Sisi Manusia (4 Wajah) - Part 1
“Dan karena itulah kami tidak putus-putusnya mengucap syukur juga
kepada Allah, sebab kamu telah menerima firman Allah yang kami beritakan itu,
bukan sebagai perkataan manusia, tetapi--dan memang sungguh-sungguh
demikian--sebagai firman Allah, yang
bekerja juga di dalam kamu yang percaya.” (1 Tesalonika 2:13)
Ada banyak orang mengatakan bahwa
setiap kali mendengar firman, mereka tidak menerima apa-apa. Lalu dimana letak
persoalannya? Satu di antaranya, oleh karena mereka tidak sungguh-sungguh
menyadari bahwa yang mereka dengan itu adalah perkataan Allah, bukan perkataan
manusia.
Kuncinya ada pada kata “percaya”,
kalau Anda percaya dengan apa yang Tuhan katakan, dan Anda yakin bahwa itu
adalah firman Allah, dan Anda mau mempercayainya sebagai perkataan Tuhan. Maka
firman Tuhan yang kita percayai itu, “akan bekerja di dalam kita.” Dan ini yang
akan membuat perubahan hidup, karena kalau Allah bekerja itu berbeda dengan
kalau manusia bekerja, manusia bekerja dari luar ke dalam, tetapi Allah bekerja
dari dalam ke luar.
Lalu apa yang Dia kerjakan? Dia
memasukkan firman-Nya dalam kehidupan kita, maka orang yang mempercayai
perkataan Tuhan itu dan menerima dalam hidupnya, firman Tuhan itu akan mulai
bekerja di dalam kehidupannya lalu memancar keluar. Tahukah Anda, bahwa percaya
itu mempunyai kekuatan yang luar biasa yang dapat mengubah segala-galanya,
bahkan mengubah kenyataan yang ada di dalam hidup kita. Firman itu tidak dapat
diubah oleh kenyataan, tetapi kenyataan dapat diubahkan seperti yang firman
Tuhan katakan.
Percayailah firman Tuhan itu, maka
sesuatu yang ajaib akan Tuhan kerjakan di dalam hidup kita. Setiap kali kita
menerima firman, nasihat Tuhan diberikan luar biasa, dan itu akan bisa mengubah
pandangan dan pola hidup kita. Maka percayailah firman, semakin besar percaya
kita akan semakin sederhana segala sesuatu dibuat-Nya. Semakin besar iman kita,
akan semakin kecil aktivitas yang di luarnya tetapi semakin besar aktivitas
yang di dalam kita. Maka percayailah firman, maka Anda akan melihat bagaimana
kemuliaan Tuhan dinyatakan luar biasa dalam kehidupan kita.
“Pada tahun ketiga puluh, dalam bulan
yang keempat, pada tanggal lima bulan itu, ketika aku bersama-sama dengan para
buangan berada di tepi sungai Kebar, terbukalah langit dan aku melihat
penglihatan-penglihatan tentang Allah. Pada tanggal lima bulan itu, yaitu tahun
kelima sesudah raja Yoyakhin dibuang, datanglah firman TUHAN kepada imam
Yehezkiel, anak Busi, di negeri orang Kasdim di tepi sungai Kebar, dan di sana
kekuasaan TUHAN meliputi dia. Lalu aku melihat, sungguh, angin badai bertiup
dari utara, dan membawa segumpal awan yang besar dengan api yang berkilat-kilat
dan awan itu dikelilingi oleh sinar; di dalam, di tengah-tengah api itu
kelihatan seperti suasa mengkilat. Dan di tengah-tengah itu juga ada yang
menyerupai empat makhluk hidup dan
beginilah kelihatannya mereka: mereka menyerupai manusia, tetapi masing-masing
mempunyai empat muka dan pada masing-masing ada pula empat sayap. Kaki mereka
adalah lurus dan telapak kaki mereka seperti kuku anak lembu; kaki-kaki ini
mengkilap seperti tembaga yang baru digosok. Pada keempat sisi mereka di bawah
sayap-sayapnya tampak tangan manusia. Mengenai muka dan sayap mereka berempat
adalah begini: mereka saling menyentuh dengan sayapnya; mereka tidak berbalik
kalau berjalan, masing-masing berjalan lurus ke depan. Muka mereka kelihatan
begini: Keempatnya mempunyai muka
manusia di depan, muka singa di sebelah kanan, muka lembu di sebelah kiri, dan
muka rajawali di belakang. Sayap-sayap mereka dikembangkan ke atas; mereka
saling menyentuh dengan sepasang sayapnya dan sepasang sayap yang lain menutupi
badan mereka. Masing-masing berjalan lurus ke depan; ke arah mana roh itu
hendak pergi, ke sanalah mereka pergi, mereka tidak berbalik kalau berjalan. Di
tengah makhluk-makhluk hidup itu kelihatan seperti bara api yang menyala,
seperti suluh, yang bergerak kian ke mari di antara makhluk-makhluk hidup itu,
dan api itu bersinar sedang dari api itu kilat sabung-menyabung.
Makhluk-makhluk hidup itu terbang ke sana ke mari seperti kilat. Aku melihat,
sungguh, di atas tanah di samping masing-masing dari keempat makhluk-makhluk
hidup itu ada sebuah roda. Rupa roda-roda itu seperti kilauan permata pirus dan
keempatnya adalah serupa; buatannya seolah-olah roda yang satu di tengah-tengah
yang lain. Kalau mereka berjalan mereka dapat menuju keempat jurusan; mereka
tidak berbalik kalau berjalan. Mereka mempunyai lingkar dan aku melihat, bahwa
sekeliling lingkar yang empat itu penuh dengan mata. Kalau makhluk-makhluk
hidup itu berjalan, roda-roda itu juga berjalan di samping mereka; dan kalau
makhluk-makhluk hidup itu terangkat dari atas tanah, roda-roda itu turut
terangkat. Ke arah mana roh itu hendak pergi, ke sanalah mereka pergi, dan
roda-rodanya sama-sama terangkat dengan mereka, sebab roh makhluk-makhluk hidup
itu berada di dalam roda-rodanya. (Yehezkiel 1:1-20)
Alkitab mengatakan bahwa ada makhluk aneh yang surgawi, makhluk ini muncul lagi di kitab Wahyu. Ini sebenarnya merupakan gambaran dari ‘kepribadian’ Tuhan Yesus yang utuh, tetapi juga gambaran dari ‘kepribadian’ gereja-Nya atau ‘kepribadian’ orang percaya seutuhnya. Sebenarnya di dalam setiap orang Kristen itu punya satu bagian ‘kepribadian’ yang lebih kuat dari pada ke tiga bagian yang lainnya. Kita melihat, wujud pertama dari makhluk sorgawi itu adalah muka manusia, di sebelah belakangnya rajawali, di sebelah kanannya singa, dan di sebelah kirinya lembu.
Sebenarnya keempat wajah ini
mencerminkan ‘karakter’ yang utuh dari kepribadian Yesus, tetapi juga karakter
seutuhnya dari kepribadian kita sebagai orang percaya. Seharusnya di dalam
hidup setiap kita itu memiliki keempat karakter itu secara lengkap, tetapi
kenyataannya, dalam setiap hamba Tuhan dan orang percaya itu hanya memiliki
bagian-bagian karakter tertentu yang kuat dalam hidupnya. Tetapi itu tidak
berarti kalau orang memiliki satu sisi karakter saja yang kuat dalam hidupnya,
lalu tidak punya yang lain, karena harus ada keempatnya. Jadi masing-masing
kita punya bagian jatah yang kuat di bagian yang mana? Tetapi bagian-bagian
yang lain nanti juga akan muncul pada saat dibutuhkan, sesuai dengan yang Roh
Kudus kehendaki untuk dilakukan.
Saya mau sampaikan sisi yang pertama
dulu, yaitu sisi muka manusia, dan saya hanya mau mengingatkan Anda, sadarkah
Anda bahwa kita ini manusia? Ini penting untuk saya tanyakan karena ada banyak
orang yang tidak menyadari bahwa dirinya adalah manusia. Bahkan beberapa banyak
orang Kristen yang tidak dapat mengampuni dirinya sendiri, karena mereka merasa
hanya manusia biasa, bukan superman atau manusia super. Jadi kalau muncul sifat
kemanusiaannya dengan segudang kelemahannya, lalu mereka kecewa dengan diri
sendiri, sampai tidak bisa mengampuni. Itulah bahayanya kalau orang melupakan
bahwa dirinya hanyalah manusia biasa, padahal Alkitab saja mengatakan bahwa
Elia adalah manusia biasa sama seperti kita.
Apa sebabnya orang dapat berpikir
seperti itu? Salah satu sebabnya adalah karena kesalahan dari para pendeta
seperti saya ini juga, mereka kalau berkhotbah seringkali hanya menyampaikan
bagian-bagian yang dahsyat dan luar biasa saja dari apa yang Tuhan pernah
kerjakan: Seperti halnya kesembuhan ilahi, mujizat, tanda heran dan segala yang
supranatural, sehingga lama-lama jemaat dapat menarik kesimpulan bahwa
“kekristenan” itu harusnya juga demikian: Seperti pendeta siapa, penginjil
siapa, nabi ini, rasul itu, sebab mereka kalau bicara selalu melayang-layang
tinggi di atas terus, tanpa sadar itu ditangkap oleh jemaat sebagai sesuatu
yang harus juga mereka miliki. Padahal itu sebenarnya adalah sisi ‘rajawali’
dari kehidupan mereka. Tetapi kalau kita perhatikan, yang muncul pertama itu
sebenarnya adalah sisi ‘muka manusia’, yaitu Anda dan saya yang naturalnya
adalah manusia biasa.
Oleh karena itu, haruslah
sering-sering mendarat kalau berkhotbah, karena banyak orang itu inginnya terus
mau hidup bagaikan rajawali yang terbang tinggi, sehingga kita sering melupakan
kalau kita ini manusia. Itulah sebabnya sebagai orang kristen kadang-kadang
kita nampaknya seperti berpenampilan aneh, tetapi tiba-tiba ketika terjadi
sesuatu dalam hidupnya, maka ia tidak dapat mengatasinya dan menjadi frustasi.
Jadi kalau kita mendengar banyak
kesksian yang membangun, itu memang baik dan perlu demikian. Tetapi jangan
lupa, oleh karena keterbatasan waktu yang diberikan membuat kesaksian yang
disampaikan tidak dapat mencakup kehidupan kesehariannya. Sehingga yang kita
dengar hanyalah hal yang supranatural saja. Dan itu menyebabkan orang berpikir
bahwa kehidupan yang natural itu tidak rohani, kita maunya hanya bagaikan
rajawali yang melayang-layang terus. Itulah sebenarnya yang membuat kita
menjadi seperti orang yang aneh.
Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata,
bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri
kami. (II Korintus 4:7)
Apa yang rasul Paulus katakan?
Dengan jelas dia berkata, bahwa bejana tubuh kita ini terbentuk dari tanah
liat, dalam bahasa aslinya kata “bejana tanah liat” itu artinya “bejana kecil
yang mudah remuk dan murahan.” Itulah keadaan manusia kita ini, baik itu
disadari maupun tidak, kita ini memiliki begitu banyak kelemahan. Coba
bayangkan kalau tubuh ini terus dipaksa bekerja keras, tidak akan tahan dan
bisa sakit, kalau otak ini dipakai untuk terus berpikir berat, akan bisa
stress, kalau batin kita dibiarkan tertekan terus karena adanya masalah, akan
bisa depresi. Lihat betapa rapuhnya “manusia” kita ini dan gampang sekali
menjadi putus asa, tertekan, stress depresi, dan akhirnya memberontak kepada
Allah. Tetapi itu memang kenyataannya, nanti kita lihat solusinya. Oleh karena
itu orang percaya tidak boleh terus-menerus hanya tinggal pada sisi
kemanusiaannya, sebab kita ini bukan manusia duniawi, dan bahwa di dalam
kehidupan kita ini sebenarnya terdapat 4 wajah yang berlainan dan saling
melengkapi.
Sekalipun demikian, kita juga tetap
harus menyadari bahwa di dalam kita itu ada sisi kemanusiaannya, dan bahwa kita
ini memang manusia. Sebab kalau kita tidak menyadari bahwa kita ini manusia,
itu akan membuat kita menjadi orang Kristen yang agak ngambang jalannya, tidak
bisa mendarat kalau diajak bicara. Sedangkan Paulus berkata bahwa kita ini
hanyalah sebuah bejana kecil yang murahan dan sangat rapuh, jadi sebenarnya
kita ini tidak terlalu berharga, namun itulah kita. Tetapi hebatnya adalah
Tuhan rela mati buat kita, dan menebus kita, bahkan ingin memakai kita.
FROM:
4 Wajah - Pdt. Petrus Agung Purnomo
4 Wajah - Pdt. Petrus Agung Purnomo
0 komentar: