Ibadah Minggu IFGF Palembang, 5 Juli 2015

IBADAH MINGGU IFGF PALEMBANG
5 JULI 2015

By: Ps. Pendy Sofian

Tema Bulan ini: Great Harvest
Great harvest ini dijanjikan untuk kita di bulan ini! Apa itu tuaian besar, great harvest?
Imamat 25:11-22
11: Tahun yang kelima puluh itu harus menjadi tahun Yobel bagimu, jangan kamu menabur, dan apa yang tumbuh sendiri dalam tahun itu jangan kamu tuai, dan pokok anggur yang tidak dirantingi jangan kamu petik buahnya.
12: Karena tahun itu adalah tahun Yobel, haruslah itu kudus bagimu; hasil tahun itu yang hendak kamu makan harus diambil dari ladang.
13: Dalam tahun Yobel itu kamu harus masing-masing pulang ke tanah miliknya.
14: Apabila kamu menjual sesuatu kepada sesamamu atau membeli dari padanya, janganlah kamu merugikan satu sama lain.  
15: Apabila engkau membeli dari sesamamu haruslah menurut jumlah tahun sesudah tahun Yobel, dan apabila ia menjual kepadamu haruslah menurut jumlah tahun panen. 
16: Makin besar jumlah tahun itu, makin besarlah pembeliannya, dan makin kecil jumlah tahun itu, makin kecillah pembeliannya, karena jumlah panenlah yang dijualnya kepadamu.
17: Janganlah kamu merugikan satu sama lain, tetapi engkau harus takut akan Allahmu, sebab Akulah TUHAN, Allahmu.  
18: Demikianlah kamu harus melakukan ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-Ku serta melakukannya, maka kamu akan diam di tanahmu dengan aman tenteram.  
19: Tanah itu akan memberi hasilnya, dan kamu akan makan sampai kenyang dan diam di sana dengan aman tenteram.  
20: Apabila kamu bertanya: Apakah yang akan kami makan dalam tahun yang ketujuh itu, bukankah kami tidak boleh menabur dan tidak boleh mengumpulkan hasil tanah kami? 
21: Maka Aku akan memerintahkan berkat-Ku kepadamu dalam tahun yang keenam, supaya diberinya hasil untuk tiga tahun.
22: Dalam tahun yang kedelapan kamu akan menabur, tetapi kamu akan makan dari hasil yang lama sampai kepada tahun yang kesembilan, sampai masuk hasilnya, kamu akan memakan yang lama."

Kenapa ini harus terjadi sebelum Yobel besar? Karena tahun yobel adalah tahun yang kudus, tidak ada yang boleh menabur atau menuai, tidak ada yang bisa dipanen di tahun yang ke-50. Karena itu Tuhan menyediakan tuaian 3x lipat sebelum masuk Yobel Besar, rainstorm of blessing yang terjadi. Bukan hanya masalah tuaian 3x lipat, tapi ada beberapa hal penting yang harus kita perhatikan ketika kita akan menerima berkat 3x lipat.

1. Tuaian 3x lipat artinya engkau bekerja 3x lipat
Kalau engkau punya ladang, misalnya biasanya menghasilkan 1 ton, ketika dicurahkan berkat 3x lipat berarti hasilnya menjadi 3 ton, dan engkau akan membutuhkan banyak hal lain yang mendukung agar engkau bisa menuai yang 3 ton, artinya kerjamu harus 3x lipat, tidak bisa bekerja dengan standar kerja yang sama, tenaga yang sama, bahkan tidak bisa dengan metode yang sama dan kapasitas penyimpanan yang sama seperti ketika menuai yang 1 ton. Kalau engkau tetap menggunakan cara yang sama, mau ladang itu menghasilkan 3 ton pun engkau hanya akan bisa membawa pulang 1 ton dan sisaya akan menjadi sia-sia. Siapkan diri untuk bekerja 3x lipat!

2. Berkat itu bukan untuk dihabiskan seketika.
Banyak orang yang ketika diberi berkat 3x lipat, langsung habis seketika. Kita harus berdoa bagaimana caranya untuk bisa mengelola berkat itu dengaen cara yang berbeda, karena itu akan diperlukan hingga tahun Yobel dan tahun ke depannya. Tahun Yobel adalah tahun pembebasan budak, tapi tetap ada orang yang kembali akan menjadi budak karena tidak bisa mengelola apa yang sudah diterimanya, bakan bisa membuat orang itu menjadi lebih miskin lagi dari sebelumnya. Minta hikmat dari Tuhan, kalau tidak berkat itu bisa menghancurkan hidup kita. Ada simulasi yang dilakukan, yaitu mengumpulkan semua uang yang ada di dunia, dijadikan 1 kurs, dibagi rata ke semua orang, dan pada beberapa tahun kemudian, orang yang dahulunya konglomerat, akan tetap menjadi konglomerat, dan orang yang miskin, akan tetap kembali menjadi miskin sekalipun dia sudah menerima jumlah uang yang sama pada awalnya, yang membedakan antara kedua tipe orang itu adalah mentalitasnya, orawng miskin akan cenderung berpikir apa yang bisa dia beli dengan uang tersebut selagi ada uang, dll.

Matius 7:24-27
24: "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.
25: Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.
26: Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir.
27: Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."

Ketika kita diberi berkat yang sangat ajaib, seakan-akan diterpa badai, ada 2 hal yang akan keluar, apakah kita akan tetap berdiri, atau kita akan rubuh? Kalau fondasi kita tidak baik, ketika berkat Tuhan itu datang, rainstorm of blessing itu datang, itu bisa menghancurkan hidup kita. Apa yang membedakan kedua jenis rumah tersebut? Rumah yang satu ketika diterpa badai, masih kokoh, yang satu hancur, tergantung apakah dibangun di atas batu atau di atas pasir. Lalu apa yang membedakan yang membangun di atas karang dan pasir? Keduanya mendapatkan hal yang sama, Firman yang sama, namun yang membedakannya, yang satu mendengarkan dan melakukan Firman, yang satu lagi tidak. Fondasi kita tidak dibangun dari apa yang kita dengar, tapi yang menjadi masalah apakah engkau melakukan apa yang kita dengar itu.

Ketika kita sedang membangun fondasi, kita butuh bahan-bahan untuk membangun fondasi, misal besi, pasir, semen, batu koral, dll, tapi itu tidak cukup hanya dibeli. Semua itu harus dijadikan satu, diolah dan dikerjakan dengan benar, barulah fondasinya bisa jadi. Orang ini tidak bisa hanya membanggakan dirinya kalau dia baru hanya membeli bahan, baru menyiapkan semua bahannya, karena selama bahan itu tidak dikerjakan, tidak diolah, ya bahan fondasi itu tidak akan menjadi fondasi yang kuat dan ketika badai itu datang, itu akan tetap menghancurkannya. Mau sebanyak apapun yang engkau dengar, engkau siapkan, selama engkau tidak mengerjakan semuanya yang engkau dengar itu, semuanya akan menjadi sia-sia.

Belajar untuk menjadi pelaku Firman. Engkau serajin apapun doa pagi, serajin apapun engkau ke gereja, yang lebih penting ketika engkau melakukan semua yang engkau dengarkan itu! Tidak cukup hanya kita mendengar, menerima, percaya, tapi juga harus sampai melakukan. Kita harus membangun fondasi dengan sangat kuat, agar ketika berkat itu "ambruk" ke dalam hidup kita, kita juga tidak ikut "ambruk".

Mendengar, percaya, melakukan. Bahkan untuk menerima keselamatan pun tidak cukup dengan percaya, tapi juga harus mengaku dengan mulutmu.

Roma 10:9
9: Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.

Selalu ada 2 sisi untuk engkau menerima janji Tuhan, tidak cukup hanya percaya, tapi harus ada sesuatu yang dilakukan. Kenapa tidak cukup hanya iman?

Yakobus 2:14-19
14: Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?
15: Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari,
16: dan seorang dari antara kamu berkata: "Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!", tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu?
17: Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.
18: Tetapi mungkin ada orang berkata: "Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan", aku akan menjawab dia: "Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku."
19: Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setanpun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar.

Setan pun percaya bahwa Yesus berkuasa, percaya bahwa Dia adalah Allah yang hidup, tapi bukan itu yang membedakannya dengan kita orang percaya, karena itu tidak cukup hanya percaya.

21: Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah?

Abraham menjadi bapak orang benar, dan dia dibenarkan ketika dia benar-benar melakukan yang diperintahkan Tuhan untuk mempersembahkan Ishak. Dia tidak cukup hanya percaya tapi ada yang dia lakukan. Sama seperti ketika orang Israel yang diberi jaminan akan diluputkan kalau mereka mengoleskan darah anak domba di pintu, tapi kalau mereka tidak mengoleskan, tidak melakukan yang menjadi persyaratan perjanjian itu, ya anak sulung mereka akan tetap mati, karena mereka tidak melakukan apa yang Tuhan katakan.

Mazmur 126:5-6
5: Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.
6: Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.

Ada 2 elemen, yang pertama berjalan maju menangis, yang kedua yaitu menabur benih. Kalau hanya berlajan maju sambil menangis, tidak akan bisa terjadi, sama halnya kalau hanya menabur benih tapi tidak sambil berjalan maju dengan menangis, juga tidak akan bisa. Selalu tidak cukup hanya doa, doa, doa, selalu ada perbuatan yang harus dilakukan. Tapi juga tidak cukup hanya perbuatan, tapi harus berdoa juga.

Psalms 126:5-6 (NKJV)
5: Those who sow in tears Shall reap in joy.
6: He who continually goes forth weeping, Bearing seed for sowing, Shall doubtless come again with rejoicing, Bringing his sheaves with him. 

Ada 1 kata sifat yang tidak boleh hilang, yaitu continually, terus-menerus. Butuh konsistensi dan ketekunan agar dia bisa mendapatkan berkas-berkasnya itu. Dia tidak cukup hanya menangis sehari sambil menabur benih, tapi harus setiap hari, karena itu dibutuhkan ketekunan. Banyak yang kehilangan berkat Tuhan karena tidak ada konsistensi, tidak ada ketekunan. Tanpa ketekunan, engkau tidak bisa mendapatkan apapun.

Kisah Para Rasul 13:22
22: Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku.

Apa yang membuat Daud itu berhasil menjadi the man after God's own heart? Bukan karena dia pintar menyanyi, menyembah, sekalipun Tuhan suka dengan penyembahan Daud, tapi bukan karena itu.

Kisah Para Rasul 13:22 (TSI)
22: Tetapi waktu Tuhan menurunkan Saul dari takhtanya, Dia mengangkat Daud sebagai raja. Dan inilah yang Allah katakan tentang Daud, "Aku sudah tahu tentang Daud, anak Isai itu, bahwa dia mempunyai hati yang sesuai dengan keinginan hati-Ku. Dialah yang akan melakukan semua yang Aku mau."

Acts 13:22 (NKJV)
22: And when He had removed him, He raised up for them David as king, to whom also He gave testimony, and said, ['I have found David] the [son] of Jesse, [a man after My] [own] [heart, who will do all My will.']

"Who will do all My will". Daud mendapat julukan the man after God's own heart karena dia akan melakukan apapun yang Tuhan katakan, mau masuk akal ataupun tidak. Daud tidak disebut orang yang berkenan pada Tuhan karena mendengarkan, tapi karena dia melakukan!

Tuhan mau terus memurnikan hatinya kita agar kita tidak terikat pada hal yang akan membuat kita mengalami kematian rohani. Sebelum Yobel besar pasti terjadi great harvest, tapi yang jadi masalah, apakah budak akan kembali menjadi budak, itu tergantung keputusannya sendiri. Dengar Firman Tuhan dan lakukan. Sambil kita menunggu Tuhan memberi berkat yang ajaib, bangun fondasi yang kuat.

- ALL BY HIS GRACE - TO GOD BE THE GLORY -
- THE GREAT JUBILEE FOR ALL NATIONS -

Bobby Hartanto

I pray that the eyes of your heart may be enlightened, so that you will know what is the hope of His calling, what are the riches of the glory of His inheritance in the saints, (Ephesians 1:18)

0 komentar: