masa lalu.
Filipi 3:7-8
7: Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.
8: Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,
8: Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,
Kalau kita melihat kehidupan Paulus mengenai apa yang dahulu dianggap keuntungan adalah keriugian, dia tidak mengatakannya dengan emosi, apa buktinya?
Filipi 3:4-6
4: Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi:
5: disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi,
6: tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat.
4: Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi:
5: disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi,
6: tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat.
Jika kita lihat ayat tersebut, dikatakan Paulus adalah orang Yahudi, ia menjadi orang Farisi. Bagi orang Yahudi saat itu, menjadi orang Farisi adalah sebuah kebanggaan, karena untuk bisa menjadi ahli taurat ini sejak dar anak-anak mereka diajarkan mengenai hukum taurat, dan dari banyak anak-anak itu hanya akan ada 1 orang yang dipilih untuk bisa mengikuti Imam dan itu kebanggaanya sangat besar, dihormat sedemikian rupa, karena ini status sosialnya lebih tinggi daripada orang yang punya uang milyaran sekalipun.
Paulus mengikuti hukum taurat dengan ajaib, dia tidak bercacat dalam mengikuti hukum taurat, dan ini yang dia lupakan untuk dia bisa mencapai kesempurnaan. Banyak yang tidak bisa move on dengan kegagalannya, tapi juga lebih banyak lagi yang tidak bisa move on dari keberhasilannya di masa lalu. Selama kita tidak bisa melupakan yang di belakang, kita tidak akan bisa menjadi sempurna. Keberhasilanmu di tahun lalu tidak akan bisa menentukan keberhasilanmu di depan, dan engkau bisa stuck.
Kita sedang dibawa Tuhan naik ke ruangan yang tinggi, dan anak tangga menuju ke ruangan ini sangat banyak, dan kita baru berada di anak tangga ke-4. Dan 4 ini berbicara mengenai kematian daging, dan di anak tangga inilah yang paling sulit, karena banyak ujian, proses di tempat ini. Lalu Tuhan beri angin yang akan menghempaskan belalang-belalang yang memakan berkat yang harusnya kita terima. Tapi kita tidak akan bisa melewati tangga ke-4 ini tanpa angin yang dari Tuhan ini, karena angin ini yang akan menopang kita, membuat kita mampu melewati tangga ke-4 ini. Hanya satu hal yang bisa membuat kita melewati tangga ke-4 ini, yaitu kematian daging, Yesus menyempurnakan pelayananNya selama di dunia dengan kematianNya di kayu salib. Namun tidak akan pernah bisa kita lakukan dengan menggunakan kekuatan kita.
Rajawali memiliki sarangnya di bukit, dan bagaimana caranya menangkap rajawali, yaitu dengan membuatnya terbang rendah hingga menyentuh tanah, karena ketika menyentuh tanah, rajawali ini tidak akan bisa terbang, dan dia akan tidak ada bedanya dengan ayam karena sayapnya yang lebar. Namun apa yang membuat rajawali itu terbang lagi? Satu-satunya Ketika ada angin badai yang datang! Rajawali ini harus mematikan egonya ketika angin badai itu datang, harus mematikan kesombongannya itu agar dia bisa terbang lagi.
Tuhan ingin membawa kita masuk dalam kesempurnaan, dan kita butuh angin yang dari Tuhan itu dan kita mematikan semua kedagingan kita agar kita bisa terbang melewati tangga ke-4 ini.
By: Ps. Robert Lie
Tuhan mau bawa kita dalam kesempurnaan, tapi jangan izinkan pencemaran terjadi dalam hidupmu! Kalau engkau tidak bisa melupakan masa lalumu, ilustrasinya itu engkau seperti ke kuburan, dan engkau pakai lagi apa yang engkau kubur itu. Kalau Tuhan ada di tengah keluargamu, keluargamu akan jadi kokoh. Banyak yang ingin mengalami hal yang dahsyat, tapi tidak bisa menjaga hidupnya, hidupnya kotor, tidak membayar harganya.
Ketika Elia dibawa ke surga, dia tidak bisa naik begitu saja, tapi Tuhan bawa dalam angin badai.
1. Ketika Musa tidak memiliki jalan dan mentok di depan laut, di belakang mereka bangsa Mesir. Saat itu Musa mengangkat tangan dan akhirnya laut itu terbelah karena angin yang dari Tuhan.
2. Ketika ada tulah di bangsa Mesir yaitu belalang, lalu Musa berdoa dan tiba-tiba ada angin yang membersihkan semuanya. Belalang itu berbicara mengenai sesuatu yang menggerogoti berkatmu, keuanganmu, menggerogoti apa yang engkau hasilkan menjadi sia-sia.
3. Ketika Bangsa Israel bosan memakan manna yang sehari habis, ketika Musa berdoa, Tuhan hembuskan angin yang membawa burung untuk bangsa Israel.
4. Rainstorm of blessing, dalam hujan badai berkat pasti ada angin dan hujan di dalamnya.
- ALL BY HIS GRACE - TO GOD BE THE GLORY -
- THE GREAT JUBILEE FOR ALL NATIONS -
0 komentar: