Ibadah Minggu IFGF Palembang, 8 Desember 2013

10:54:00 0 Comments

8 DESEMBER 2013
IFGF PALEMBANG

By: Ps. Pendy Sofian

Tahun depan memang bukan tahun yang mudah, tapi untuk setiap orang yang sungguh-sungguh mencari Tuhan, beribadah kepada Tuhan, Tuhan akan buat perbedaan dengan orang fasik atau orang yang tidak beribadah, yang tidak sungguh-sungguh..

Maksimal itu artinya menggunakan semua potensi yang ada dalam suatu benda atau hidup seseorang.. Misalnya di mobil, akan ada top speed yang 200km/jam, tapi mobil tersebut tidak akan bisa maksimal digunakan di Indonesia, karena jalan yang tidak mendukung, macet, dll, kecuali di luar negeri.. Ketika engkau beli mobil tersebut di sini, tidak akan maksimal, karena tidak bisa dijalankan dengan cepat..
Setiap kita ada potensi yang diberi Tuhan, namun banyak yang tidak memaksimalkan potensi tersebut, bahkan ada yang tidak tahu potensi apa yang Tuhan tempatkan dalam hidup kita..

Hagai 1:5-9
5: Oleh sebab itu, beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu!
6: Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum, tetapi tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas; dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang!
7: Beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu!
8: Jadi naiklah ke gunung, bawalah kayu dan bangunlah Rumah itu; maka Aku akan berkenan kepadanya dan akan menyatakan kemuliaan-Ku di situ, firman TUHAN.
9: Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya. Oleh karena apa? demikianlah firman TUHAN semesta alam. Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri.


Ada kondisi yang tidak enak di ayat tersebut, apapun yang mereka lakukan itu tidak pernah cukup memuaskan mereka, makan tidak kenyang, minum tidak puas, dll.. Di ayat 9 dikatakan kalau masing-masing dari mereka (bangsa Israel) menomorsekiankan untuk rumah Tuhan, mereka bekerja di rumah, di ladang mereka masing-masing, mereka lebih fokus pada hidup mereka sendiri dibandingkan dengan rumah Tuhan.. Alasannya bukan karena mereka tidak sanggup membangun rumah Tuhan.. Mereka mampu membawa kayu, naik ke gunung, mereka tidak kemiskinan, mereka bisa makan, mereka bisa melakukan banyak hal, namun mereka tidak menghiraukan rumah Tuhan..

Matius 25:24-30
24: Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam.
25: Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!
26: Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam?
27: Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya.
28: Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu.
29: Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.
30: Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."


Hamba ini sudah tahu kalau dia punya potensi untuk mengecewakan tuannya, karena itu dai hanya menyimpannya.. Namun hamba itu tidak melakukan apa-apa, bahkan melakukan yang lebih buruk dari kemungkinan yang terburuk, dia tida mau mengambil resiko dalam hidupnya, karena dia hanya mau main aman.. Dalam bidang investasi, menabung itu adalah pilihan investasi terburuk, karena suku bunga yang didapat tidak akan melebihi inflasi yang terjadi di tahun itu, apalagi hamba tersebut, dia hanya menyimpannya, itu pilihan yang sangat buruk, sekalipun dia tahu dia tidak bisa apa-apa, dia juga tidak mau bekerja.. Hamba yang mendapat 5 talenta itu mendapatkan resiko yang lebih besar dibandingkan yang lain, karena tidak mudah untuk menggandakan talenta yang sudah diberikan, dia tahu kalau dia mungkin akan mengalami kerugian, tapi akhirnya dia berani mengambil resiko dan berhasil dalam menggandakan talenta yang diberi..

Apa yang dialami bangsa Israel waktu itu adalah mereka lebih memikirkan kondisi pribadi mereka dibandingkan mengenai rumah Tuhan, yang penting "aku" dan "aku", yang penting bisa bekerja, bisa makan, tidak peduli rumah Tuhan bagaimana.. Sama seperti hamba yang mendapatkan 1 talenta ini, dia hanya mau main aman, yang penting dia selamat, yang penting dia tidak mengalami kerugian, yang penting uangnya masih utuh, dan hati yang seperti ini yang tidak akan membuat hidupmu maksimal.. Ketika engkau berpikir seperti itu, engkau tidak akan mengalami kemaksimalan dalam hidupmu.. Ketika hamba yang mendapatkan 5 talenta itu mengembalikan talenta tersebut, dia tidak minta jatahnya sama sekali, dia kembalikan semua talenta kepada tuannya.. Pada awalnya hamba itu tidak mendapatkan bagian.. Ketika dia berpikir untuk jatahnya sendiri, dia tidak akan bisa maksimal dalam hidupnya, namun dia berpikir bagaimana cara mengembalikan semuanya untuk tuannya, dan saat itulah engkau akan maksimal.. Selama engkau berpikir tentang dirimu sendiri, apa untungnya untuk dirimu sendiri, engkau tidak akan bisa maksimal..
Biar ada revolusi pola pikir yang baru dalam hidupmu saat ini..
Kenapa yang diberi itu kepada hamba yang menerima 5 talenta? Karena resiko antara yang memiliki 5 talenta dan 2 talenta itu berbeda, resikonya berbeda, bekerjanya berbeda.. Yang bermasalah itu ketika engkau berpikir untuk dirimu sendiri, bukan memikirkan apa yang terbaik untuk Tuhan, dan itu yang akan membuatmu tidak akan pernah maksimal dan stuck di posisimu saat itu..

Kalau engkau bekerja, selama engkau berpikir apa yang bisa perusahaan beri untuk hidupmu, di titik itu engkau tidak akan pernah bisa maksimal dalam pekerjaanmu.. Tanamkan bahwa apapun yang engkau lakukan untuk Tuhan, sekalipun perusahaanmu tidak membayarmu dengan gaji yang besar.. Semuanya harus dimulai dari dirimu, engkau tidak lagi memikirkan apa yang engkau dapat, engkau tidak memikirkan apa yang bisa diberikan untuk dirimu sendiri..

- ALL BY HIS GRACE - TO GOD BE THE GLORY -

Bobby Hartanto

I pray that the eyes of your heart may be enlightened, so that you will know what is the hope of His calling, what are the riches of the glory of His inheritance in the saints, (Ephesians 1:18)

0 komentar: