Ibadah Minggu IFGF Palembang, 12 Oktober 2014
IBADAH MINGGU IFGF PALEMBANG
12 OKTOBER 2014
By: Ps. Pendy Sofian
Kalau kebanyakan orang ditanya mujizat apa yang mau dialami, secara garis besar orang cenderung akan meminta mujizat untuk dirinya sendiri. Dalam Alkitab, bisa dibagi menjadi dua bagian orang yang terlibat dalam mujizat, yaitu ada orang yang mengalami mujizat, dan ada orang yang menjadi bagian agar orang lain mengalami mujizat. Namun kita juga tidak tahu apa yang terjadi setelah orang-orang di Alkitab yang mengalami mujizat, apakah mereka tetap mengikui Tuhan dan masuk surga, atau tidak, karena di Alkitab tidak dijelaskan. Misalnya 10 orang kusta, 9 disembuhkan, 1 kembali ke Tuhan, tidak ada yang jamin apa yang telah mereka alami (mujizat) itu membuat dia masuk surga.
Musa hampir tidak mengalami mujizat apapun dalam hidupnya, tapi seringkali dia yang menjadi alat Tuhan untuk membuat mujizat bagi bangsa Israel. Lalu Elia, dia tidak meminta api untuk dirinya sendiri, ketika dia meminta hujan pun bukan untuk dirinya sendiri. Semua yang dipakai Tuhan menjadi alat untuk melakukan mujizat, dia tidak melakukan semuanya itu untuk dirinya sendiri.
Kita semua diperhadapkan dengan dua hal ini, engkau mau mengalami mujizat, atau engkau mau menjadi penyalur mujizat? Mujizat itu selalu terjadi pada keadaan yang sangat sulit, tidak mudah. Ketika engkau mau mengalami mujizat setiap hari, jangan heran kalau Tuhan kirimkan masalah demi masalah dalam hidupmu. Engkau tidak akan bisa mengalami mujizat kesembuhan kalau engkau tidak sakit, engkau tidak akan bisa mengalami mujizat keuangan kalau engkau tidak mengalami kekurangan, engkau tidak akan mengalami mujizat kebangkitan kalau enkau belum mati, dll. Kalau engkau hanya meminta mujizat untuk dirimu sendiri, mulai bertobat! Ubah cara doamu! Jangan heran kalau permasalahan demi permasalahan masuk dalam hidupmu kalau engkau selalu berdoa ingin mengalami mujizat setiap hari. Engkau mau menjadi sebagai penerima mujizat, atau menjadi penyalur mujizat?
Contoh di gereja, kalau engkau lihat Ama Fifi, ketika Tuhan tanya mau minta apa, dia selalu meminta sesuatu untuk gereja, untuk Tuhan lawat gereja, berdoa untuk si A, si B, dll. Dia hampir-hampir tidak pernah datang ke Tuhan dengan meminta ini itu ini itu untuk pribadinya sendiri. Orang dengan mentalitas seperti ini, melihat mujizat setiap hari, tapi apakah engkau lihat permasalahan dalam hidupnya setiap hari? Tidak! Dia enjoy dengan hidupnya, mengalami mujizat setiap hari. Kehidupan yang bagaimanakah yang engkau pilih?
Ada satu hukum, apa yang engkau tabur, itu yang engkau tuai. Kalau engkau mau menabur mujizat untuk orang lain, di titik itulah engkau juga akan mengalami mujizat, bahkan berkali-kali lipat yang akan engkau alami, miracles explosions. Mungkin kalau engkau berdoa minta mujizat, ya engkau alami mujizat itu, dan selesai, tidak ada yang spesial dalam hidupmu. Tapi ketika engkau menjadi saluran mujizat, engkau akan mengalami mujizat demi mujizat di dalam hidupmu!`
Apakah setelah engkau menabur mujizat, engkau kehilangan jatah mujizatmu? Tidak! Misalnya ada seorang anak yang diberikan sejumlah uang, ketika dia mulai membagi-bagikan berkat bagi orang lain dan ketika dia kembali kepada bapaknya, bapak yang normal pasti akan senang pada anak tersebut dan memberi lagi sejumlah uang yang sama ataupun bisa lebih. Ketika anak ini hanya menggunakan uang tersebut untuk pribadinya sendiri, dan ketika ia kembali kepada bapaknya, ya tidak ada kelanjutannya lagi, karena sudah cukup untuk dirinya sendiri, dan dia tidak mengalami mujizat lagi.
Markus 16:15-18
15: Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.
16: Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.
17: Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka,
18: mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh."
Ada jaminan dan janji Tuhan di hidup kita, bahwa mujizat itu ada dalam hidup kita. Kenapa seringkali kita tidak mengalami tanda-tanda seperti ini?
Kalau kita melihat kata-kata pertama di ayat ini, dikatakan "PERGILAH". Bukan berarti pergi menjadi misionaris, tapi ini artinya engkau terbuka untuk orang lain, engkau mau berusaha untuk orang lain. Kalau engkau tidak pernah pergi, ya tanda-tanda itu tidak akan pernah ada dalam kehidupanmu. Di ayat itu bukan dikatakan diamlah, duduk dan terima mujizat-mujizat itu. Kalau engkau hanya doa mengasihani diri sendiri, meminta untuk diri sendiri, tidak akan pernah ada mujizat tersebut dalam hidupmu.
Kalau kita melihat kata-kata pertama di ayat ini, dikatakan "PERGILAH". Bukan berarti pergi menjadi misionaris, tapi ini artinya engkau terbuka untuk orang lain, engkau mau berusaha untuk orang lain. Kalau engkau tidak pernah pergi, ya tanda-tanda itu tidak akan pernah ada dalam kehidupanmu. Di ayat itu bukan dikatakan diamlah, duduk dan terima mujizat-mujizat itu. Kalau engkau hanya doa mengasihani diri sendiri, meminta untuk diri sendiri, tidak akan pernah ada mujizat tersebut dalam hidupmu.
Lalu di ayat 17, dikatakan tanda-tanda itu akan menyertai orang yang PERCAYA. Seringkali kita ini tidak percaya. Seringkali kita membatasi diri kita sendiri untuk menjadi saluran mujizat karena kita tidak percaya kalau kita bisa menjadi saluran mujizat Tuhan dalam hidup kita. Seringkali juga mulutnya yang hanya berkata percaya, tapi sungguhkah dari dalam hatimu engkau percaya? Pikiran kita juga bisa membatasi Tuhan untuk Tuhan melakukan banyak mujizat dalam hidup kita. Misalnya ketika engkau disuruh mendoakan orang, engkau mengeluh, "Ah sembuh saja tidak, ..." Itu artinya engkau tidak percaya! Ingat kalau semua tanda-tanda di ayat tersebut hanya menyertai orang yang PERCAYA.
Lalu yang ketiga, engkau harus MENGASIHI orang lain yang engkau mau doakan agar mujizat itu terjadi. Engkau tidak akan bisa mendoakan orang lain kalau engkau tidak mengasihi orang tersebut. Dasarnya adalah kasih. Ketika engkau mengasihi seseorang, engkau pasti akan bisa mendoakan orang itu dengan sungguh.
Yang keempat, caranya mudah, yaitu BERDOA.
Yakobus 5:16
16: Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.
Doanya yang benar atau orangnya yang benar? Orangnya yang benar! Bukan masalah doanya, tapi masalah hidupmu, apakah engkau benar di hadapan Tuhan?
17: Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujan pun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan.
18: Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumi pun mengeluarkan buahnya.
19: Saudara-saudaraku, jika ada di antara kamu yang menyimpang dari kebenaran dan ada seorang yang membuat dia berbalik,
Di ayat 17 ditekankan kalau Elia adaah manusia biasa sama seperti kita. Yang membuat perbedaan yang mana? Dia SUNGGUH-SUNGGUH BERDOA! Seringkali kita tidak berdoa dengan sungguh! Seringkali yang orang lakukan, tidak menaruh pengharapan total kepada Tuhan, masih memiliki alternatif ketika misalnya Tuhan tidak menjawab doanya. Kenapa Elia dikatakan sungguh-sungguh berdoa? Elia pertama kali sudah berdoa 3,5 tahun untuk tidak hujan, dan kalau kita pikirkan secara natural, seharusnya setelah 3,5 tahun itu tanpa didoakan pun pasti akan turun hujan.
Pertanyaannya, apakah kita berdoa sungguh-sungguh untuk tema bulanan dalam hidup kita? Misalnya ketika Jehovah Jireh, apakah engkau sungguh berdoa agar bisa mengalami itu? Atau engkau hanya berdoa, ya jadilah seperti yang Tuhan berikan, Jehovah Jireh. Seringkali kita tidak mengalami tema bulanan ini karena kita tidak mendoakannya dengan sungguh-sungguh agar tema itu jadi dalam hidup kita. Elia tidak melewatkan waktu ketika dia berdoa, dia ngotot harus turun hujan hari itu, tidak ada besok-besok lagi. Elia berdoa sungguh-sungguh agar hujan itu jadi di hari itu, hingga menyuruh berkali-kali pada bujangnya untuk naik dan melihat tanda yang ada, sampai dia melihat awan setelapak tangan. Seringkali mentalitas kita tidak sungguh-sungguh berdoa, seringkali berkata, "ya kalau tidak jadi ya sudah...". Elia berdoa sungguh-sungguh, dia ngotot, ketika belum hujan, doa lagi, ketika belum, doa lagi dan seterusnya hingga jadi.
Pertanyaannya, apakah kita berdoa sungguh-sungguh untuk tema bulanan dalam hidup kita? Misalnya ketika Jehovah Jireh, apakah engkau sungguh berdoa agar bisa mengalami itu? Atau engkau hanya berdoa, ya jadilah seperti yang Tuhan berikan, Jehovah Jireh. Seringkali kita tidak mengalami tema bulanan ini karena kita tidak mendoakannya dengan sungguh-sungguh agar tema itu jadi dalam hidup kita. Elia tidak melewatkan waktu ketika dia berdoa, dia ngotot harus turun hujan hari itu, tidak ada besok-besok lagi. Elia berdoa sungguh-sungguh agar hujan itu jadi di hari itu, hingga menyuruh berkali-kali pada bujangnya untuk naik dan melihat tanda yang ada, sampai dia melihat awan setelapak tangan. Seringkali mentalitas kita tidak sungguh-sungguh berdoa, seringkali berkata, "ya kalau tidak jadi ya sudah...". Elia berdoa sungguh-sungguh, dia ngotot, ketika belum hujan, doa lagi, ketika belum, doa lagi dan seterusnya hingga jadi.
Apakah engkau sungguh-sungguh berdoa, atau hanya sekali lewat? Hujan tidak akan turun sebelum Elia sungguh-sungguh berdoa untuk hal tersebut. Kalau engkau tidak sungguh-sungguh berdoa untuk hal tersebut, ya itu tidak akan jadi dalam kehidupa kita. Dan juga Elia tidak berdoa itu untuk dirinya sendiri, tapi ada satu hal yang dia jaga, yaitu Firman Tuhan. Dalam hati Elia mungkin dia berkata seperti ini: "Hari itu harus turun hujan, dan itu tidak boleh gagal, karena sudah 3,5 tahun". Seringkali kita menggunakan berbagai alasan akitabiah yang bisa diutarakan ketika berdoa dan itu belum jadi. Belajar seperti Elia yang sungguh-sungguh ketika berdoa !
Ada 2 hal yang jadi kunci kalau engkau mau melihat miracle explosion, yaitu jangan minta untuk dirimu sendiri, tapi minta untuk orang lain, dan berdoa sungguh-sungguh.
- ALL BY HIS GRACE - TO GOD BE THE GLORY -
- HIS KINGDOM BE ESTABLISHED IN ALL NATIONS -
0 komentar: