AoC Bandung, 14 Desember 2015

AOC BANDUNG
14 DESEMBER 2015


By: Samuel

Tuhan itu adalah Allah yang luar biasa walaupun kita tidak mengerti apa yang sedang dan sudah dialami. Ketika wadah kita tidak siap untuk menerima berkat Tuhan, berkat Tuhan itu tidak akan jadi berkat, tapi malah akan jadi kutuk dalam hidup kita. Siapkah kita untuk diberkati Tuhan?

Bangsa Israel ketika keluar dari Mesir, mereka diberkati luar biasa, karena orang Israel diberi kemurahan untuk merampas harta orang Mesir, tapi mereka tidak sadar kalau berkat itu dari Tuhan. Budak itu tidak pantas digaji, tidak pantas diberikan sesuatu, dibebaskan saja sudah bersyukur. Berkat itu tidak digunakan untuk kemuliaan Tuhan, malah dijadikan lembu emas, dijadikan berhala, dijadikan sesuatu yang bisa menolong mereka. Kalau kita tidak siap ketika menerima berkat Tuhan itu, kita bisa berpikir kalau pertolongan itu dari uang, bukan dari Tuhan. Tuhan mau mengangkat kita, memberkati kita apapun alasannya, tapi pertanyaannya siapkah hati kita?

Apakah engkau tahu destinymu? Kalau destinymu menjadi saluran berkat, apapun yang terjadi, percayalah, engkau pasti akan menjadi saluran berkat. Masalahnya jangan sampai kita tidak siap. Sesuatu yang sangat tragis dan mengerikan itu bukan berkat belum turun, tapi ketika berkat itu turun dan kita tidak siap. Berkat Tuhan itu memang tidak akan habis, tapi untuk setiap orang, ada batasnya, dan kalau engkau tidak siap ketika berkat itu dicurahkan  dan wadahmu pecah, berkatmu itu akan habis dan engkau hanya bisa menikmati sisa-sisa berkat yang belum terbuang dari wadah itu saja, dan engkau harus mengulangnya dari awal lagi.

Ketahui destinymu, dan siapkah wadah kita untuk menerima destiny itu? Kalau ada yang ditentukan untuk memiliki karunia kesembuhan dan tidak siap, yang terjadi malah sebaliknya, ujungnya bisa terkena penyakit dan tidak dipulihkan. Biarlah sebelum destiny itu hadir di hidup kita, kita mulai membereskan wadah kita. Periksa hatimu, tanya Tuhan destinymu apa, sampai engkau benar-benar tahu. Periksa wadahmu. Masalah itu kita tidak panggil tapi itu pasti akan datang, tapi masalah itu akan baik untuk membuat kita mempersiapkan wadah kita.

Wadah kita itu harusnya bisa diperbesar yaitu biarkan kita punya keintiman dengan Tuhan, dan wadah itu akan semakin dalam. Ketika wadah itu semakin dalam, ketika dituang sesuatu, tidak akan mudah tumpah keluar. Keintiman tidak bisa diraih dengan sesaat. Daud bukan orang yang dipilih dari awalnya, tapi Saul, tapi ketika Saul mulai jatuh, Tuhan mulai mencari, dan ternyata hari demi hari Daud sudah mengumpulkan dan mencari keintiman itu, dan itulah yang Tuhan mau. Bukan ketika mulai hebat, mulai kaya baru mencari keintiman, tapi Daud memulainya ketika dia menggembalakan beberapa ekor domba, dia mencari keintiman ketika dia tidak dianggap. Tanpa dia sadari, jatahnya diperbesar oleh Tuhan.

Tidak cukup hanya keintiman dengan Tuhan, tapi dari segi jasmani, Daud belajar mengenai pengetahuan, dan di masa itu, pengetahuannya mengenai peperangan. Ketika itu Daud belajar berperang dengan singa, beruang. Masalah tidak kita panggil pun itu akan datang, dan ketika itu Daud tidak lari dari masalah, dan kekuatannya itu bersumber dari keintimannya dengan Tuhan.

Orang Israel ketika keluar dari Mesir, mereka mengalami mujizat Tuhan setiap hari, dan mereka mulai menganggapnya biasa. Mujizat tidak menjamin keintiman dengan Tuhan, tapi saat teduh itu yang menjaminnya. Ketika engkau menganggap biasa setiap mujizat itu, itulah titik awal kejatuhanmu. Daud 7x sehari menyembah Tuhan, dia tidak pernah meninggalkan saat teduhnya dengan Tuhan.

Pengetahuan tidak akan pernah bisa kita lakukan / laksanakan kalau kita tidak punya keintiman dengan Tuhan. Tanpa pengetahun juga tidak bisa kapasitasmu menjadi lebih besar. Salomo memiliki pengetahuan tanpa memiliki keintiman terlebih dahulu, sehingga dia akhirnya jatuh pada penyembahan berhala.

Tuhan kalau punya rencana besar, tidak akan bisa digagalkan manusia. Seringkali kita inginnya Tuhan melakukan apa yang seperti kita pikirkan dan kita mau. Tuhan bisa melakukan apapun, tapi Tuhan tidak bisa kita atur. Tuhan mau memberkati setiap kita, mau membawa kita keluar dari kemiskinan. Banyak orang yang dirantai masuk ke jurang maut, dan ada rantai itu adalah kemiskinan. Bagaimana orang kalau miskin mau memikirkan Tuhan, untuk memikirkan hidupnya saja sudah pusing. Inilah bagian kita untuk menuntaskannya, membawa orang keluar dari kemiskinan menuju kekayaan, dan tidak mungkin kita mau membawa orang keluar dari kemiskinan kalau kita tidak dibuat kaya terlebih dahulu. 


Ev. Daniel Krestianto

Ajar kami melakukan semua dalam ketepatan, ajar kami untuk hidup sesuai dengan kehendakMu. Kita sudah dibeli tunai oleh Tuhan, sesungguhnya kita tidak patut lagi meminta sesuatu, untuk kita bisa hidup pun itu sudah anugrah dan hadiah yang Tuhan beri dalam hidup kita. Ini waktunya kita melompati dan melewati tembok-tembok kita! Sadar dan ingat, ini adalah waktu-waktu mendekati 2015 selesai. 2015 angka terakhirnya adalah 5, angka anugrah. Kita harus tahu, tahun ini adalah tahun anugrah, jangan lewati tahun ini dengan kita tidak tahu kalau kita hidup dalam anugrah. Semua karena anugrah kalau bisa sampai saat ini, bukan karena kita bisa. Semua karena anugrah. Ini waktunya kita sadar, kita yang harus nurut pada Tuhan, bukan Tuhan yang nurut pada kita. Kalau favor itu diangkat dair hidup kita, habis.

Jika kita dianggap sebagai anak, maka kita patut dihajar oleh Tuhan, tapi itu dengan kasih, agar kita bertobat. Kalau engkau tidak mengalami hajaran, engkau bisa dianggap sebagai anak-anak gampang atau sebenarnya anak haram. Jadilah anak-anak kesayangan Tuhan. Siap untuk dibentuk, ingat darimana kita berasal. Jangan pernah menuntut Tuhan, tapi lakukan dan bayar bagian kita masing-masing. Dia selalu menepati janjiNya. Jangan pernah merasa engkau benar dan engkau baik. Kita adalah orang-orang yang dibenarkan. Di hari-hari terakhir ini, lakukan yang spesial, lompati tembok yang membatasi, yang membuat berkatmu tidak turun, yaitu kepahitan, kemalasan, membatasi Tuhan dengan cara pikir, perkataan yang sia-sia. Jangan pernah menyerah.

Jangan pernah menyerah.. Jangan berputus asa.. 
Mujizat Tuhan ada..
Saat hati menyembah..
Jangan pernah menyerah.. Jangan berputus asa..
Mujizat Tuhan ada..
Bagi yang setia dan percaya..

- ALL BY HIS GRACE - TO GOD BE THE GLORY -
- THE GREAT JUBILEE FOR ALL NATIONS -

Bobby Hartanto

I pray that the eyes of your heart may be enlightened, so that you will know what is the hope of His calling, what are the riches of the glory of His inheritance in the saints, (Ephesians 1:18)

0 komentar: