Ibadah Minggu IFGF Palembang, 18 Januari 2015

IBADAH MINGGU IFGF PALEMBANG
18 JANUARI 2015

By: Ps. Robert Lie

Salah satu yang membuat engkau tidak bisa terlalu lama mencari Tuhan adalah gadget.
Kalau engkau bertemu Tuhan, takut akan Tuhan itu akan menghinggapi engkau.

Efesus 5:15
15: Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif,

Efesus 5:15 (BIMK)
15: Sebab itu, perhatikanlah baik-baik cara hidupmu. Jangan hidup seperti orang-orang bodoh; hiduplah seperti orang-orang bijak.


Sebab itu perhatikanlah baik-baik caramu hidup, kenapa? Karena hidup dan keputusan kita akan mempengaruhi banyak orang, apalagi engkau sebagai pemimpin. Contoh seperti Firaun sebagai pemimpin yang tidak baik, yaitu ketika Tuhan melakukan mujizat katak, dan ketika Musa bertanya kepada Firaun kapan katak itu akan dibuang, Firaun malah berkata besok, jadi artinya semalam-malaman mereka tidur dengan katak.

Engkau sebagai pemimpin, keputusan apapun yang engkau ambil, akan mempengaruhi "rakyat"mu, mempengaruhi semua lingkunganmu. Paulus mengajarkan kepada jemaat di Efesus untuk memperhatikan cara hidupnya masing-masing. Kenapa? Minimal itu akan mempengaruhi anakmu, orang sekitarmu, apalagi kalau engkau sebagai pemimpin besar, karena engkau akan menjadi barometer sebuah kegerakan.

Perhatikan baik-baik bagaimana kamu hidup, karena 2 tahun ke depan Tuhan akan percayakan banyak domba dan banyak mujizat dan keajaiban di tempat ini, apa yang engkau belum pernah alami engkau akan alami 2 tahun ke depan ini. Karena itu dari sekarang, belajar lepaskan hal-hal dan pikiran yang duniawi. Ketika engkau iri hati, cemburu, itu duniawi.

Banyak orang yang mengalami keajaiban, manifestasi supranatural, tapi tidak mengalami perubahan karakter. Semua tidak ada arti kalau engkau tidak mengalami pertumbuhan karakter menuju kesempurnaan Kristus.

Efesus 5:15 (TSI)
15: Jadi, berhati-hatilah dengan cara hidup kalian masing-masing. Jangan hidup seperti orang bodoh, tetapi hiduplah seperti orang bijaksana.


Berhati-hatilah dengan cara hidup. Hati-hati artinya apa? Engkau tidak bisa semaumu dalam hidupmu. Paulus jelas sekali mengajarkan kepada jemaat Efesus untuk hati-hati dalam hidupnya, harus benar-benar memperhatikan cara hidup mereka. Kenapa harus diperhatikan? Karena Tuhan mau bawa kita dalma kesempurnaan, tidak hanya anugrah demi anugrah.

Dalam kesempurnaan dibutuhkan ketepatan, karena itu hidupmu harus bergantung dengan Tuhan setiap menit, harus benar-benar berpaut kepada Tuhan, engkau tidak bisa mengandalkan pengurapan yang lama. Mengenai ketepatan, ilustrasinya seperti frekuensi, kalau frekuensi Tuhan 5.5, frekuensimu 5.4, itu engkau sudah miss, artinya tidak tepat!

Setiap Tuhan sudah melakukan mujizat, Dia "menghilang". Kenapa? Dia tidak mau mempertontonkan diriNya. Hati-hati dengan kesombongan, karena seringkali ketika seseorang sudah diangkat tinggi, memang awalnya semua dipakai untuk kemuliaan Tuhan, tapi lama-kelamaan bisa terselip kesombongan, hati-hati! Setiap kali selesai melakukan pelayanan, katakan kalau engkau itu hanya hamba yang tidak berguna, yang melakukan apa yang harus dilakukan. Ingat darimana engkau diambil, kita hanya debu tanah yang diambil dan diangkat hingga titik seperti ini. Salah satu yang harus dimiliki adalah kerendahan hati!

Kalau engkau tidak hati-hati menjaga hidupmu, engkau bisa menjadi sombong. Masalahnya hidupmu adalah seperti suratan terbuka, engkau harus jadi berkat bagi orang lain.

Cara Beribadah:
1 Timotius 4:8
8: Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.


Cara ibadahmu itu penting! Banyak yang ada dalam ibadah tapi tidak masuk dalam hitungan Tuhan. Ibadah itu penting untuk hidup saat ini dan untuk masa depan. Menjaga ibadah. Ibadah buka seminggu sekali, tapi di hidupmu itulah ibadahmu.

Romaa 12:1
1: Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.

Ada ibadah yang sejati, yaitu mempersembahkan hidup kita yang sempurna ke hadapan Tuhan.

Yakobus 1:26
26:  Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya.


Kalau engkau menganggap engkau beribadah tapi engkau tidak bisa mengekang lidahmu, itu dihitung sebagai sia-sia apa yang engkau anggap ibadah. Dengan lidahh, engkau bisa membamgun orang lain, tapi dengan lidah juga engkau bisa membunuh orang lain

Sia-sia engkau sudah lakukan banyak hal kalau engkau tidak bisa mengekang lidahmu. Jangan berkata jelek tentang siapapun! Gunakan lidahmu dengan benar! Sehebat apapun engkau kalau tidak bisa mengekang lidahmu, semuanya akan percuma dan sia-sia. Kalau lidahmu tidak membangun orang lain, artinya engkau bukan murid Kristus! SPEAK BLESSINGS! Gosip is not from God! Bangsa Israel, umat pilihan dan kesayangan Tuhan, tapi kenapa Tuhan musnahkan mereka semua? Karena mereka bersungut-sungut, marah kepada Tuhan, dan itu dosa lidah. Engkau tidak akan bisa masuk dalam apapun yang Tuhan janjikan dalam gereja ini kalau engkau masih memiliki dosa lidah!

Amsal 18:21
21: Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.


Yang membuat kita berbeda dari yang lain itu ketika engkau sadar kalau Kristus ada di tengah-tengah kita. Biarkan Dia menguasai seluruh tubuhmu. Kalau engkau mengejek orang, artinya engkau tidak sadar kalau Kristus ada di dalam hidupmu. Kalau Kristus ada di dalam kita, pantaskah kita hidup tidak benar? Cara hidupmu akan menentukan apakah orang lain akan ikut denganmu atau tidak. Di Kisah Para Rasul, mereka disukai Allah dan disukai manusia.


- ALL BY HIS GRACE - TO GOD BE THE GLORY -
- HIS PRESENCE BE MANIFESTED IN ALL NATIONS -

Bobby Hartanto

I pray that the eyes of your heart may be enlightened, so that you will know what is the hope of His calling, what are the riches of the glory of His inheritance in the saints, (Ephesians 1:18)

0 komentar: