AoC Bandung, 15 Agustus 2016

AOC BANDUNG
15 AGUSTUS 2016

By: Pdt. Rudi

Yang penting Tuhan hadir, karena kalau Tuhan tidak hadir di semua yang kita lakukan, semuanya sia-sia.

Matius 5:3
3: Berbahagialah orang yang miskin dihadapan Allah, karena merekalah yang empunya kerajaan Sorga.

Dikatakan orang yang miskin yang memiliki kebahagiaan, memiliki Kerajaan Allah. Tapi apa relevansinya? Karena biasanya orang yang miskin tidak berbahagia. Pengertian Tuhan di sini, bukan miskin secara materi, kurang makan, tidak punya baju mobil ataupun rumah, kemiskinan yang dimaksud di sini berbicara tentang ketika kita mengikut Tuhan dan percaya Tuhan, serius dan sungguh-sungguh ke Tuhan, detik kita menyerahkan seluruh agenda dan kehendak kita atas kehendak Tuhan, menyerahkan semua hidup kita ke Tuhan, detik itulah kita dikatakan menjadi orang yang miskin. Orang miskin di sini berbicara mengenai ketika punya kehendak, keinginan, kebahagiaan, rencana, agenda, hidup, dll, dan diserahkan kepada Tuhan.

Seringkali kita berkata kita mengikut Tuhan, tapi seringkali Tuhan yang mengikut kita, karena kita ingin Tuhan Yesus jadi seperti kita dan maunya mengikuti semua kehendak kita, kalau tidak dituruti, ngambek dengan Tuhan. Miskin ini ketika kita taat, rela, setuju dengan Tuhan. Kalau kita bisa jadi orang yang ikut Tuhan 100% dan mengikuti apa yang Tuhan mau, berbahagialah. 

Ketika Yesus berkata "bukan kehendakKu, tapi kehendakMu", dan detik itulah Yesus dikatkaan miskin di hadapan Allah Bapa. Mengikut Yesus tidak ingkar. Kalau Ayub tidak mengenal Tuhan, dia juga pasti sudah murtad, justru Ayub dikatakan tidak berdosa dalam perkataannya.

Ibrani 11:8-13
8: Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui.
9: Karena iman ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu.
10: Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah.
11: Karena iman ia juga dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia menganggap Dia, yang memberikan janji itu setia.
12: Itulah sebabnya, maka dari satu orang, malahan orang yang telah mati pucuk, terpancar keturunan besar, seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya.
13: Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini.

Ayat 13 adalah kunci bahwa orang yang miskin yang memiliki kebahagiaan dan kerajaan Surga, dan ketaatan mereka menghasilkan berkat yang ajaib. Berkat itu akibat. Kalau engkau mau diberkati Tuhan, ya taat, misal taat bayar perpuluhan, setia kepada Tuhan, dll. Dalam iman, semua mereka hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai, dalam bahasa aslinya artinya orang yang menyambut dengan sukacita dan gembira dan seperti berkata "welcome!". Mereka semua tidak menolak, justru mereka semua melakukan semuanya dengan setia, dan akhirnya mereka seperti menyambut, "welcome!". Ketika kita memberikan diri kita dituntun Tuhan, kita itu menyambut dengan gembira dan bersukacita, bukan seperti orang yang tidak mendapatkan apa-apa. Kalau perkataan Tuhan saja kita tidak sambut dengan gembira, bagaimana engkau mau diberkati Tuhan? Setiap perkataan Tuhan yang masuk dalam hidup kita, harus kita sambut dengan gembira, dan lakukan apa yang dikatakan itu, maka akibatnya seperti Abraham yang makin lama makin kaya.

Di dalam hati manusia itu seperti ada rumah, terdiri dari beberapa kamar, dan kamar di hati kita harus diisi untuk Tuhan dan bukan yang lain. Ketika Tuhan tidak ada di kamar atau rumah kita, hidup kita hanya akan jadi sekedar hidup. Banyak yang kelihatannya hidup tapi sebenarnya mati karena tidak memiliki Yesus. Seringkali bukan kamar atau rumah untuk Yesus yang diperbesar di hati kita, tapi lebih memilih harta, benda dll dan harus "menggusur" Tuhan keluar dari kamar atau rumah kita. Kalau kita hanya jadi orang Kristen yang mau berkat dan berkat terus-menerus tapi bukan Tuhan, hati-hati.

Ibrani 11:8-13 tadi menjelaskan mengenai Abraham, dan di dalam iman dia telah masuk, dia menyerahkan hidupnya di hadapan Tuhan, dan akhirnya janji Tuhan digenapi dan semua keturunannya diberkati. Ketika engkau menjadi miskin, menyerahkan semuanya kepada Tuhan, engkau berkata welcome untuk perkataan Tuhan, engkau akan berbahagia di hadapan Tuhan.

Abraham ketika diminta untuk pindah ke negeri yang lain, itu adalah keputusan yang tidak mudah, tapi hanya yang miskin di hadapan Allah, welcome atas apa yang Tuhan katakan, dialah yang bisa mengerjakan apa yang Tuhan mau sekalipun Abraham tidak tahu. Ini hal yang tidak mudah, tapi Abraham bisa melakukannya, dia orang yang percaya dan akhirnya Abraham diberkati dan juga semua keturunannya. Kita itu tidak masuk hitungan, yang masuk hitungan sebenarnya orang Israel asli, tapi kita ini sebenarnya hanya cangkokan. Namun kalau hari ini kita percaya pada Tuhan, menyerahkan semua hidup kita kepada Tuhan, percaya kepada Tuhan, engkau akan diperhitungkan Tuhan. Abraham punya hati yang rela dan taat.Kalau engkau jadi orang yang taat dan setia, tambahkan satu lagi, yaitu rela mengikut Yesus apapun juga. Kerelaan itu berasal dari niat, kepercayaan, setuju dengan apa yang Tuhan katakan.

Ketika Abraham membawa Ishak di Kejadian 22, hari itu Abraham "sepi", tidak ada yang lainnya, dia bawa Ishak ke puncak gunung, hingga di atas gunung Ishak bertanya sudah ada kayu pisau dll, dan Abraham dalam iman seperti orang yang "mati", dia melakukan semuanya yang Tuhan katakan, dan itu bukan hal yang mudah ketika dia harus menghujamkan pisau kepada Ishak, hingga pada akhirnya Tuhan berkata tidak perlu dilanjutkan. Dia msikin dan dia welcome dengan apa yang Tuhan mau. Bangsa Israel saat zaman Musa itu tidak memiliki kerelaan, sehingga mereka sering mengeluh, berkata lebih enak di Mesir sekalipun mereka sudah melihat tiang awan tiang api, laut dibelah, dll. Menjadi miskin, miliki kerelaan pada Tuhan, dan berkata "welcome" untuk setiap perkataan Tuhan.


By: Ev. Daniel Krestianto

Benahi cara berpikir, dan siapkan diri kita rela agar kita bisa diberkati secara maksimal. Memang proses itu penuh dengan tangisan, tapi hasilnya itu akan luar biasa. Jadi pelaku Firman, dan bawa jiwa untuk Tuhan.

- ALL BY HIS GRACE - TO GOD BE THE GLORY -

Bobby Hartanto

I pray that the eyes of your heart may be enlightened, so that you will know what is the hope of His calling, what are the riches of the glory of His inheritance in the saints, (Ephesians 1:18)

0 komentar: