AoC Bandung, 6 Oktober 2014

AOC BANDUNG
6 OKTOBER 2014

By: ...

Tuhan sedang menyiapkan gerejaNya agar tidak bercela dan bisa menyambut kedatanganNya yang kedua.

Ibrani 12:1-3
1: Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.
2: Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.
3: Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa.

Di sini Alkitab berbicara tentang saksi-saksi yang mengelilingi kita, dan berbicara mengenai pahlawan-pahlawan iman perjanjian lama, mulai dari Kitab Kejadian hingga Maleakhi, dari Matius hingga Wahyu. Alkitab menggambarkan dengan sangat indah mengenai pahlawan iman, dan ini berbicara mengenai seseorang yang memulai dan mengakhiri dengan tuntas. Banyak yang memulai, tapi Alkitab memberi gelar pahlawan pada orang yang memulai dan menyelesaikannya dengan tuntas. Di Ibrani 11 diceritakan mengenai pahlawan-pahlawan iman, dan pasal 12 ini berbicara mengenai pahlawan-pahlawan iman yang mengelilingi kita, yang sudah melewati masa yang paling sulit dalam hidup mereka, bahkan beberapa dari mereka melalui masa yang paling sulit, ada juga yang kehilangan semuanya, namun menyelesaikannya dengan baik. Seorang pahlawan adalah orang yang memulai dan mengakhiri semua yang terjadi itu dan menyelesaikan semuanya dengan baik.

Alkitab menggambarkan hidup kita ini seperti perlombaan, dan ada target dalam sebuah perlombaan, serta tidak ada kata kembali / berhenti. Di perlombaan, akan ada juga orang yang di sekitarnya yang bisa menghentikan kita, tapi kita harus tetap melihat dan fokus ke depan pada panggilan kita. Ada 2 kondisi agar kita tetap konsisten dan tekun, yaitu membuang beban-beban yang tidak perlu dalam hidup, dan membuang semua kebiasaan buruk. Inilah hal yang seringkali menunda, memperlambat kita mencapai tujuan. Jangan membesar-besarkan kekecewaan, tekanan, dan semua yang tidak benar dalam hidupmu. Yesus berkata di Matius 6, yaitu jangan khawatir mengenai apa yang akan dimakan, diminum, apa yang akan dipakai, mengenai hari esok, dll, karena itu hanya akan membuat engkau menjadi tertekan dan tidak bisa menaikkan dirimu. Tidak ada yang engkau bisa raih dengan menjadi khawatir. Buang beban kekhawatiran itu dan dosa-dosa kecil yang mungkin engkau bisa taklukan tapi engkau tidak sadar mengenai hal itu. 

Apa mandat dan misi kita dalam sebuah perlombaan? Memandang pada Yesus! Banyak saksi di sekitar kita, tapi kita hanya boleh memandang Yesus. Mereka semua berada di sekitar kita untuk memberi tahu bahwa kita tidak sendirian, mereka juga ada untuk membantu kita. Tidak ada yang bisa dibandingkan dengan Yesus.

Siapa Yesus di Kitab Ibrani ini?
Di Ibrani 2, dikatakan kalau Tuhan sebagai The Author and The Perfecter of Faith. Banyak ayat yang mengatakan mengenai Allah yang memulai dan mengakhiri dan menyempurnakan semuanya. Apapun yang Tuhan mulai, Tuhan juga akan selesaikan semuanya.

Filipi 1:6
6: Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.

Tuhan tidak hanya memulai, tapi Dia juga tahu bagaimana Dia mengakhirinya.

1 Tesalonika 5:24
24 Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya.

Dia sanggup karena Dia setia. Dia setia karena Dia sanggup.

Di Roma 4 dikatakan bahwa Abraham percaya di dalam Tuhan, dan Abraham percaya Tuhan. Believe in God, believe God. Bagaimana Abraham percaya? Ketika Tuhan menyuruh untuk Dia mempersembakan Ishak di Gunung Moria, Abraham tidak pernah meragukan Tuhan, Abraham percaya Tuhan. Dia tidak membawa anak dan juga seekor domba untuk cadangan, tapi dia benar-benar hanya membawa anaknya ke Gunung Moria dan membaringkan anaknya di sana. Kenapa Abraham percaya Tuhan, tidak pernah meragukan Tuhan? Karena dia tahu sesuatu tentang Tuhan. Tuhan sanggup membangkitkan orang mati, dan Tuhan sanggup membuat yang tidak ada menjadi ada.

Roma 4:17
17: seperti ada tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa" --di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada.

Abraham percaya kalau Tuhan memberi kehidupan pada orang mati, dan Abraham tahu kalau Tuhan yang memberi Ishak sebagai keturunannya, dan ketika Tuhan suruh untuk mengorbankan anaknya, dan di kejadian inilah kejadian mengenai membangkitkan orang mati dibukakan, serta dari yang tidak ada menjadi ada, dan Tuhan yang mampu menyelesaikan semuanya, El Shaddai, Tuhan yang Maha Kuasa yang mampu untuk mencipta, menyelesaikan, menggenapi, menuntaskan, yang tidak hanya memulai, tapi juga menyelesaikannya. Tuhan tidak pernah setengah-setengah dalam melakukan pekerjaanNya, karena Dia juga menjadikan semuanya indah.

Pengkhotbah 3:2-8,11
2: Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam; 
3: ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan; ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun; 
4: ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari;
5: ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu; ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk; 
6: ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi; ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang; 
7: ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara; 
8: ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci; ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai. 
11: Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.
Mungkin ada waktunya untuk engkau untuk menangis, tapi tangisan yang sama juga bisa membawa kebahagiaan. Dia sanggup mengubah segala situasi, mengubah masa, dll.

Rasul-rasul kecuali Yohanes, mereka mengalami kematian sebagai martir, Paulus dipenggal, Markus ditarik dari 4 sisi oleh kuda, Petrus disalib terbaik, Thomas ditombak hingga mati, dan hanya Yohanes inilah yang meninggal secara normal. Dia mengalami hal yang lebih menyakitkan dari yang lainnya, karena sejarah mencatat kalau dia mengalami penderitaan yang luar biasa, misalnya dibakar hidup-hidup. Namun kenapa dia dibuang ke Pulau Patmos? Pemerintah yang berkuasa pada masa itu ingin menghancurkan kekristenan, dan kenapa penguasa Roma akhirnya membuang dia dan bukan membunuhnya? Karena mereka menyadari ada sebuah rahasia mengenai orang ini, mereka sudah mencoba berkali-kali untuk membunuhnya, namun pada akhirnya mereka menyadari kalau dia tidak bisa dibunuh. Ada orang yang seperti ini, tidak bisa mati sekalipun musuhnya ingin menghancurkannya, iblis membuat kecelakaan dahsyat, dll, tapi dia tetap selamat.

Penguasa saat itu mengerti kalau Yohanes tidak bisa dibunuh, dan Yohanes adalah satu-satunya rasul yang masih ada di sisi Yesus ketika Yesus disalib, yang lainnya ada yang kabur, bahkan ada yang mengkhianati Yesus. Di masa yang paling sulit dan menyakitkan, Yohanes tetap ada di dekat Yesus. Di masa apapun, Dia tetap berada di dekat Tuhan. Seperti Henokh, Elia, Musa, Tuhan mengambil mereka, dan Yohanes berada pada karakteristik orang-orang seperti ini juga.

Pulau Patmos adalah pulau yang gersang, terpencil, dan artinya adalah mandul (infertile), tidak subur. Pohon mungkin akan tumbuh, tapi tidak akan bisa berbuah / menghasilkan, dan artinya kalau ada orang yang dibuang ke sini, mereka akan mati kelaparan. Di sana ia hanya bisa melihat ombak, melihat tengkorak lain yang sudah mati karena kelaparan. Namun tiba-tiba Tuhan Yesus datang dari belakang, Dia menyatakan diriNya sebagai Yang Awal dan Yang Akhir, apa yang sudah Dia mulai, akan Dia selesaikan, sehingga Yohanes akan tetap melihat kemuliaan Tuhan hingga akhir pelayanannya. Tuhan memakai pulau yang gersang untuk menyingkapkan kemuliaan dari gereja Tuhan di masa yang mendatang. Ketika manusia melihat sebagai hal yang ketidakmungkinan, kematian dari semuanya, tidak ada yang berhasil, mandul, tidak ada buah, baik di pelayanan, bisnis, dll, tapi Tuhan bisa untuk melipatgandakan, melimpahkan, dan menghasilkan! Apapun yang dimulai dari Tuhan, tidak akan pernah berakhir dengan musibah.

Di Matius 14, setelah Tuhan memberi makan 5000 orang, Tuhan menyuruh murid-muridNya menyebrang, dan mereka melewati badai. Namun Alkitab berbicara kalau ada seseorang yang berjalan di atas air, sehingga para murid menjadi takut karena mereka belum pernah melihat yang seperti itu sebelumnya. Petrus mungkin berharap untuk badainya yang berhenti agar dia bisa menemui Yesus. Ada 3 macam air, ada air yang bisa dihardik dan menjadi tenang, ada air yang bisa diperintahkan dan terbelah, ada juga jenis air yang kita harus berjalan di atasnya dan tidak akan ada kerugian yang menimpa kita. Ada jalan dimana kita harus berjalan dahulu, baru jalan itu ada, dan itulah iman. Iman itu bisa direncanakan sebelumnya, tapi tidak bisa disiapkan sebelumnya sebelum kita melangkahkan hati kita.

Di tengah padang gurun, tantangan bagi Bangsa Israel adalah Laut Mati. Ada jalan yang direncanakan Tuhan sebelumnya, namun tidak dipersiapkan, hingga akhirnya Musa memukul air itu, dan akhirnya jalan itu terlihat. Ketika mereka melangkah, saat itulah terjadi jalan. Seperti di Kitab Yosua, ketika imam yang membawa tabut itu mencelupkan kakinya ke air, dan akhinya air itu terbuka. Bukan airnya yang terbelah dulu, tapi engkau harus melangkah terlebih dahulu, baru itu terbelah. Petrus melangkah ke air itu berdasarkan perintah dari Yesus, bukan dari keinginannya sendiri. Dia melangkah karena Tuhan yang mengatakannya. Walaupun dia mau tenggelam, tapi dia tidak tenggelam. Apa yang engkau mulai dari perintah Tuhan, walau akan menghadapi kesulitan dan tantangan, tapi tidak akan pernah hanya selesai setengah jalan, karena Tuhan sanggup menyelesaikan semuanya. Yang diawali dengan Tuhan, tidak akan berakhir dengan malapetaka. Tidak hanya "survive", tapi akan jadi luar biasa!

Dia tidak hanya sanggup untuk menciptakan, tapi juga bisa menciptakan kembali! Dia sanggup untuk memulai dan juga menyelesaikannya!


By: Ev. Daniel Krestianto

Biar jiwa kita tunduk kepada Kristus, dan mengerti kalau apa yang terjadi itu yang terbaik yang sudah ditetapkan Tuhan. Tuhan yang menciptakan semuanya, yang tidak ada pun jadi ada, yang tidak mungkin pun jadi mungkin. Bangkitkan iman! Kita masuk dalam masa ledakan mujizat, jangan sampai terlewat! Buang kepahitan, marah dengan Tuhan, komplain, dan juga dosa dll. Zaman dulu, anak Harun membawa ukupan bukan di waktu yang tepat, api datang dan menyambar mereka. Buang dosamu! Jangan disimpan, jangan berdusta, karena engkau berdusta bukan dengan manusia, tapi dengan Tuhan. Ananias dan Safira berbohong, dan mati. Waktunya sudah sangat singkat, dan HARUS berbuah! Banyak hal yang menghalangi kita sehingga tidak berbuah, karena tidak mengerti siapa kita sesungguhnya. Ingat darimana kita diambil, jangan sombong. Ikuti saja tanpa banyak berpikir dan pertimbangan. Iman itu harus ada, karena semua yang engkau lakukan tanpa iman adalah dosa. Iman tidak perlu uang, tapi perlu pengertian yang benar dan engkau percaya kalau itu terjadi. Yesus tidak pernah membesar-besarkan ketika Dia berjalan di atas air, Dia menganggap semuanya biasa. Yang membuat mujizat tidak bisa terjadi yaitu pikiran kita. Tangkap hal ini, Yesus yang menciptakan, semua bisa terjadi. Berbuah bagaimana? Berbuat baik pada sekitar kita, itu berbuah, itu adalah gaya hidup kita, jangan direka-reka.
- ALL BY HIS GRACE - TO GOD BE THE GLORY -
- HIS KINGDOM BE ESTABLISHED IN ALL NATIONS -

Bobby Hartanto

I pray that the eyes of your heart may be enlightened, so that you will know what is the hope of His calling, what are the riches of the glory of His inheritance in the saints, (Ephesians 1:18)

0 komentar: