Sisi Manusia (4 Wajah) - Part 1

17:33:00 0 Comments



“Dan karena itulah kami tidak putus-putusnya mengucap syukur juga kepada Allah, sebab kamu telah menerima firman Allah yang kami beritakan itu, bukan sebagai perkataan manusia, tetapi--dan memang sungguh-sungguh demikian--sebagai firman Allah, yang bekerja juga di dalam kamu yang percaya.” (1 Tesalonika 2:13)
            Ada banyak orang mengatakan bahwa setiap kali mendengar firman, mereka tidak menerima apa-apa. Lalu dimana letak persoalannya? Satu di antaranya, oleh karena mereka tidak sungguh-sungguh menyadari bahwa yang mereka dengan itu adalah perkataan Allah, bukan perkataan manusia.
            Kuncinya ada pada kata “percaya”, kalau Anda percaya dengan apa yang Tuhan katakan, dan Anda yakin bahwa itu adalah firman Allah, dan Anda mau mempercayainya sebagai perkataan Tuhan. Maka firman Tuhan yang kita percayai itu, “akan bekerja di dalam kita.” Dan ini yang akan membuat perubahan hidup, karena kalau Allah bekerja itu berbeda dengan kalau manusia bekerja, manusia bekerja dari luar ke dalam, tetapi Allah bekerja dari dalam ke luar.
            Lalu apa yang Dia kerjakan? Dia memasukkan firman-Nya dalam kehidupan kita, maka orang yang mempercayai perkataan Tuhan itu dan menerima dalam hidupnya, firman Tuhan itu akan mulai bekerja di dalam kehidupannya lalu memancar keluar. Tahukah Anda, bahwa percaya itu mempunyai kekuatan yang luar biasa yang dapat mengubah segala-galanya, bahkan mengubah kenyataan yang ada di dalam hidup kita. Firman itu tidak dapat diubah oleh kenyataan, tetapi kenyataan dapat diubahkan seperti yang firman Tuhan katakan.
            Percayailah firman Tuhan itu, maka sesuatu yang ajaib akan Tuhan kerjakan di dalam hidup kita. Setiap kali kita menerima firman, nasihat Tuhan diberikan luar biasa, dan itu akan bisa mengubah pandangan dan pola hidup kita. Maka percayailah firman, semakin besar percaya kita akan semakin sederhana segala sesuatu dibuat-Nya. Semakin besar iman kita, akan semakin kecil aktivitas yang di luarnya tetapi semakin besar aktivitas yang di dalam kita. Maka percayailah firman, maka Anda akan melihat bagaimana kemuliaan Tuhan dinyatakan luar biasa dalam kehidupan kita.
“Pada tahun ketiga puluh, dalam bulan yang keempat, pada tanggal lima bulan itu, ketika aku bersama-sama dengan para buangan berada di tepi sungai Kebar, terbukalah langit dan aku melihat penglihatan-penglihatan tentang Allah. Pada tanggal lima bulan itu, yaitu tahun kelima sesudah raja Yoyakhin dibuang, datanglah firman TUHAN kepada imam Yehezkiel, anak Busi, di negeri orang Kasdim di tepi sungai Kebar, dan di sana kekuasaan TUHAN meliputi dia. Lalu aku melihat, sungguh, angin badai bertiup dari utara, dan membawa segumpal awan yang besar dengan api yang berkilat-kilat dan awan itu dikelilingi oleh sinar; di dalam, di tengah-tengah api itu kelihatan seperti suasa mengkilat. Dan di tengah-tengah itu juga ada yang menyerupai empat makhluk hidup dan beginilah kelihatannya mereka: mereka menyerupai manusia, tetapi masing-masing mempunyai empat muka dan pada masing-masing ada pula empat sayap. Kaki mereka adalah lurus dan telapak kaki mereka seperti kuku anak lembu; kaki-kaki ini mengkilap seperti tembaga yang baru digosok. Pada keempat sisi mereka di bawah sayap-sayapnya tampak tangan manusia. Mengenai muka dan sayap mereka berempat adalah begini: mereka saling menyentuh dengan sayapnya; mereka tidak berbalik kalau berjalan, masing-masing berjalan lurus ke depan. Muka mereka kelihatan begini: Keempatnya mempunyai muka manusia di depan, muka singa di sebelah kanan, muka lembu di sebelah kiri, dan muka rajawali di belakang. Sayap-sayap mereka dikembangkan ke atas; mereka saling menyentuh dengan sepasang sayapnya dan sepasang sayap yang lain menutupi badan mereka. Masing-masing berjalan lurus ke depan; ke arah mana roh itu hendak pergi, ke sanalah mereka pergi, mereka tidak berbalik kalau berjalan. Di tengah makhluk-makhluk hidup itu kelihatan seperti bara api yang menyala, seperti suluh, yang bergerak kian ke mari di antara makhluk-makhluk hidup itu, dan api itu bersinar sedang dari api itu kilat sabung-menyabung. Makhluk-makhluk hidup itu terbang ke sana ke mari seperti kilat. Aku melihat, sungguh, di atas tanah di samping masing-masing dari keempat makhluk-makhluk hidup itu ada sebuah roda. Rupa roda-roda itu seperti kilauan permata pirus dan keempatnya adalah serupa; buatannya seolah-olah roda yang satu di tengah-tengah yang lain. Kalau mereka berjalan mereka dapat menuju keempat jurusan; mereka tidak berbalik kalau berjalan. Mereka mempunyai lingkar dan aku melihat, bahwa sekeliling lingkar yang empat itu penuh dengan mata. Kalau makhluk-makhluk hidup itu berjalan, roda-roda itu juga berjalan di samping mereka; dan kalau makhluk-makhluk hidup itu terangkat dari atas tanah, roda-roda itu turut terangkat. Ke arah mana roh itu hendak pergi, ke sanalah mereka pergi, dan roda-rodanya sama-sama terangkat dengan mereka, sebab roh makhluk-makhluk hidup itu berada di dalam roda-rodanya. (Yehezkiel 1:1-20)

            Alkitab mengatakan bahwa ada makhluk aneh yang surgawi, makhluk ini muncul lagi di kitab Wahyu. Ini sebenarnya merupakan gambaran dari ‘kepribadian’ Tuhan Yesus yang utuh, tetapi juga gambaran dari ‘kepribadian’ gereja-Nya atau ‘kepribadian’ orang percaya seutuhnya. Sebenarnya di dalam setiap orang Kristen itu punya satu bagian ‘kepribadian’ yang lebih kuat dari pada ke tiga bagian yang lainnya. Kita melihat, wujud pertama dari makhluk sorgawi itu adalah muka manusia, di sebelah belakangnya rajawali, di sebelah kanannya singa, dan di sebelah kirinya lembu.
            Sebenarnya keempat wajah ini mencerminkan ‘karakter’ yang utuh dari kepribadian Yesus, tetapi juga karakter seutuhnya dari kepribadian kita sebagai orang percaya. Seharusnya di dalam hidup setiap kita itu memiliki keempat karakter itu secara lengkap, tetapi kenyataannya, dalam setiap hamba Tuhan dan orang percaya itu hanya memiliki bagian-bagian karakter tertentu yang kuat dalam hidupnya. Tetapi itu tidak berarti kalau orang memiliki satu sisi karakter saja yang kuat dalam hidupnya, lalu tidak punya yang lain, karena harus ada keempatnya. Jadi masing-masing kita punya bagian jatah yang kuat di bagian yang mana? Tetapi bagian-bagian yang lain nanti juga akan muncul pada saat dibutuhkan, sesuai dengan yang Roh Kudus kehendaki untuk dilakukan.
            Saya mau sampaikan sisi yang pertama dulu, yaitu sisi muka manusia, dan saya hanya mau mengingatkan Anda, sadarkah Anda bahwa kita ini manusia? Ini penting untuk saya tanyakan karena ada banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya adalah manusia. Bahkan beberapa banyak orang Kristen yang tidak dapat mengampuni dirinya sendiri, karena mereka merasa hanya manusia biasa, bukan superman atau manusia super. Jadi kalau muncul sifat kemanusiaannya dengan segudang kelemahannya, lalu mereka kecewa dengan diri sendiri, sampai tidak bisa mengampuni. Itulah bahayanya kalau orang melupakan bahwa dirinya hanyalah manusia biasa, padahal Alkitab saja mengatakan bahwa Elia adalah manusia biasa sama seperti kita.
            Apa sebabnya orang dapat berpikir seperti itu? Salah satu sebabnya adalah karena kesalahan dari para pendeta seperti saya ini juga, mereka kalau berkhotbah seringkali hanya menyampaikan bagian-bagian yang dahsyat dan luar biasa saja dari apa yang Tuhan pernah kerjakan: Seperti halnya kesembuhan ilahi, mujizat, tanda heran dan segala yang supranatural, sehingga lama-lama jemaat dapat menarik kesimpulan bahwa “kekristenan” itu harusnya juga demikian: Seperti pendeta siapa, penginjil siapa, nabi ini, rasul itu, sebab mereka kalau bicara selalu melayang-layang tinggi di atas terus, tanpa sadar itu ditangkap oleh jemaat sebagai sesuatu yang harus juga mereka miliki. Padahal itu sebenarnya adalah sisi ‘rajawali’ dari kehidupan mereka. Tetapi kalau kita perhatikan, yang muncul pertama itu sebenarnya adalah sisi ‘muka manusia’, yaitu Anda dan saya yang naturalnya adalah manusia biasa.
            Oleh karena itu, haruslah sering-sering mendarat kalau berkhotbah, karena banyak orang itu inginnya terus mau hidup bagaikan rajawali yang terbang tinggi, sehingga kita sering melupakan kalau kita ini manusia. Itulah sebabnya sebagai orang kristen kadang-kadang kita nampaknya seperti berpenampilan aneh, tetapi tiba-tiba ketika terjadi sesuatu dalam hidupnya, maka ia tidak dapat mengatasinya dan menjadi frustasi.
            Jadi kalau kita mendengar banyak kesksian yang membangun, itu memang baik dan perlu demikian. Tetapi jangan lupa, oleh karena keterbatasan waktu yang diberikan membuat kesaksian yang disampaikan tidak dapat mencakup kehidupan kesehariannya. Sehingga yang kita dengar hanyalah hal yang supranatural saja. Dan itu menyebabkan orang berpikir bahwa kehidupan yang natural itu tidak rohani, kita maunya hanya bagaikan rajawali yang melayang-layang terus. Itulah sebenarnya yang membuat kita menjadi seperti orang yang aneh.
Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. (II Korintus 4:7)
            Apa yang rasul Paulus katakan? Dengan jelas dia berkata, bahwa bejana tubuh kita ini terbentuk dari tanah liat, dalam bahasa aslinya kata “bejana tanah liat” itu artinya “bejana kecil yang mudah remuk dan murahan.” Itulah keadaan manusia kita ini, baik itu disadari maupun tidak, kita ini memiliki begitu banyak kelemahan. Coba bayangkan kalau tubuh ini terus dipaksa bekerja keras, tidak akan tahan dan bisa sakit, kalau otak ini dipakai untuk terus berpikir berat, akan bisa stress, kalau batin kita dibiarkan tertekan terus karena adanya masalah, akan bisa depresi. Lihat betapa rapuhnya “manusia” kita ini dan gampang sekali menjadi putus asa, tertekan, stress depresi, dan akhirnya memberontak kepada Allah. Tetapi itu memang kenyataannya, nanti kita lihat solusinya. Oleh karena itu orang percaya tidak boleh terus-menerus hanya tinggal pada sisi kemanusiaannya, sebab kita ini bukan manusia duniawi, dan bahwa di dalam kehidupan kita ini sebenarnya terdapat 4 wajah yang berlainan dan saling melengkapi.
           Sekalipun demikian, kita juga tetap harus menyadari bahwa di dalam kita itu ada sisi kemanusiaannya, dan bahwa kita ini memang manusia. Sebab kalau kita tidak menyadari bahwa kita ini manusia, itu akan membuat kita menjadi orang Kristen yang agak ngambang jalannya, tidak bisa mendarat kalau diajak bicara. Sedangkan Paulus berkata bahwa kita ini hanyalah sebuah bejana kecil yang murahan dan sangat rapuh, jadi sebenarnya kita ini tidak terlalu berharga, namun itulah kita. Tetapi hebatnya adalah Tuhan rela mati buat kita, dan menebus kita, bahkan ingin memakai kita.

FROM:
4 Wajah - Pdt. Petrus Agung Purnomo

Bobby Hartanto

I pray that the eyes of your heart may be enlightened, so that you will know what is the hope of His calling, what are the riches of the glory of His inheritance in the saints, (Ephesians 1:18)

0 komentar: