Ibadah Minggu IFGF Palembang, 13 Maret 2016

IBADAH MINGGU IFGF PALEMBANG
13 MARET 2016

By: Ps. Robert Lie

1. Jaga hati, jaga sikap hati kita, conference sudah dekat.
2. Akan ada orang yang menjengkelkan, jaga hati.

Hari ini kita belajar dari kehidupan 2 raja Israel. Mereka mendapatkan suara Tuhan melalui nabi, tapi mereka memiliki respon dan sikap hati yang berbeda, dan mengakibatkan kehidupan yang juga berbeda. Apa yang jadi responmu ketika Firman Tuhan diberikan dalam hidupmu?

1. Raja Uzia
Dia adalah seorang raja yang luar biasa, di umur 16 tahun dia sudah memerintah atas bangsa Israel.

2 Tawarikh 26:1-2
Segenap bangsa Yehuda mengambil Uzia, yang masih berumur enam belas tahun dan menobatkan dia menjadi raja menggantikan ayahnya, Amazia.
2: Ia memperkuat Elot dan mengembalikannya kepada Yehuda, sesudah raja mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangnya.

Uzia diangkat menjadi raja ketika ayahnya mati dibunuh, dan dia menjadi raja selama 52 tahun. Tapi apa yang dilakukan Uzia?

2 Tawarikh 26:4
4: Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN, tepat seperti yang dilakukan Amazia, ayahnya.

Dia melakukan apa yang benar di mata Tuhan, artinya ini raja yang baik, takut akan Tuhan. Ia juga adalah seorang raja yang selalu mencari Tuhan selama nabi Zakharia. Di zaman itu nabi dan raja adalah orang yang disegani, dan ketika mereka bisa berjalan bersama, bangsa Israel akan mengalami kelimpahan.

2 Tawarikh 26:5
5: Ia mencari Allah selama hidup Zakharia, yang mengajarnya supaya takut akan Allah. Dan selama ia mencari TUHAN, Allah membuat segala usahanya berhasil.

Kalau engkau mencari Tuhan, maka Allah membuat segala usaha kita berhasil. Kenapa bisnismu bisa susah, tidak mengalami terobosan? Jangan-jangan karena tidak mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh. Selama kita mencari Tuhan, Tuhan akan membuat kita berhasil!

Apa keberhasilan dari Uzia?

A. Uzia mendirikan menara Yerusalem
2 Tawarikh 26:9
9: Uzia mendirikan menara di Yerusalem di atas Pintu Gerbang Sudut di atas Pintu Gerbang Lebak dan di atas Penjuru, serta mengokohkannya.
Uzia ditulis dalam kitab raja-raja Israel sebagai raja yang membangun menara Yerusalem. Menara bagi bangsa Israel adalah hal yang penting dan tidak mudah untuk bisa membangun menara, apalagi dia masih sangat muda.

B. Menggali banyak sumur
2 Tawarikh 26:10
10: Ia mendirikan juga menara-menara di padang gurun dan menggali banyak sumur, karena banyak ternaknya, baik di Dataran Rendah maupun di Dataran Tinggi. Juga ia mempunyai petani-petani dan penjaga-penjaga kebun anggur, di gunung-gunung dan di tanah yang subur, karena ia suka pada pertanian.
Sumur di masa itu sangat penting, dan untuk membuatnya pun sulit. Sumur bisa menjadi rebutan, karena sumur juga merupakan aset bagi mereka. Lalu Uzia juga punya sumur banyak, petani banyak, penjaga kebun anggur banyak, ternak banyak sehingga dia membuduhkan banyak sumur. Raja Uzia mengerti peperangan, juga mengerti pertanian.

C. Memiliki banyat tentara yang siap berperang
2 Tawarikh 26:11
11: Selain itu Uzia mempunyai tentara yang sanggup berperang, yang maju berperang dalam laskar-laskar menurut jumlah anak buah yang dicatat oleh panitera Yeiel dan penata usaha Maaseya, di bawah pimpinan Hananya, salah seorang panglima raja.
Kalau engkau tidak menghormati Tuhan, berkatmu bisa jadi kutuk, tapi juga sekalipun engkau mendapatkan kutuk dari orang lain, Tuhan bisa ubah semuanya itu jadi berkat.

D. Memiliki pasukan yang gagah perkasa rjalam berperang
2 Tawarikh 27:12-13
12: Kepala-kepala puak pahlawan-pahlawan yang gagah perkasa itu seluruhnya berjumlah dua ribu enam ratus orang.
13: Di bawah pimpinan mereka terdapat satu balatentara, terdiri dari tiga ratus tujuh ribu lima ratus orang yang gagah perkasa dalam berperang, untuk membantu raja dalam menghadapi musuh. 
Uzia memiliki pahlawan-pahlawan yang gagah perkasa dan juga 307.500 tentara.

E. Memiliki senjata yang ajaib banyaknya.
2 Tawarikh 27:14
14: Uzia memperlengkapi seluruh tentara itu dengan perisai, tombak, ketopong, baju zirah, busur dan batu umban.

F. Memilii pabrik senjata
2 Tawarikh 27:15
15: Ia membuat juga di Yerusalem alat-alat perang, ciptaan seorang ahli, yang dapat menembakkan anak panah dan batu besar, untuk ditempatkan di atas menara-menara dan penjuru-penjuru. Nama raja itu termasyhur sampai ke negeri-negeri yang jauh, karena ia ditolong dengan ajaib sehingga menjadi kuat.

Uzia sangat-sangat berhasil dan diberkati Tuhan. Tapi masalah muncul ketika dia menjadi kuat. Sikap hati harus tetap benar di hadapan Tuhan. 


Dosa yang dilakukan Uzia adalah:
A. Setelah dia menjadi kuat, dia menjadi sombong dan tinggi hati.
2 Tawarikh 26:16a
16: Setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati sehingga ia melakukan hal yang merusak....

Kalau engkau diberkati, jangan berubah setia. Kalau engkau diangkat dan dibawa Tuhan terbang, jangan berubah.

B. Uzia berubah setia dari Tuhan
2 Tawarikh 26:16b
16: ... Ia berubah setia kepada TUHAN, Allahnya, dan memasuki bait TUHAN untuk membakar ukupan di atas mezbah pembakaran ukupan.
Lakukan semua dengan setia dengan Tuhan, karena akan ada berkat ajaib yang Tuhan sediakan.

C. Ketika ia ditegur Tuhan, dia marah
2 Tawarikh 26:17-20
17: Tetapi imam Azarya mengikutinya dari belakang bersama-sama delapan puluh imam TUHAN, orang-orang yang tegas; 
18: mereka berdiri di depan raja Uzia dan berkata kepadanya: "Hai, Uzia, engkau tidak berhak membakar ukupan kepada TUHAN, hanyalah imam-imam keturunan Harun yang telah dikuduskan yang berhak membakar ukupan! Keluarlah dari tempat kudus ini, karena engkau telah berubah setia! Engkau tidak akan memperoleh kehormatan dari TUHAN Allah karena hal ini."
19: Tetapi Uzia, dengan bokor ukupan di tangannya untuk dibakar menjadi marah. Sementara amarahnya meluap terhadap para imam, timbullah penyakit kusta pada dahinya di hadapan para imam di rumah TUHAN, dekat mezbah pembakaran ukupan.
20: Imam kepala Azarya dan semua imam lainnya memandang kepadanya, dan sesungguhnya, ia sakit kusta pada dahinya. Cepat-cepat mereka mengusirnya dari sana, dan ia sendiri tergesa-gesa keluar, karena TUHAN telah menimpakan tulah kepadanya.

Orang yang berubah setia tidak akan bisa masuk dalam hadirat Tuhan. Ketika dia ditegur nabi Tuhan, dia marah, akhirnya dia terkena kusta bahkan sampai dia meninggal. Orang bisa naik, tapi ketika ditegur dan dia marah, hati-hati. Banyak yang memulai sesuatu dengan dahsyat tapi tidak finishing well karena berubah setia dan bukan bertobat ketika ditegur Tuhan.

Tuhan tidak ada hal yang buruk untuk dibagikan ke kita, tapi seringkali kita bisa mengalami hal buruk karena perbuatan kita sendiri. Padahal Uzia mencari Tuhan sungguh-sungguh, melakukan hal yang benar, tapi kenapa dia bisa jatuh? Karena ada dosa masa lalu. Bapaknya salah mewariskan sesuatu ke Uzia.

2 Tawarikh 25:1-2
1: Amazia berumur dua puluh lima tahun pada waktu ia menjadi raja dan dua puluh sembilan tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem; nama ibunya ialah Yoadan, dari Yerusalem.
2: Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN, hanya tidak dengan segenap hati.

Siapa Amazia? Dia berumur 25 ketika memerintah, dan dia memerintah 29 tahun, dan dia melakukan hal yang baik dan benar di hadapan Tuhan, TAPI tidak dengan segenap hati. Di 2 Tawarikh 26:4 juga dikatakan kalau Uzia melakukan tepat seperti yang dilakukan bapaknya, dan itu termasuk juga tepat tidak melakukan dengan segenap hati.

2 Tawarikh 26:4
4: Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN, tepat seperti yang dilakukan Amazia, ayahnya.

Banyak yang mengikuti Tuhan tidak dengan segenap hati, melayani tidak dengan segenap hati.

2 Tawarikh 25:16
16: Waktu nabi sedang berbicara, berkatalah Amazia kepadanya: "Apakah kami telah mengangkat engkau menjadi penasihat raja? Diamlah! Apakah engkau mau dibunuh?" Lalu diamlah nabi itu setelah berkata: "Sekarang aku tahu, bahwa Allah telah menentukan akan membinasakan engkau, karena engkau telah berbuat hal ini, dan tidak mendengarkan nasihatku!"

Ketika Amazia ditegur nabi, dia juga marah. Sama halnya Uzia, dia juga marah ketika ditegur oleh nabi seperti ketika ayahnya Amazia ditegur Tuhan.

2 Tawarikh 25:16 (BIMK)
16: "Diam," kata Amazia, "Kalau tidak, kamu bunuh kau! Tidak pernah kami mengangkat kau menjadi penasihat raja!" Maka diamlah nabi itu, tetapi sebelumnya ia sempat berkata, "Sekarang saya tahu bahwa Allah sudah memutuskan untuk membinasakan Baginda karena perbuatan Baginda itu, dan karena Baginda tidak menghiraukan nasihat saya."

Amazia ikut Tuhan tidak dengan segenap hati, dan juga ketika ditegur, dia marah. Dan hal yang sama terjadi pada Uzia, anaknya. Ini dosa keturunan, dosa masa lalu yang diwariskan Amazia kepada anaknya. Ketika Tuhan suruh sesuatu ke seseorang, kalau orang tersebut belum selesai, akan dilanjutkan ke generasi selanjutnya, dan seterusnya kalau belum selesai.

Kalau hatimu sudah sepenuh hati untuk Tuhan, hatimu itu tidak akan bisa dimasuki iblis, karena milik Tuhan. Kalau engkau masih pahit karena engkau masih mengizinkan setan ada di dalam hatimu. Kalau hatimu 100% milik Tuhan, tidak akan ada kesempatan untuk setan masuk kecuali engkau buka celah. Kenapa Uzia bisa berakhir seperti itu, karena bapaknya mewariskan seperti itu dan tidak dibereskan. Perhatikan benih dari bapakmu, kalau ada yang jelek, perhatikan, jaga benar-benar hidupmu, dan bereskan. Like father like son. Seorang bapak mewariskan waarisan untuk anaknya. Engkau tidak hanya hidup untuk dirimu sendiri, tapi juga untuk generasi selanjutnya melalui engkau.

Tapi ada darah Yesus yang membuat kita terus dibersihkan, ditahirkan dari segala dosa dan pelanggaran kita. Gunakan darah Yesus dengan sebaik mungkin.


2. Raja Daud
Dari kejadian yang dialami raja Daud, apa yang membuatnya juga sempat jatuh walau dida sungguh-sungguh dengan Tuhan, padahal hatinya bulat untuk Tuhan, melekat dengan Tuhan, melakukan semua yang terbaik, tapi kenapa dia bisa jatuh? Daud sebenarnya tidak akan jatuh kalau dia tidak buka celah. Pada pergantian tahun, biasanya raja itu pergi berperang, tapi ketika itu Daud tidak pergi berperang, dan dia mengutus orang lain, dan dia nganggur. Lalu dia naik ke sotoh rumah, dan akhirnya dia mulai jatuh kepada Betsyeba, dan akhirnya suaminya mati karena strategi Daud,

Lalu suatu saat nabi Natan datang dan berkata sesuatu dengan perumpamaan kepada Daud, lalu Daud marah karena orang itu keterlaluan, tapi tiba-tiba nabi berkata kalau orang di perumpamaan itu adalah Daud. Tapi apa yang jadi respon Daud? Dia berkata kalau dia sudah berdosa kepada Tuhan, dan dia bertobat.

Apa yang sebenarnya membuat Daud jatuh? Karena Daud tidak berperang. Kalau sekarang memang berperang bukan dengan pedang dll, tapi setiap hari kita itu melakukan peperangan, melawan kedagingan, emosi, hawa nafsu, dan ketika engkau stop berperang, di situlah dosa sudah mulai mengintip. Ketika engkau stop pelayanan, di situlah dosa sudah menanti. Ketika engkau stop melayani, stop berdoa, baca Alkitab, hati-hati dosa sudah mengintip. Pada saat pergantian tahun / pergantian musim, akan ada binatang yang mati, orang yang mati, dan kalau orang itu tidak berubah dan beradaptasi mengikuti perubahan yang Tuhan bawa, orang itu bisa mati. Ketika Tuhan mau bawa kita next level, ada orang-orang yang drastis diangkat, tapi juga akan ada yang jatuh secara drastis, tertinggal. Lakukan apa yang telah engkau lakukan untuk Tuhan, jangan stop, terus lakukan dengan setia.

Tema conference kita tidak kebetulan, yaitu the next level of glory. Tuhan mau bawa kita next level, dan miliki sikap hati yang benar.

Daud memang bertobat, tapi Daud tetap harus menanggung konsekuensi dari perbuatannya. Dosa memang diampuni Tuhan, tapi konsekuensi Dosa akan tetap harus dilalui, yaitu pedang tidak akan putus dari keturunannya, lalu anaknya yang pertama dengan Betsyeba mati, barulah Tuhan beri anak yang baru, Jedidiah, tapi Daud justru tidak memberi nama tersebut, tapi memberi nama Salomo. Bahkan Daud sempat dikejar-kejar anaknya sendiri untuk dibunuh karena kutuk tersebut,

Memang ketika engkau bertobat, dosa diampuni, tapi konsekuensinya harus engkau lalui. Kalau engkau sungut-sungut, ya bayar harga lagi, tidak habis-habis. Hati-hati dengan mulutmu, perkataanmu, hati-hati dengan perbuatanmu, karena ada konsekuensi yang harus engkau bayar kalau engkau melakukan dosa.

- ALL BY HIS GRACE - TO GOD BE THE GLORY -
- THE GREAT JUBILEE FOR ALL NATIONS -
- THE GREAT AWAKENING IN ALL NATIONS -

Bobby Hartanto

I pray that the eyes of your heart may be enlightened, so that you will know what is the hope of His calling, what are the riches of the glory of His inheritance in the saints, (Ephesians 1:18)

0 komentar: