Catatan Ibadah AoC Bandung - 22 April 2013

23:23:00 0 Comments

By: Ev. Daniel Krestianto

Yohanes 20:11-18

11: Tetapi Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu,
12: dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring.
13: Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis?" Jawab Maria kepada mereka: "Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan."
14: Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus.

15: Kata Yesus kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?" Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: "Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya."
16: Kata Yesus kepadanya: "Maria!" Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: "Rabuni!", artinya Guru.
17: Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."
18: Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: "Aku telah melihat Tuhan!" dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu kepadanya.

Kalau kita lihat disini, sampai-sampainya Yesus istilahnya "mengalahkan" BapaNya, hanya untuk menemui satu orang, yaitu Maria Magdalena.
Kalau kita lihat, siapa sebenarnya Maria Magdalena??

Dia seorang pelacur.. Dia seorang yang tidak pernah dipandang oleh dunia, bahkan dunia merasa jijik dengannya, tapi kenapa Yesus sampai seperti itu, bahkan Dia belum pergi ke BapaNya, Dia rela-relakan untuk menunggu Maria. Yesus tidak langsung kepada Bapa, tapi Dia menunggu sejenak, supaya Dia bisa bertemu dengan Maria Magdalena. Kalau dilihat dari ayat sebelumnya, saat pagi-pagi Maria Magdalena ke kubur, namun ketika melihat makam sudah kosong, Maria memanggil dua muridNya yang lain, lalu pergi bersama kedua murid yang lain itu, dan ketika melihat makam tersebut kosong, lalu kedua murid Yesus itu pulang, tetapi Maria tetap berada di dekat makam Yesus. Jelas ada waktu, karena Yesus sudah bangkit, tapi belom pergi ke Bapa, istilahnya Yesus seperti berkata “Bapa, tunggu sek yaa, Aku tak temenin Maria dulu..

Hal ini harus dipelajari… Kenapa????
Seringkali kita sering puas kalau sudah dengar suara Tuhan, sengkali kita sudah puas ketika doa kita sudah terjawab, tapi apakah kita punya hati seperti Maria Magdalena?? Maria Magdalena mungkin tinggal sama Yesus sekitar tiga tahunan. Maria Magdalena dekat dengan Yesus, tetapi perjumpaan dengan Yesus bukan membuatnya jadi sesuatu kebiasaan, atau sesuatu yang sudah terlalu biasa, tapi justru kedekatannya membuat hatinya ini melekat dengan Yesus. Dua orang muridNya, tinggal bersama Yesus, makan semeja dengan Yesus, mungkin tidur juga bersama Yesus, tapi setelah mereka melihat kubur kosong, selesai.. Mungkin mereka berpikir, mungkin "Betul ya apa yang dikatakan, bahwa tiga hari Dia (Yesus) bangkit". Tapi Maria Magdalena tidak pulang, dia menunggu di situ, menangis dan dia menunggu Yesus disana. Kalau dipikir-pikir, ngapain???

Keintiman…
Keintiman itu membuahkan sesuatu. Dua muridnya sama-sama tinggal dengan Yesus, tapi yang membedakan kedua murid itu dengan Maria Magdalena adalah keintiman. Di dalam keintiman, kita dapat menangkap sesuatu dan mungkin Maria Magdalena berkata di dalam hatinya “aku terlalu yakin, yang aku kasihi tidak akan pergi sebelum berjumpa dengan aku”, ada sesuatu yang terjadi pada saat keintiman itu ada, ini tidak bisa direka-reka atau dibuat-buat. Kita bersama-sama berbakti, mungkin setiap hari baca alkitab, setiap hari doa, tapi perkara keintiman itu berbeda satu dengan yang lain.
Apakah keintiman kita sudah membuahkan seperti yang Maria Magdalena alami??

Ini suatu pelajaran yang dalam...
Keintiman akan membuahkan hal yang luar-luar biasa.
Dari keintiman akan membuahkan yang spektakuler..

Dari keintiman akan membuahkan sesuatu yang tidak pernah masuk di akal.
Dari keintiman akan membuahkan sesuatu yang diinginkan terjadi dengan cepat..
Dalam keintiman itu membuat sesuatu yang tidak mungkin itu terjadi..

Kuncinya itu keintiman!

Lihat pada waktu Yesus memanggil Maria “Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?” Maria Magdalena belum sadar kalau Yesus yang memanggilnya, karena Yesus tidak pernah memanggil Maria Magdalena dengan sebutan “Ibu”. Mungkin dia pernah satu atau dua kali dipanggil seperti itu, tapi itu tidak pernah sampai masuk ke dalam hatinya. Karena kedekatannya dia dengan Tuhan, dia tidak akan sadar kalau dia dipanggil “Ibu”. Tapi ketika dia dipanggil dengan sebutan “Maria”, dia langsung sadar kalau itu Tuhan. Cara kita memanggil orang yang kita dekat dengan orang lain memanggil orang itu, pasti akan berbeda, ada intonasi, ada sesuatu yang keluar dari perkataan karena keintiman..


Hari-hari ini hari-hari yang ajaib, hari-hari dimana impian jadi kenyataan, hari-hari yang tidak mungkin terjadi menjadi mungkin, bahkan janji-janjiNya itu terjadi.. Tapi apakah itu terjadi dalam kehidupanmu??
Mungkin kita bertanya “Kok orang ini ngalamin, orang itu ngalamin, tapi aku sudah berkali-kali, sudah lama, tapi tidak ngalamin hal yang sama, tidak ngalamin janji jadi nyata??”
Kuncinya bukan di Yesus, tapi kuncinya itu di tiap pribadi kita, tentang keintiman kita. Apakah kita perlu Yesus hanya karena minta berkat?? Atau hanya supaya mimpi kita menjadi nyata?? Sukses?? Kaya?? Atau engkau ikut Yesus karena engkau mengasihi Yesus??
Ada tingkatan dalam kita mengikut Tuhan : pertama menjadi anak, kedua menjadi pelayan, ketiga menjadi hamba. Dari hamba itu terbagi menjadi 2 : upahan / budak.
Kalau engkau bisa masuk ke hineni / budak, maka engkau akan bisa masuk menjadi sahabat.
Banyak orang ingin jadi sahabat, tapi tidak mau menghadapi prosesnya.
Ada yang mau dari anak langsung menjadi sahabat.. Di dunia saja tidak bisa yang seperti ini, dan itu tidak mungkin, karena ada jalur yang harus dilalui, ada proses, tidak bisa langsung. Proses itu akan terjadi pada seseorang, dan mungkin orang itu dapat berakhir kecewa atau bisa jadi mempunyai keintiman yang luar biasa.

Kenapa bisa kecewa?? Karena egonya masih kuat. Seseorang bisa kecewa karena ke-AKU-annya masih kuat. Semuanya diukur dengan ke-AKU-an. Kalau apa yang diinginkannya tidak dipenuhi, kecewa.. Tapi kalau semuanya diukur dengan kasih, dengan mengerti karena Tuhan sudah berkorban dan mengasihi aku dan tidak akan bisa disetarakan dengan apapun. Jadi aku hidup saat ini istilahnya bukan hanya untuk minta berkat, tapi belajar untuk mengasihi Yesus dengan sungguh, ada satu hubungan yang intin dengan Dia. Ini yang buat kita tidak akan kecewa, justru kita akan cemerlang bagaikan emas atau bagaikan intan yang digosok, sakit, tapi akhirnya itu akan jadi "harga yang mahal" bagi intan tersebut.. Tidak akan ada orang yang mau “digodok” kayak emas, “digosok” kayak intan.. Tapi emas tidak akan bisa jadi murni kalau tidak digodok terlebih dahulu, karena harus dipisahkan dari logam-logam yang lain.. Kita juga seperti itu, kita tidak akan pernah murni mengikuti Yesus kalau tidak digodok, dipisahkan dari segala sesuatu yang Tuhan tidak mau untuk kita bawa.

Maria Magdalena seseorang yang luar biasa, dia perempuan yang spektakuler, tipenya hampir sama seperti Petrus. Petrus ini orangnya cepat menanggapi, tapi dia juga cepat berbuat salah, cepat juga bertobat, cepat juga untuk melupakan. Pada saat Maria Magdalena bertobat, dia benar-benar membuang semuanya, profesinya, dengan kata lain orang tidak akan dekat lagi dengan dia, karena orang-orang sudah tahu kalau dia pelacur, tapi sebenarnya dia adalah seorang pelacur yang lumayan berkelas. Bagaimana bisa? Bisa kita lihat dari sesuatu yang dia persembahkan, yaitu minyak narwastu. Seorang pelacur murahan tidak akan punya minyak narwastu. 
Minyak narwastu itu hanya bisa didapat dari dua cara, yang pertama dia mengumpulkan uang terus, lalu dia beli. Namun jarang orang yang bisa mengumpulkan uang selama itu hanya untuk membeli minyak narwastu.
Lalu cara kedua, yaitu pemberian dari seorang yang kaya raya, dan kemungkinan besar yang ini. Berarti dia bukan pelacur murahan, dia pelacur kelas tinggi, karena minyak narwastu itu mahalnya luar biasa. Dan kalau hingga seorang laki-laki memberikan minyak itu, pasti dia ini spesial.

Namun Maria bawa, dia taruh, dia tuang di kakinya Yesus, dengan kata lain “Tuhan, inilah yang aku punya, inilah yang the best, ini yang termahal, ini yang terbaik, ini mungkin sesuatu yang dulu aku puja, aku tuang justru di kakiMu, bukan di kepala, yang aku katakan semuanya ini untuk Engkau, dan ini yang aku bisa”.. Berapa banyak orang yang bisa seperti itu?
Kalau kita renungkan, sampai Tuhan sendiri mau menemui dia sebelum Tuhan bertemu Bapa, berarti dia ini pasti orang spesial.

Matikan ke-aku-an..
Cari keintiman dengan sungguh, pasti Tuhan akan mengutamakan engkau lebih dari siapapun.. Bahkan mungkin keinginanmu apapun yang tidak mungkin itu jadi mungkin.. Hanya satu, apakah engkau bisa menangkap setiap kairos yang ada di atas kita? Tangkap dan lakukan apa yang Tuhan mau, maka akan melahirkan sesuatu yang luar biasa.


Keintiman itu kunci dari segala-galanya..
Kematian Daging
Hari-hari ini adalah hari-hari dimana kita bisa menyukakan hati Tuhan dengan jangan me”nina bobo”kan daging. Selalu dihadapkan dengan dua pilihan, meninabobokan daging atau melewati tapal batas, kalau kita berani melewati tapal batas, maka kita akan lihat Yesus itu luar biasa, dan dari situ kita akan ditanam Tuhan lebih kokoh lagi oleh Tuhan sehingga manusia tidak akan bisa mencabutnya lagi. Ini bukan suatu yang main-main. Responi dan jalani.
Kesempatan yang seperti Maria Magdalena alami, itu dapat kita alami..
Berubah, lewati tapal batasmu, jangan enakkan kedaginganmu, hancurkan kedaginganmu!
Lewati tapal batas, dan kasih Tuhan selalu luar biasa..
Maka kita akan temukan sesuatu yang dahsyat.



NB: Special Thanks For The Journalist :D

- ALL BY HIS GRACE - TO GOD BE THE GLORY -


Bobby Hartanto

I pray that the eyes of your heart may be enlightened, so that you will know what is the hope of His calling, what are the riches of the glory of His inheritance in the saints, (Ephesians 1:18)

0 komentar: