Semua Karena Cinta
Ev. Nany SusantyTaruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN! (Kidung Agung 8:6)
Tuhan Yesus mau kita mengasihi Dia bukan sekedar di mulut saja, ayat ini mengatakan biarlah Tuhan itu ditaruh seperti materai pada hati kita.
Materai itu gunanya adalah untuk mengesahkan suatu perjanjian. Saya adalah seorang notaris, hidup saya setiap hari selalu berhubungan dengan materai. Materai itu adalah suatu alat yang disahkan negara, untuk mengesahkan suatu perjanjian, tanpa materai suatu perjanjian dinyatakan tidak sah.
Dikatakan di sini, taruhlah aku seperti materai pada hatimu. Inilah cinta, dan cinta itu digambarkan seperti materai. Ini bukan berarti seperti cinta antara sesama. Kita belajar bagaimana mengasihi Tuhan.
Cinta kepada Tuhan sangat penting. Jikalau mengalami dalamnya cinta, akan merelakan segala sesuatu yang Tuhan minta, apa pun itu akan kita berikan.
Mungkin Anda pernah jatuh cinta, tetapi cinta yang seperti ini, yang kita pelajari, bukan cinta sembarang cinta. Ini adalah cinta yang sungguh-sungguh Tuhan kehendaki ada di dalam hidup kita dengan Dia.
Dikatakan cinta itu seperti materai yang melekat di hatimu. Kalau kita mempunyai lem yang benar-benar bagus, begitu melekat, sekalipun diberi air, kalau dibuka pasti robek. Ini menandakan melekatnya itu sedemikian sehingga tidak pernah dapat dilepaskan lagi.
Pada suatu hari ada orang yang mau membuat surat perjanjian, tetapi kemudian gagal. Saya merasa sayang kalau materainya dibuang. Waktu itu harganya Rp 6.000,- sehelai, padahal sekali perjanjian memerlukan sekitar 4-6 materai. Lalu saya berkata kepada karyawan saya supaya materai itu coba diberi air dan dibiarkan sebentar kemudian dikelupas. Teryata sesudah direndam dan dibuka, kemudian diberikan kepada saya, dia berkata "Bu, ini jadinya pudar begini."
Materai itu menjadi pudar, sudah tidak seperti aslinya, maka saya berkata: "Sudahlah, lebih baik dibuang." Karena saya kuatir, apabila materainya cacat, dapat membuat perjanjian itu batal.
Kita tahu, materai itu adalah hal yang mengesahkan. Jadi kalau sampai cacat, akibatnya perjanjian dapat batal dan kalau batal yang dituntut bukan kedua pihak yang berjanji saja, notarisnya juga ikut dituntut.
Jadi, saya rasa menghemat beberapa puluh ribu rupiah tidak sebanding dengan tuntutan yang mungkin saya terima, karena notaris itu sekali dituntut minimal 5 juta rupiah. Saya tidak mau mengambil resiko itu, jadi lebih baik materai beberapa puluh ribu rupiah itu dibuang saja. Lebih baik memakai materai yang masih baru, yang juga benar-benar melekat.
Kita belajar tentang bagaimana kita memiliki cinta yang sesungguhnya kepada Tuhan dan mengembangkan percintaan kita dengan Tuhan. Perkara ini perlu benar-benar dalam hidup kita beriman, karena ini adalah dasar dari semua hal kristiani. Kalau anda mengatakan: "Aku cinta Engkau, aku mengasihi Engkau, ya, Tuhan," tetapi sekedar muncul di otak dan keluar di mulut, maka dalam menghadapi apa-apa akan hanyut dan akan menjauh dari Tuhan. Gambarannya seperti materai yang tidak melekat dengan baik sehingga mudah lepas.
Dikatakan di ayat ini: "Taruhlah cinta itu seperti materai pada hatimu." Hati yang sudah dilekatkan dengan cinta, apa pun yang masuk ke dalam hati sudah didasari dengan cinta. Kemudian dikatakan: "Seperti materai pada lenganmu." Lengan menggambarkan kekuatan. Kalau kekuatan kita sudah didasari dan dilekatkan dengan cinta kepada Tuhan, maka apa pun yang kita lakukan akan selalu didasari dengan cinta. Kita tidak akan mau lagi melakukan segala sesuatu seenak kita sendiri, inilah yang harus ada dalam hidup kita.
Selanjutnya dikatakan: "Cinta itu kuat seperti maut, kegairahannya gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api Tuhan." Kita membaca dalam Alkitab, bagaimana cinta itu kuat seperti maut.
From: Buku "Semua Karena Cinta" hal 5-7
Halo Bob
ReplyDeletehalo juga koh.. hehehe :D
ReplyDelete