Ringkasan Khotbah Ibadah 2 - GBI MPI (15 April 2012)

12:38:00 0 Comments

From Zero To Hero
Ibadah 2 di GBI MPI
15 April 2012

Seringkali orang berdoa kepada Tuhan, meminta sesuatu kepada Tuhan, tapi kita membayangkan orang lain, dalam kata lain menaruh pengharapan pada ORANG LAIN, bukan kepada Tuhan..

Hakim-Hakim 11:1-3
1: Adapun Yefta, orang Gilead itu, adalah seorang pahlawan yang gagah perkasa, tetapi ia anak seorang perempuan sundal; ayah Yefta ialah Gilead.
2: Juga isteri Gilead melahirkan anak-anak lelaki baginya. Setelah besar anak-anak isterinya ini, maka mereka mengusir Yefta, katanya kepadanya: "Engkau tidak mendapat milik pusaka dalam keluarga kami, sebab engkau anak dari perempuan lain."
3: Maka larilah Yefta dari saudara-saudaranya itu dan diam di tanah Tob; di sana berkumpullah kepadanya petualang-petualang yang pergi merampok bersama-sama dengan dia.

Gilead punya selingkuhan, dan memberi anak bernama Yefta.. Yefta ditolak oleh anak-anak Gilead yang lain..
Orang yang punya luka hati kalau ndak diselesaikan, akan punya kecenderungan melukai orang lain..

Yefta sebenarnya punya luka hati, lalu dia ke tanah Tob, namun pada akhirnya nasibnya berubah dan diubah oleh Tuhan..

Apa yang membuat hidupnya berubah?

1. Yefta mengambil keputusan untuk memiliki hidup yang baru

Hakim-Hakim 11:4-8
4: Beberapa waktu kemudian bani Amon berperang melawan orang Israel.
5: Dan ketika bani Amon itu berperang melawan orang Israel, pergilah para tua-tua Gilead menjemput Yefta dari tanah Tob.
6: Kata mereka kepada Yefta: "Mari, jadilah panglima kami dan biarlah kita berperang melawan bani Amon."
7: Tetapi kata Yefta kepada para tua-tua Gilead itu: "Bukankah kamu sendiri membenci aku dan mengusir aku dari keluargaku? Mengapa kamu datang sekarang kepadaku, pada waktu kamu terdesak?"
8: Kemudian berkatalah para tua-tua Gilead kepada Yefta: "Memang, kami datang kembali sekarang kepadamu, ikutilah kami dan berperanglah melawan bani Amon, maka engkau akan menjadi kepala atas kami, atas seluruh penduduk Gilead."


Ada 1 kunci yang buat Yefta mau kembali, yaitu keputusan untuk mengampuni.. Tanpa keputusan itu, Yefta tidak mungkin mau kembali bertemu pada anak2 Gilead yg lain yang sebenarnya sudah menyakitkan hati Yefta..
Pengampunan itu bukan menunggu perasaan (tunggu adem, tunggu.....), tapi itu keputusan..


2. Karena Yefta menghampiri Tuhan

Hakim-Hakim 11:11
11: Maka Yefta ikut dengan para tua-tua Gilead, lalu bangsa itu mengangkat dia menjadi kepala dan panglima mereka. Tetapi Yefta membawa seluruh perkaranya itu ke hadapan TUHAN, di Mizpa.

Hakim-Hakim 11:30-31
30 Lalu bernazarlah Yefta kepada TUHAN, katanya: "Jika Engkau sungguh-sungguh menyerahkan bani Amon itu ke dalam tanganku,
31 maka apa yang keluar dari pintu rumahku untuk menemui aku, pada waktu aku kembali dengan selamat dari bani Amon, itu akan menjadi kepunyaan TUHAN, dan aku akan mempersembahkannya sebagai korban bakaran."


Ketika Yefta sudah mengambil keputusan untuk mengampuni dan menyetujui permintaan anak2 Gilead yang lain, Yefta membawa seluruh perkaranya ke Tuhan..

Mengapa orang berdoa?
1. Karena kebiasaan / turun-temurun
2. Karena ada masalah
3. Karena kebutuhan

Jangan jadi orang kristen coca-cola..


3. Yefta menjalani pergumulannya dengan tekun

Hakim-Hakim 11:32-33
32 Kemudian Yefta berjalan terus untuk berperang melawan bani Amon, dan TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tangannya.
33 Ia menimbulkan kekalahan yang amat besar di antara mereka, mulai dari Aroër sampai dekat Minit -- dua puluh kota banyaknya -- dan sampai ke Abel-Keramim, sehingga bani Amon itu ditundukkan di depan orang Israel.


20 kota itu tidak sedikit, dan belum tentu Yefta menyelesaikan 1 kota dalam 1 hari, bisa lebih.. Namun ia tetap setia dan tekun..

Orang yang berhasil adalah orang yang pantang menyerah..

Einstein
2% kesuksesan = inspirasi
98% kerja keras dan ketekunan

Jangan berhenti di tengah jalan..

Bobby Hartanto

I pray that the eyes of your heart may be enlightened, so that you will know what is the hope of His calling, what are the riches of the glory of His inheritance in the saints, (Ephesians 1:18)

0 komentar: